Khamis, 14 Mac 2019

2:195 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 195.

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٩٥)

Aslam Abu Imran At Tujaibiy berkata, "Ketika kami berada di kota Romawi (Konstantinopel), penduduk Romawi mengerahkan pasukan besar untuk melawan kami, lalu kaum muslim yang jumlahnya sama besar dengan mereka atau lebih keluar untuk menghadapi mereka.

Pasukan muslim dari Mesir diketuai oleh Uqbah ibnu 'Amir, sedangkan pasukan yang lain diketuai Fudhalah bin 'Abiid. Dalam riwayat lain disebutkan bahawa pasukan dari negeri Syam diketuai oleh seorang lelaki kepercayaan Yazid ibnu Fudalah ibnu Ubaid.

Kemudian ada seorang dari kaum muslim yang masuk (maju sendirian merempuh) ke barisan musuh (hingga dapat menembusinya dan memorak-porandakannya lalu kembali semula ke barisan muslim). Maka ada yang memekik dan berkata, "Subhaanallah! Dia menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan."

Maka Abu Ayyub berkata, "Wahai manusia! Sesungguhnya kamu mena'wil ayat ini dengan ta'wil tersebut, padahal ayat tersebut turun mengenai kami kaum Ansar ketika Allah telah memenangkan Islam dan memperbanyakkan pembelanya.

Lalu sebahagian kami berkata kepada yang lain secara bisik-bisik tanpa memperhatikan Rasulullah s.a.w., "Sesungguhnya harta kita telah habis, dan Allah telah menguatkan Islam serta memperbanyakkan pembelanya, apa tidak sebaiknya kita menguruskan harta kita dan memperbaiki yang habis daripadanya."

Di dalam riwayat lain Abu Ayyub berkata, "Kami lebih mengetahui tentang ayat ini, sesungguhnya ia diturunkan berkenaan dengan kami. Kami selalu menemani Rasulullah s.a.w. dan kami ikut bersamanya dalam semua peperangan, dan kami bantu Beliau dengan segala kemampuan kami.

Setelah Islam menyebar dan menang, maka kami orang-orang Ansar berkumpul semula. Lalu kami mengatakan, "Allah telah memuliakan kita kerana kita menjadi sahabat Nabi s.a.w. dan menolongnya hingga Islam tersebar dan para pemeluknya menjadi golongan majoriti.

Kita lebih mementingkan Nabi s.a.w. daripada keluarga, harta benda, dan anak-anak kita." Setelah perang tiada lagi, kami kembali kepada keluarga dan anak-anak kami serta kami tinggal bersama mereka."

Di dalam riwayat lain lagi Abu Ayyub berkata, "Hai manusia, sesungguhnya kalian benar-benar menakwilkan ayat ini bukan dengan takwil yang semestinya. Sesungguhnya ayat ini hanya diturunkan berkenaan dengan kami, orang-orang Ansar.

Sesungguhnya kami setelah Allah memenangkan agamaNya dan banyak yang menyokongnya, maka kami berkata di antara sesama kami, "Sekiranya kita kembali kepada harta benda kita untuk memperbaikinya."

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya, "Dan berinfaklah kalian jalan Allah, dan janganlah kalian jatuhkan dengan tangan kalian kepada kebinasaan." (Al Baqarah 2:195).

Maka kebinasaan itu terjadi apabila kami bermukim (hanya sibuk) menguruskan keluarga dan harta benda. Sedangkan jihad kami tinggalkan." Maka Abu Ayyub sentiasa tampil di jalan Allah sehingga Beliau wafat di Romawi."

Orang-orang Ansar biasa menyedekahkan dan menginfakkan sebahagian dari harta mereka. Pada suatu ketika kemarau (krisis / kebuluran) menimpa mereka. Kerana itu mereka tidak lagi membelanjakan hartanya di jalan Allah.
Dahulukala ada seorang lelaki yang melakukan suatu dosa, kemudian dia berkata, "Allah tidak akan mengampuniku."

Ada suatu kaum yang sedang berjuang di jalan Allah, dan seseorang dari mereka membawa bekal yang paling banyak di antara teman-temannya. Lalu dia menginfakkan perbekalannya itu kepada orang yang kekurangan, hingga tiada sesuatu pun yang tersisa dari bekalnya untuk menyantuni teman-temannya yang memerlukan pertolongan.

Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"195. Dan berinfaklah kalian jalan Allah,"

Ayat ini turun berkenaan dengan masalah memberi nafkah. Belanjakanlah harta benda kalian di jalan Allah, iaitu untuk membela agama Allah dan berjihad di jalanNya. Jihad fii sabilillah tidak dapat tegak tanpa adanya infak. Infak merupakan ruhnya, dan ketiadaannya dapat menghilangkan jihad dan menjadikan musuh lebih kuat.

Termasuk "jalan Allah" lainnya adalah jalan-jalan kebaikan lainnya seperti bersedekah kepada orang yang kalian tanggung, kerabat dan orang-orang miskin.

"dan janganlah kalian jatuhkan dengan tangan kalian kepada kebinasaan,"

Janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, iaitu mengerjakan atau meninggalkan sesuatu yang akan membawa kepada binasanya badan atau ruh.

Kebinasaan itu terjadi apabila kalian bermukim dan sibuk menguruskan keluarga dan harta benda kalian. Sedangkan perintah Allah dan jihad fii sabilillah kalian tinggalkan.

Sifat kikir dan bakhil juga termasuk menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. Apabila kalian menggenggamkan tangan kalian, tidak mahu membelanjakan harta di jalan Allah, maka kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.

Ada seorang lelaki bertanya kepada Al Barra ibnu Azib, "Jika aku maju sendirian menerjang musuh, lalu mereka membunuhku, apakah bererti aku menjerumuskan diriku ke dalam kebinasaan?"

Al Barra menjawab, "Tidak, Allah s.w.t. telah berfirman kepada RasulNya, "Maka berperanglah kalian pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri." (An Nisa 4:84). Sesungguhnya ayat ini (Al Baqarah 2:195) hanyalah berkenaan dengan masalah nafkah.

Seseorang yang mengerjakan maksiat atau melakukan suatu dosa, lalu dia berkeyakinan bahawa dirinya tidak akan diampuni. Kerana itu, dia memperbanyakkan berbuat dosa, meninggalkan kewajiban dan berputus asa dari bertaubat darinya. Maka dialah orang yang menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan.

Termasuk menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan apabila kalian membawa diri ke tempat-tempat berbahaya seperti tempat yang banyak binatang berbahaya, menaiki bangunan dan pepohonan yang tinggi dan sebagainya.

Sejumlah kaum lelaki berangkat menggalas misi yang ditugaskan oleh Rasulullah s.a.w. ke bahu mereka tanpa bekal. Ketiadaan bekal mereka adalah kerana mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai mata pencarian atau kerana mereka mempunyai banyak tanggungan.

Maka Allah memerintahkan kepada mereka untuk meminta perbelanjaan dari apa yang telah direzekikan Allah kepada kaum muslim, dan janganlah mereka menjatuhkan dirinya ke dalam kebinasaan.

Pengertian binasa ialah bila mereka yang bertugas menggalas misi ini binasa kerana lapar dan dahaga, atau kerana berjalan kaki. Allah s.w.t. berfirman kepada orang-orang yang mempunyai harta berlebih,

"dan berbuat baiklah kalian,"

Berbuat ihsanlah kalian dalam berinfak dan dalam semua ketaatan, dan jadikanlah semua amal kalian ikhlas kerana Allah Azza wa Jalla. Berbuat baik merupakan amal ketaatan yang paling tinggi.

Termasuk ihsan juga adalah membantu orang lain dengan jah/kedudukan yang kalian miliki (biasa disebut "syafa'at"), beramar ma'ruf dan bernahi munkar, mengajarkan ilmu yang bermanfa'at, memenuhi keperluan manusia, menghilangkan derita yang menimpa mereka, menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah, membimbing orang yang tersesat, membantu orang yang mengerjakan sesuatu, mengajarkan keterampilan dan berbuat ihsan dalam beribadah.

Nabi s.a.w. bersabda, "Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatNya, jika kamu tidak merasa begitu maka ketahuilah bahawa Dia melihatmu."

"sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."

Ayat ini ialah perintah membelanjakan harta di jalan Allah dan semua jalan taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dan taat kepadaNya, khususnya membelanjakan harta untuk memerangi musuh, kemudian memperuntukkan buat sarana dan bekal yang memperkuatkan kaum muslim dalam menghadapi musuh-musuh mereka.

Jika hal ini ditinggalkan, maka akan mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan bagi ruh dan agama orang yang tidak mahu membelanjakan hartanya untuk tujuan tersebut. Kebinasaan bermaksud azab Allah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...