Khamis, 21 Mac 2019

3:185-186 Tafsir Surah Ali Imran, ayat 185-186.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (١٨٥) لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٨٦)

Allah s.w.t. berfirman memberitahukan kepada semua makhluknya secara umum,

"185. Tiap-tiap jiwa merasakan kematian."

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Semua manusia, jin dan malaikat, termasuk malaikat pemangku Arasy akan mati.

Hanya Allah sendiri yang Hidup Kekal dan tidak mati. Hanya Dia Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa Yang Kekal Abadi. Dia Mahaakhir dan Maha Pertama. AkhirNya tidak ada kesudahannya dan Permulaan Allah tidak ada awalnya.

Ayat ini merupakan belasungkawa kepada semua manusia, kerana semua orang di muka bumi ini pasti mati. Apabila masa telah habis, nutfah yang telah ditakdirkan oleh Allah keberadaannya dari sulbi Adam telah habis dan semua makhluk telah habis, maka Allah melakukan hari kiamat.

"Dan sungguh hanyalah akan disempurnakan pahala kalian hari kiamat."

Hanya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasan pahala kalian. Allah membalas semua makhluk menurut amal perbuatannya masing-masing, yang besar dan yang kecil, yang banyak dan yang sedikit, yang tua dan yang muda, semuanya mendapat balasannya. Tiada sesiapa pun yang dianiaya barang sedikit pun dalam menerima pembalasannya.

"Maka barang siapa dijauhkan dari neraka dimasukkan dan dia syurga, maka sungguh telah beruntung."

Barang siapa yang dijauhkan dari neraka, selamat darinya dan dimasukkan ke dalam syurga, bererti dia mendapat kemenangan dan sangat beruntung.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya tempat sebuah cemeti seseorang di antara kalian di dalam syurga lebih baik daripada dunia ini dan semua yang ada di dalamnya."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka hendaklah dia mati sedang dia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dan hendaklah dia memberikan kepada orang-orang apa yang dia suka bila diberikan kepada dirinya sendiri."

"Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang memperdaya."

Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Kesenangannya nampak indah dan menyilaukan, namun hanya sebentar, tidak kekal, akan ditinggalkan tidak lama kemudian, hilang dari pemiliknya, menyurut, fana dan kemudian akan binasa.

Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Demi Allah, tiadalah dunia ini dalam kehidupan di akhirat, melainkan sebagaimana seseorang di antara kalian mencelupkan jari telunjuknya ke dalam laut, maka hendaklah dia melihat apa yang didapat olehnya dari laut itu."

Perkara duniawi ini kecil, urusannya remeh, masalahnya rendah, sedikit, pasti rosak dan pasti lenyap. Bersikap zuhudlah kalian terhadap dunia. Ambillah dari kehidupan ini sebagai sarana untuk taat kepada Allah jika kalian mampu dan tidak ada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali berkat pertolongan Allah s.w.t.

"186. Sungguh kalian akan diuji dalam harta kalian dan diri kalian."

Kalian pasti akan diuji terhadap harta kalian dengan nafkah wajib dan sunat, sedia habis di jalan Allah atau musibah. Kalian juga pasti akan diuji terhadap diri kalian dengan ibadah, bala' (cobaan) atau beban-beban berat, seperti berjihad fii sabilillah, sedia mendapatkan kelelahan, terbunuh, tertawan dan terluka, atau penyakit yang menimpa kalian atau orang yang kalian cintai.

Allah menguji seorang mukmin dengan hartanya, dirinya, anaknya atau isterinya menurut tingkatan kadar agamanya. Apabila agamanya kuat, maka ujiannya lebih dari yang lain.

Allah s.w.t. berfirman kepada orang-orang mukmin ketika mereka tiba di Madinah sebelum Perang Badar untuk meringankan beban mereka dari tekanan gangguan yang menyakitkan hati yang dilakukan oleh kaum Ahli Kitab dan kaum musyrik.

"Dan sungguh kalian akan mendengar dari orang-orang yang diberikan kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan gangguan yang banyak."

Kalian pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati seperti celaan, cercaan dan gangguan dari kaum Ahli kitab dan dari kaum musyrik.

"Dan jika kalian bersabar dan bertakwa, maka sungguh demikian itu termasuk yang diutamakan urusan."

Bersabarlah kalian terhadap cobaan yang menimpa harta dan diri kalian, atau terhadap gangguan orang-orang zalim. Bertakwalah kalian, iaitu mengharapkan keridhaan Allah dan menjadikannya sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya.

Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Bersikap pemaaflah, bersabarlah dan berikanlah mereka ampunan hingga Allah memberikan kalian jalan keluar dari hal tersebut.

Rasulullah s.a.w. mengendarai himar (keldai) dengan memakai kain qatifah fadakiyah, sambil membonceng Usamah ibnu Zaid di belakangnya, dalam rangka hendak menjenguk Sa'd ibnu Ubadah yang ada di Banil Haris ibnul Khazraj. Hal ini terjadi sebelum Perang Badar.

Ketika Beliau melintasi suatu majlis yang di dalamnya terdapat Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul sebelum dia Islam (lahiriahnya), di dalam majlis terdapat campuran orang-orang yang terdiri atas kaum muslim, kaum musyrik penyembah berhala, dan Ahli Kitab Yahudi. Di dalam majlis itu terdapat juga Abdullah ibnu Rawwahah.

Di saat majlis tersebut tertutup oleh debu kenderaan Nabi s.a.w., maka Abdullah ibnu Ubay menutupi hidungnya dengan kain selendangnya, lalu berkata, "Janganlah engkau membuat kami berdebu."

Rasulullah s.a.w. mengucapkan salam kepada mereka, lalu Berhenti dan turun dari kenderaannya, kemudian menyeru mereka untuk menyembah Allah s.w.t. dan membacakan Al Qur'an kepada mereka.

Maka Abdullah ibnu Ubay berkata, "Hai manusia, sesungguhnya aku tidak pandai mengucapkan apa yang kamu katakan itu, jika hal itu benar. Maka janganlah kamu ganggu kami dengannya dalam majlis kami ini. Kembalilah ke kenderaanmu, dan barang siapa yang datang kepadamu, ceritakanlah (hal itu) kepadanya!'

Abdullah ibnu Rawwahah berkata, "Tidak, wahai Rasulullah, liputilah kami dengan debumu di majlis kami ini, kerana sesungguhnya kami menyukai apa yang engkau sampaikan itu!"

Akhirnya kaum muslim saling mencaci dengan kaum musyrik dan orang-orang Yahudi, hingga mereka hampir saling memukul, tetapi Rasulullah s.a.w. terus-menerus melerai mereka hingga mereka tenang kembali.

Sesudah itu Rasulullah s.a.w. mengenderai kembali keldainya, lalu meneruskan perjalanannya hingga sampai di rumah Sa'd ibnu Ubadah. Beliau masuk ke dalam rumahnya, lalu bersabda kepadanya, "Hai Sa'd, tidakkah engkau mendengar apa yang telah dikatakan oleh Abu Hubab (Abdullah ibnu Ubay)? Dia telah mengatakan ini dan ini."

Sa'd ibnu Ubadah menjawab, "Wahai Rasulullah, maafkanlah dia dan ampunilah dia. Demi Tuhan yang telah menurunkan Al Qur'an kepadamu, sesungguhnya Allah telah menurunkan perkara yang hak kepadamu, dan sesungguhnya semua penduduk kota ini telah berdamai (setuju) untuk mengangkat dia (Ibnu Ubay) menjadi pemimpin mereka dan membelanya dengan penuh kefanatikan. Akan tetapi, setelah Allah menolak hal tersebut dengan perkara hak yang telah Dia turunkan kepadamu, maka dia merasa tersisihkan, maka apa yang telah engkau lihat itu merupakan ungkapan rasa tidak puasnya."

Maka Rasulullah s.a.w. memaafkan tindakan Ibnu Ubay itu. Beliau s.a.w. dan para sahabatnya sentiasa bersikap pemaaf terhadap gangguan kaum musyrik dan kaum Ahli Kitab seperti yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, dan tetap bersabar dalam menghadapi gangguan yang menyakitkan dan menahan diri.

Beliau s.a.w. bersikap pemaaf menurut pengertian yang Beliau fahami dari perintah Allah s.w.t. sehingga Allah memberikan izin kepada Beliau untuk bertindak terhadap mereka. Ketika Rasulullah s.a.w. melakukan Perang Badar, yang di dalam perang itu Allah mematikan ramai pemimpin orang-orang kafir Quraisy.

Maka Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul dan orang-orang musyrik penyembah berhala yang mengikutinya mengatakan, "Ini merupakan suatu perkara yang sudah kuat, maka berbai'atlah kalian kepada Rasulullah s.a.w. untuk Islam." Akhirnya mereka berbai'at dan masuk Islam.

Setiap orang yang menegakkan kebenaran, memerintahkan kepada kebajikan atau melarang terhadap perbuatan mungkar pasti akan mendapat ganguan dan rintangan. Tiada jalan baginya kecuali bersabar demi membela agama Allah, meminta pertolongan kepadaNya dan mengembalikan segala sesuatunya kepada Dia.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...