Ahad, 21 April 2019

18:1-5 Tafsir Surah Al Kahfi, ayat 1-5.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا (١)قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا (٢) مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا (٣) وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا (٤) مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلا لآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلا كَذِبًا (٥)

Allah s.w.t. memuji diriNya sendiri Yang Mahasuci pada permulaan semua urusan dan pungkasan (penutup)nya. Segala puji bagiNya kerana semua sifatNya sempurna, dan kerana nikmat-nikmatNya yang nampak maupun yang tersembunyi.

Sesungguhnya Dialah Yang Maha Terpuji dalam semua keadaan. BagiNya segala puji, baik di dunia maupun di akhirat.

Allah s.w.t. memulai surah ini dengan pujian terhadap diriNya sendiri dan petunjuk bagi para hamba agar mereka memujiNya,

"1. Segala puji bagi Allah yang menurunkan kepada hambaNya Al Kitab"

Segala puji bagi Allah kerana telah mengutuskan hamba dan rasulNya yang mulia, iaitu Muhammad s.a.w. dan kerana telah menurunkan KitabNya (Al Qur'an) yang mulia kepada Beliau.

Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah nikmat yang paling besar secara mutlak yang dianugerahkan oleh Allah s.w.t. kepada penduduk bumi, kerana berkat Al Qur'an mereka dikeluarkan dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang.

"dan tidak Dia menjadikan baginya bengkok,"

Allah tidak menjadikan Al Qur'an mengandungi kebengkokan, iaitu kesesatan dan penyimpangan. Tidak ada dalamnya maksud-maksud yang berlawananan dan tidak ada penyimpangan dari kebenaran.

"2. Yang lurus,"

Bahkan Allah telah menjadikan Al Qur'an pertengahan lagi lurus, iaitu sebagai bimbingan yang lurus. Al Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia ke jalan yang lurus. Al Qur'an adalah kitab yang jelas, terang dan nyata.

Berita-beritanya tidak ada yang dusta, bahkan hanya memberitakan berita yang paling agung, yang memenuhi hati dengan ma’rifat (mengenal Tuhan), keimanan dan pandangan yang lurus.

Antaranya ialah berita yang menerangkan tentang nama-nama Allah, sifat-sifatNya dan perbuatanNya, termasuk juga hal-hal ghaib di masa lalu dan yang akan datang.

Perintah dan larangannya tidak ada yang zalim lagi main-main, bahkan membersihkan jiwa, menumbuhkannya dan menyempurnakannya kerana cakupannya yang mengandung keadilan, keikhlasan dan ibadah kepada Allah Rabbul ‘alamin.

"untuk memberi peringatan siksaan yang sangat keras dari sisiNya"

Al Qur'an memperingatkan kepada orang-orang yang kafir, yang menentangNya, yang mendustakanNya, yang menderhakai perintahNya dan yang tidak beriman kepadaNya akan pembalasan yang keras dan siksaan yang sangat pedih dari sisiNya yang disegerakan di dunia dan yang ditangguhkan sampai hari akhirat nanti.

Tiada sesiapa pun dapat mengazab seperti azab yang ditimpakan olehNya, dan tiada sesiapa pun dapat mengikat seperti ikatanNya.

Termasuk rahmat (kasih-sayang)Nya kepada hamba-hambaNya adalah Dia telah menetapkan hukuman berat kepada orang-orang yang menyelisihi perintahNya, menerangkannya kepada mereka, dan menerangkan sebab-sebab yang dapat mengarah kepadanya.

"dan ia memberi khabar gembira orang-orang mukmin yang mengerjakan amal soleh,"

Al Qur'an menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal soleh, baik yang wajib maupun yang sunat, disertai ikhlas dan mutaba’ah (sesuai sunnah Rasulullah s.a.w.).

Dengan Al Qur'an ini, mereka yang imannya dibuktikan dengan amal soleh, kebajikan atau kebaikan mendapat berita gembira.

"bahawasanya bagi mereka pahala yang baik,"

Mereka akan mendapat balasan pahala yang baik dari sisi Allah sebagai balasan terhadap iman dan amal soleh mereka, di mana yang paling besarnya adalah mendapatkan keridhaan Allah dan masuk ke syurga.

"3. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya."

Mereka mendapat pahala yang kekal di sisi Allah, iaitu syurga mereka kekal di dalamnya. Mereka kekal dan abadi di dalamnya untuk selama-lamanya, tidak pernah hilang dan tidak pernah habis nikmat yang diperolehnya.

"4. Dan ia memberi peringatan orang-orang yang berkata, "Allah mengambil anak.”

Al Qur'an juga memperingatkan kepada orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrik. Mereka mengatakan bahawa Allah mengambil seorang anak, iaitu Allah mempunyai anak.

Orang-orang Yahudi mengatakan, "Uzair ialah anak Allah." Orang-orang Nasrani mengatakan bahawa Isa a.s. adalah anak Allah. Orang-orang musyrik Arab mengatakan, "Kami menyembah malaikat-malaikat, mereka adalah anak-anak perempuan Allah."

"5. Tidaklah bagi mereka dengannya dari ilmu dan tidak bapa-bapa mereka."

Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang ucapan itu, begitu juga nenek moyang mereka, iaitu para pendahulu mereka. Mereka hanyalah mengikuti persangkaan dan hawa nafsu; bukan ilmu.

"Alangkah besar kalimah yang keluar dari mulut-mulut mereka;"

Alangkah buruknya perkataan yang keluar dari mulut-mulut mereka. Alangkah besarnya kebohongan mereka. Maka alangkah besar jugalah hukuman untuknya.

MenyifatiNya dengan mengambil anak bererti mencacatkanNya, menyertakan yang lain dalam rububiyyahNya (mengatur alam semesta) dan uluhiyyahNya (keberhakan untuk diibadahi), dan berdusta terhadapNya.

"tidaklah mereka berkata kecuali dusta."

Kata-kata mereka itu hanyalah kebohongan belaka, semata-mata dari ucapan yang dibuat-buat oleh mereka sendiri dan tidak berdasarkan kepada suatu bukti pun.

Tentang latar belakang turunnya surah ini, orang-orang kafir Quraisy mengutus An Nadr ibnul Haris dan Uqbah ibnu Abu Mu'h kepada orang-orang alim Yahudi di Madinah.

Kaumnya berpesan kepada mereka, "Tanyakanlah kepada orang-orang Yahudi itu tentang Muhammad, dan ceritakanlah kepada mereka tentang sifatnya serta beritahukanlah kepada mereka tentang apa yang diucapkannya, kerana sesungguhnya mereka adalah Ahli Kitab yang terdahulu. Mereka mempunyai pengetahuan yang tidak kita miliki tentang para nabi."

Keduanya berangkat meninggalkan kota Mekah menuju Madinah. Setelah sampai di Madinah, keduanya bertanya kepada ulama Yahudi tentang Rasulullah s.a.w. dan menceritakan kepada mereka sifat-sifatnya serta sebahagian dari ucapannya.

Untuk itu keduanya mengatakan, "Sesungguhnya kalian adalah Ahli Kitab Taurat, kami datang kepada kalian untuk mendapatkan maklumat tentang teman kami ini (Nabi s.a.w.)"

Ulama Yahudi itu menjawab, "Tanyakanlah oleh kalian kepada dia tentang tiga perkara yang akan kami terangkan ini. Jika dia dapat menjawabnya, bererti dia benar-benar seorang nabi yang diutus. Tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya, bererti dia adalah seseorang yang mengaku-aku dirinya menjadi nabi; saat itulah kalian dapat memilih pendapat sendiri terhadapnya. Tanyakanlah kepadanya tentang beberapa orang pemuda yang pergi meninggalkan kaumnya di masa silam, apakah yang dialami oleh mereka? Kerana sesungguhnya kisah mereka sangat menakjubkan. Dan tanyakanlah kepadanya tentang seorang lelaki yang melanglang buana sampai ke belahan timur dan barat, bagaimanakah kisahnya. Dan tanyakanlah kepadanya tentang roh, apakah roh itu? Jika dia menceritakannya kepada kalian, bererti dia adalah seorang nabi dan kalian harus mengikutinya. Tetapi jika dia tidak menceritakannya kepada kalian, maka sesungguhnya dia adalah seorang lelaki yang mengaku-aku saja. Bila demikian, terserah kalian, apa yang harus kalian lakukan terhadapnya."

Maka An Nadr dan Uqbah kembali ke Mekah. Setelah tiba di Mekah, dia langsung menemui orang-orang Quraisy dan mengatakan kepada mereka, "Hai orang-orang Quraisy kami datang kepada kalian dengan membawa suatu kepastian yang memutuskan antara kalian dan Muhammad. Ulama Yahudi telah menganjurkan kepada kami untuk menanyakan kepadanya beberapa perkara," lalu keduanya menceritakan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada mereka.

Mereka datang kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata, "Hai Muhammad, ceritakanlah kepada kami!" Lalu mereka menanyainya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan oleh para pendeta Yahudi tadi.

Rasulullah s.a.w. menjawab mereka, "Aku akan menceritakan jawaban dari pertanyaan kalian itu esok," tanpa menentukan batas waktunya.

Mereka bubar meninggalkan Nabi s.a.w., dan Nabi s.a.w. tinggal selama lima belas hari tanpa ada wahyu dari Allah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Malaikat Jibril pun tidak turun kepadanya selama itu, hingga penduduk Mekah ramai membicarakannya.

Mereka mengatakan, "Muhammad telah menjanjikan kepada kita esok, tetapi sampai lima belas hari dia tidak menjawab sepatah kata pun tentang apa yang kami tanyakan kepadanya."

Kerananya Rasulullah s.a.w. bersedih hati, wahyu terhenti darinya dan beliau merasa berat terhadap apa yang diperbincangkan oleh penduduk Mekah tentang dirinya.

Tidak lama kemudian datanglah Malaikat Jibril kepadanya dengan membawa surah yang di dalamnya terkandung kisah Ashabul Kahfi (para penghuni gua), dan surah itu juga mengandungi teguran terhadap diri Nabi s.a.w. yang bersedih hati atas sikap mereka.

Surah itu juga mengandung jawaban dari pertanyaan mereka tentang kisah para pemuda yang menghuni gua serta lelaki yang melanglang buana (Zul Qarnain), juga firman Allah s.w.t. yang mengatakan, "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah, "Roh itu, (Al Isra 17:85), hingga akhir ayat."

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...