Khamis, 18 April 2019

16:73-76 Tafsir Surah An Nahl, ayat 73-76.

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ شَيْئًا وَلا يَسْتَطِيعُونَ (٧٣) فَلا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الأمْثَالَ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٧٤) ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا عَبْدًا مَمْلُوكًا لا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَمَنْ رَزَقْنَاهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَجَهْرًا هَلْ يَسْتَوُونَ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ (٧٥) وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٧٦)

Allah s.w.t. berfirman menceritakan perihal orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah bersamaNya, padahal Allah Yang memberikan nikmat, Pemberi kurnia, Yang Menciptakan, Yang memberi rezeki, hanya Dia semata, tiada sekutu bagiNya.

"73. Dan mereka menyembah dari selain Allah, apa yang tidak memiliki bagi mereka rezeki dari langit dan bumi sedikit pun,"

Mereka menyembah selain Allah, iaitu patung-patung, berhala-berhala, sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan yang tidak memiliki dan tidak mampu memberikan kepada mereka sedikit pun rezeki dari langit seperti menurunkan hujan, dan tidak dari bumi seperti menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohonan.

"dan mereka tidak berkuasa."

Patung-patung dan berhala-berhala itu tidaklah memiliki hal tersebut bagi diri mereka. Tiadalah bagi sembahan-sembahan itu hal tersebut dan mereka tidak akan mampu melakukannya walaupun jika mereka memiliki kehendak. Bahkan mereka itu tidak mampu berbuat apa pun.

"74. Maka janganlah kalian adakan bagi Allah sekutu-sekutu."

Janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu, tandingan-tandingan dan penyerupaan-penyerupaan bagi Allah. Janganlah kalian menyamakan sesuatu pun dengan Allah Penguasa langit dan bumi. MilikNya semua kerajaan, semua pujian dan semua kekuatan.

"Sesungguhnya Allah mengetahui, dan kalian tidak mengetahui."

Sesungguhnya Allah mengetahui dan menyaksikan bahawa tidak ada Tuhan selain Dia sendiri, sedangkan kalian kerana kebodohan kalian sendiri mempersekutukanNya dengan yang lain. Oleh kerana itu, janganlah kalian berkata tentang Allah tanpa ilmu.

"75. Membuat Allah perumpamaan hamba yang dimiliki, dia tidak berkuasa atas sesuatu dan orang yang Kami beri dia rezeki dari Kami rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebahagian darinya sembunyi dan terang-terangan,"

Allah membuat satu perumpamaan, seorang hamba sahaya yang dimiliki, di bawah kekuasaan orang lain, yang lemah, yang tidak berdaya berbuat atau bertindak terhadap sesuatu pun, dengan seorang yang merdeka, yang bebas bertindak, yang Allah beri rezeki yang baik dariNya, lalu dia menafkahkan sebahagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan.

"adakah mereka sama?"

Perbedaan di antara keduanya sangat terang dan jelas, tiada yang buta mengenainya kecuali hanya orang yang bodoh. Kerana itu Allah memuji DiriNya.

"Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

Jika sekiranya mereka mengetahui, tentu mereka tidak berani berbuat syirik. Tidak sepatutnya Allah, Tuhan yang memberi rezeki disamakan dengan berhala-berhala yang tidak berdaya, atau disamakan dengan sesuatu pun.

"76. Dan membuat Allah perumpamaan dua orang lelaki; salah satu dari keduanya bisu, tidak berkuasa atas sesuatu,"

Allah membuat pula perumpamaan dua orang lelaki. Salah seorangnya bisu dan tuli, tidak dapat berbuat sesuatu pun, tidak memahami dan tidak memberi pemahaman kepada orang lain.

"dan dia bergantung atas tuannya, di mana saja menghadapkannya, dia tidak mendatangkan dengan kebaikan."

Selain itu hamba tersebut tidak kreatif, menjadi beban dan tanggungan bagi pemiliknya atau penanggungnya. Ke mana saja dia diarahkan dan disuruh oleh penanggungnya, dia sama sekali tidak mampu mendatangkan suatu kebaikan pun. Segala usahanya tidak pernah berhasil.

"Apakah sama dia dan orang yang menyuruh untuk berbuat adil, dan dia di atas jalan yang lurus?"

Tidaklah sama orang yang memiliki sifat itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, iaitu orang yang benar ucapannya dan tepat (lurus) perbuatannya, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus.

Menurut suatu pendapat, orang bisu dan tidak berkuasa atas sesuatu itu adalah seorang maula (bekas hamba) milik Usman ibnu Affan. Sedangkan orang yang menyuruh untuk berbuat adil dan berada pada jalan yang lurus adalah Usman ibnu Affan.

Usmanlah yang memberinya nafkah, menjamin penghidupannya, dan mencukupi keperluannya; sedangkan orang yang ditanggungnya itu tidak suka kepada Islam, menolaknya dan melarang Usman bersedekah dan berbuat kebajikan.

Pendapat lain mengatakan bahawa hamba yang dimiliki dan lelaki yang bisu itu adalah perumpamaan orang kafir, sedangkan orang yang diberikan rezeki yang baik dan orang yang menyuruh untuk berbuat adil adalah perumpamaan orang mukmin.

Pendapat lain lagi mengatakan bahawa perumpamaan ini menggambarkan perihal berhala dan Tuhan Yang Mahahak. Allah Tuhan Yang Maha Pencipta, Yang memiliki segala sesuatu, Yang Maha Kaya, lagi Maha Kuasa.

Sedangkan berhala adalah makhluk yang bisu, tidak dapat berbicara dan tidak dapat mengungkapkan kebaikan, tidak memiliki kekuasaan, tidak dapat melakukan sesuatu pun, tidak mampu mendatangkan maslahat baik bagi diri maupun orang lain, bahkan ia perlu dari berbagai sisi.

Allah s.w.t. membuatkan perumpamaan yang mudah dicerna oleh manusia agar mereka faham. Oleh kerana itu, sesembahan itu selamanya tidak sebanding dengan Allah; yang firmanNya adalah hak dan tidak berbuat kecuali perbuatan yang menjadikanNya berhak mendapat pujian.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...