Rabu, 3 April 2019

7:189-195 Tafsir Surah Al A’raf, ayat 189-195.

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (١٨٩) فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (١٩٠) أَيُشْرِكُونَ مَا لا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (١٩١) وَلا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (١٩٢) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لا يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنْتُمْ صَامِتُونَ (١٩٣) إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١٩٤) أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلا تُنْظِرُونِ (١٩٥)

Allah s.w.t. berfirman mengingatkan manusia kepada asal usul kejadiannya,

"189. Dialah Yang menciptakan kalian dari diri yang satu,"

Dialah yang menciptakan semua umat manusia dari jiwa yang satu, iaitu Adam a.s.

"dan Dia menjadikan darinya isterinya, agar dia merasa senang kepadanya."

Dia jugalah yang menciptakan dari diri Adam a.s. isterinya atau pasangannya, iaitu Hawa agar Adam cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Kemudian Allah menyebarkan manusia dari keduanya.

Tiada kecenderungan di antara dua jiwa yang melebihi kecenderungan antara sepasang suami isteri. Kerana itulah Allah menyebutkan bahawa seorang penyihir adakalanya menggunakan tipu muslihatnya untuk memisahkan antara seseorang dengan isterinya.

"Maka setelah dia mencampurinya, dia mengandung kandungan yang ringan,"

Setelah si lelaki menyetubuhi isterinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan. Keadaan itu terjadi pada permulaan masa hamil, dalam masa ini seorang wanita yang mengandung tidak merasakan sakit apa pun kerana sesungguhnya kandungannya itu hanya berupa nutfah, lalu 'alaqah, kemudian segumpal daging.

"maka dia terus dengannya."

Benih suami telah tertanam di dalam rahim si isteri, si isteri bangun dan tidur dengan mengandungnya selama beberapa waktu. Si isteri terus menjalani masa kandungannya dengan ringan selama beberapa waktu. Si isteri terus-menerus mengalami perubahan, hingga dia merasa ragu adakah dirinya sedang hamil atau tidak. Hamilnya mulai jelas.

"Maka setelah dia merasa berat, keduanya berdoa kepada Allah Tuhan keduanya,"

Ketika kandungan si isteri sudah mulai terasa berat kerana janin yang ada di dalam kandungannya mulai membesar, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka berdua. Mereka berkata,

"Jika Engkau beri kami anak yang soleh, tentu kami menjadi termasuk orang-orang yang bersyukur."

Jika Allah memberi mereka anak yang soleh, tentu mereka akan sentiasa bersyukur. Soleh di sini bermaksud utuh, sempurna sifat (fizikal)nya atau tidak cacat. Adam dan Hawa merasa takut jika anaknya lahir sebagai haiwan atau bukan manusia. Ada yang mengatakan bahawa soleh yang mereka maksudkan ialah anak lelaki.

"190. Maka setelah Dia beri kepada keduanya anak yang soleh, keduanya menjadikan baginya sekutu-sekutu terhadap apa yang Dia berikan keduanya."

Apabila Allah memberi kepada mereka seorang anak yang soleh, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan Allah kepada keduanya itu.

Menurut suatu pendapat, ayat ini berkenaan Adam a.s. dan Hawa. Ketika Hawa melahirkan, iblis berputar-putar mengelilinginya, dan Hawa tidak pernah mempunyai anak yang tetap hidup. Lalu iblis berkata, "Namailah dia Abdul Haris. maka sesungguhnya dia akan hidup.” Lalu Hawa menamai anaknya Abdul Haris, dan anaknya tetap hidup. Hal tersebut berasal dari inspirasi dan perintah syaitan.

Pendapat lain mengatakan bahawa ayat ini berkenaan pengikut agama-agama lain, bukan Adam.

Pendapat lain mengatakan bahawa ayat ini berkenaan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Allah memberi mereka anak-anak, lalu mereka menjadikannya sebagai orang Yahudi dan orang Nasrani.

Pendapat lain mengatakan bahawa ayat ini berkenaan keturunan anak Adam dan orang-orang yang musyrik dari kalangan mereka sesudah Adam tiada. Mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang dianugerahkanNya itu.

Mereka memandang anak mereka sebagai hamba bagi berhala yang mereka sembah. Mereka menamakan anak-anak mereka Abdul Uzza, Abdu Manah, Abdu Syam, Abdul Haris dan sebagainya.

Sepatutnya mereka bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada mereka anak yang sempurna fizikalnya, tetapi mereka berbuat syirik, baik syirik dalam beribadah maupun dengan menamai anaknya dengan nama yang menghambakan kepada selain Allah. Kerana itu pada penghujung ayat ini Allah s.w.t. berfirman,

"Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka sekutukan."

Sebutan Adam dan Hawa pada permulaan merupakan pendahuluan yang mengawali perihal kedua orang tua yang akan disebutkan sesudahnya. Ungkapan seperti ini sama dengan kelanjutan sebutan seseorang dengan menyebutkan jenis atau predikatnya.

Orang-orang musyrik menyembah Allah dan selainNya, iaitu tandingan-tandingan Allah, berhala-berhala dan patung-patung. Allah s.w.t. berfirman mengingkari mereka,

"191. Apakah mereka menyekutukan dengan apa yang tidak menciptakan sesuatu? Dan mereka diciptakan."

Mengapa mereka mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Selamanya berhala-berhala itu tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Berhala-berhala itu sendiri pun buatan manusia dan memerlukan penjagaan.

"192. Dan mereka tidak mampu kepada mereka pertolongan, dan tidak diri mereka sendiri mereka beri pertolongan."

Berhala-berhala itu tidak mampu memberikan pertolongan, tidak mampu memberi manfaat dan tidak dapat membela para pengabdinya (penyembahnya), bahkan mereka tidak dapat menolong diri sendiri ketika ada yang hendak menghancurkan mereka.

"193. Dan jika kalian menyeru mereka kepada petunjuk, mereka tidak mengikuti kalian; sama saja atas kalian, apakah kalian menyeru mereka atau kalian orang-orang yang diam."

Jika kalian (wahai orang-orang musyrik) menyeru berhala-berhala untuk memberi petunjuk kepada kalian, berhala-berhala itu tidak dapat memperkenankan seruan kalian.

Berhala-berhala itu tidak dapat mendengar seruan orang yang menyerunya. Keadaannya akan tetap sama, baik di depannya ada orang yang menyerunya ataupun orang yang menggulingkannya.

"194. Sesungguhnya orang-orang yang kalian menyeru dari selain Allah adalah hamba serupa dengan kalian. Maka serulah mereka supaya mereka memperkenankan bagi kalian, jika kalian orang-orang yang benar."

Berhala-berhala yang kalian seru selain Allah itu adalah hamba-hamba atau makhluk Allah juga, sama seperti kalian (para penyembahnya). Maka serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaan kalian, jika kalian memang orang yang benar.

Jika mereka tidak dapat memperkenankan seruan kalian, bererti kalian orang-orang yang berdusta. Kemudian atas dasar apa kalian menyembah mereka?

"195. Apakah mereka mempunyai kaki-kaki mereka berjalan dengannya, atau mereka mempunyai tangan memegang dengan keras dengannya, atau mereka mempunyai mata-mata mereka melihat dengannya, atau mereka mempunyai telinga mereka mendengar dengannya?"

Berhala-berhala itu adalah benda mati, tidak mampu bergerak, tidak mampu berjalan, tidak mampu memegang dengan keras, tidak mampu melihat dan tidak mampu mendengar.

Bahkan kalian jauh lebih unggul dan sempurna berbanding mereka kerana mempunyai pendengaran, penglihatan dan kekuatan memukul.

Sedangkan mereka itu tidak dapat melakukan sesuatu pun dari hal itu. Tetapi kalian menyembah mereka. Adalah suatu kebodohan jika yang kuat menyembah yang lemah.

Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w.,

"Katakanlah, "Serulah sekutu-sekutu kalian, kemudian lakukan tipu daya untukku, maka janganlah kalian memberi tangguh padaku.""

Panggillah berhala-berhala kalian yang kalian anggap sekutu-sekutu Allah untuk menolong kalian.

Kumpulkanlah mereka bersama kalian untuk menimpakan bahaya kepadaku. Lakukanlah tipu daya kalian untuk mencelakakanku.

Janganlah kalian tunda atau bertangguh lagi barang sekejap pun. Berusahalah kalian dengan semampu kalian.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...