Sabtu, 28 September 2019

3:190-194 Tafsir Surah Ali Imran, ayat 190-194.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١) رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (١٩٢) رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ (١٩٣) رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (١٩٤)

Allah s.w.t. berfirman,

"190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,"

Iaitu yang ini dalam ketinggiannya dan keluasannya, dan yang ini dalam hamparannya, kepadatannya serta tata letaknya, dan semua yang ada pada keduanya benipa tanda-tanda yang dapat disaksikan lagi amat besar, seperti bintang-bintang yang beredar dan yang tetap, lautan, gunung-gunung dan padang pasir, pepohonan, tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman dan buah-buahan serta haiwan-haiwan, barang-barang tambang, serta berbagai macam manfaat yang beraneka warna, bermacam-macam rasa, bau, dan kegunaannya.

"dan pergantian malam dan siang" 

Iaitu silih bergantinya malam dan siang, saling bergiliran dan saling mengurangi panjang dan pendeknya; adakalanya yang ini panjang, sedangkan yang lainnya pendek, kemudian keduanya menjadi sama.

Setelah itu yang ini mengambil sebahagian waktu dari yang lain hingga ia menjadi panjang waktunya, yang sebelum itu pendek, dan menjadi pendeklah yang tadinya panjang. Semuanya itu berjalan berdasarkan pengaturan dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.

"terdapat ayat-ayat bagi orang-orang yang berakal,"

Demikian itu tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal, iaitu akal-akal yang sempurna lagi memiliki kecerdasan, kerana hanya yang demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya masing-masing secara jelas dan nyata.

Semua ini menunjukkan keagungan Allah, keagungan kerajaanNya dan menyeluruhnya kekuasaanNya. Tertib dan teraturnya ciptaan Allah, demikian juga rapi dan indahnya menunjukkan kebijaksanaan Allah dan tepatNya serta luas ilmuNya.

Terlebih dengan manfaat bagi makhluk yang ada di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan keluasan rahmatNya, meratanya kurnia dan kebaikanNya, dan semua itu menghendaki untuk disyukuri. Semua itu juga menunjukkan perlunya makhluk kepada khaliqnya dan tidak patut Penciptanya disekutukan.

Di dalam ayat ini terdapat anjuran untuk memikirkan alam semesta, memperhatikan ayat-ayatNya dan merenungkan ciptaanNya.

Selanjutnya Allah s.w.t. menjelaskan sambil memuji hamba-hambaNya yang mukmin,

"191. Orang-orang yang mengingat Allah berdiri dan duduk, dan berbaring mereka" 

Ciri-ciri khas orang-orang yang berakal adalah mereka mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan telentang atau berbaring, iaitu dalam setiap keadaan mereka.

Menurut Ibnu Abbas, bahawa maksudnya mereka melakukan solat sesuai kemampuan, iaitu jika tidak sanggup berdiri, maka sambil duduk dan seterusnya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Solatlah sambil berdiri. Jika kamu tidak mampu berdiri, maka solatlah sambil duduk; dan jika kamu tidak mampu sambil duduk, maka solatlah dengan berbaring pada lambung (rusuk) mu."

Namun demikian, ayat ini mencakup semua zikir lainnya dengan lisan maupun hati. Mereka tidak pernah terputus dari berzikir mengingatNya dalam semua keadaan mereka. Lisan, hati, dan jiwa mereka semuanya sentiasa mengingat Allah s.w.t.

"dan mereka memikirkan dalam penciptaan langit dan bumi,"

Mereka memahami semua hikmah yang terkandung di dalam penciptaan langit dan bumi yang menunjukkan kepada kebesaran Penciptanya, kekuasaanNya, pengetahuanNya, hikmahNya, pilihanNya, dan rahmatNya.

Ayat ini menunjukkan bahawa berfikir juga merupakan ibadah dan termasuk sifat wali-wali Allah yang mengenalNya. Mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi sambil berkata,

"Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia,"

Tidak sekali-kali Engkau ciptakan semuanya sia-sia melainkan dengan sebenarnya, agar orang-orang yang berbuat buruk dalam perbuatannya Engkau berikan balasan yang setimpal kepada mereka, dan Engkau berikan pahala yang baik kepada orang-orang yang berbuat baik.

Mereka mengetahui bahawa Allah tidak menciptakannya semua itu dengan sia-sia. Bahkan di sana terdapat dalil sempurnanya kekuasaanNya. Kemudian orang-orang mukmin menyucikan Allah dari perbuatan sia-sia dan penciptaan yang batil. Mereka mengatakan,

"Maha Suci Engkau, maka jagalah kami azab neraka."

Mahasuci Engkau dari segala kekurangan, cela dan perbuatan menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau main-main. Maka peliharalah atau lindungilah kami dengan upaya dan kekuatanMu dari siksa nerakaMu yang amat pedih, wahai Tuhan yang menciptakan semua makhluk dengan sebenarnya dan adil.

Berilah kami taufik (bimbingan) untuk mengerjakan amal-amal yang menyebabkan Engkau ridha kepada kami. Berilah kami taufik kepada amal soleh yang dapat menuntun kami ke dalam syurga yang penuh dengan kenikmatan.

Apabila mereka meminta dilindungi dari neraka, maka secara langsung mereka juga meminta syurga. Kerana besarnya rasa takut dalam hati mereka, maka mereka menyebut sesuatu yang paling merisaukan mereka. Kemudian mereka mengatakan,

"192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau, siapa yang Engkau masukkan neraka, maka sungguh Engkau hinakan dia,"

Sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau tampakkan kehinaannya di mata semua makhluk yang hadir di hari perhimpunan (hari kiamat). Dia mendapatkan kemurkaan dariMu, malaikatMu, wali-waliMu dan mendapatkan aib yang tidak dapat lolos daripadanya.

"dan tidaklah bagi orang-orang yang zalim dari penolong."

Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim yang menolong mereka dari azab. Kelak di hari kiamat, tiada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari azabMu dan mereka tidak dapat menyelamatkan dirinya dari apa yang Engkau kehendaki terhadap mereka. Mereka dimasukkan ke dalam neraka kerana kezaliman mereka.

"193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seorang penyeru menyeru kepada iman,"

Sesungguhnya kami mendengar seruan orang yang menyeru kepada iman, iaitu Nabi Muhammad s.a.w. Beliau menyeru,

""bahawa berimanlah kalian kepada Tuhan kalian," maka kami beriman."

Kami memenuhi seruannya dan mengikutinya, iaitu dengan iman kami dan kami mengikuti NabiMu.

"Ya Tuhan kami, maka ampunilah kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami dosa-dosa kami," 

Dalam ayat ini terdapat dalil bagi tawassul yang disyari'atkan, iaitu tawassul dengan iman atau amal soleh yang dikerjakan. Ampunilah, tutupilah atau maafkanlah bagi kami dosa-dosa kami. Hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, iaitu kesalahan-kesalahan yang kami lakukan terhadap Engkau.

"dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang soleh."

Wafatkanlah atau masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang baik atau banyak berbuat bakti. Dalam doa ini terdapat permintaan taufiq agar dapat menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan, di mana yang demikian dapat menjadikannya tergolong sebagai orang-orang yang berbakti dan beristiqamah di atasnya sampai wafat.

"194. Ya Tuhan kami, dan berikanlah kami apa yang Engkau janjikan kepada kami atas rasul-rasul Engkau"

Menurut suatu pendapat, maksudnya adalah berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami sebagai balasan atas iman kepada rasul-rasulMu. Menurut pendapat yang lain, maksudnya adalah berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui lisan rasul-rasulMu. Pendapat yang kedua ini lebih kuat dan lebih jelas.

Permintaan mereka agar diberikan janji Allah yang disampaikan oleh para rasul walaupun Allah tidak pernah mengingkari janjiNya adalah agar mereka digolongkan ke dalam orang-orang yang berhak menerimanya, kerana mereka belum yakin termasuk orang-orang yang menerimanya.

Diulangi kata "Ya Tuhan kami" berkali-kali menunjukkan sikap tadharru' (perendahan diri yang dalam) mereka. Di antara janji Allah kepada RasulNya adalah mendapatkan kemenangan di dunia, mendapatkan keridhaan Allah dan syurgaNya di akhirat.

"dan jangan Engkau hinakan kami hari kiamat. Sungguh Engkau tidak menyalahi janji."

Janganlah Engkau hinakan kami di hadapan mata semua makhluk pada hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji. Sudah merupakan kepastian adanya hari yang dijanjikan yang Engkau beritakan melalui rasul-rasulMu, iaitu hari kiamat. Hari di mana semua makhluk berdiri di hadapanMu.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...