Rabu, 30 Oktober 2019

20:41-48 Tafsir Surah Thaha, ayat 41-48.

وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِي (٤١) اذْهَبْ أَنْتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلا تَنِيَا فِي ذِكْرِي (٤٢) اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (٤٣) فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (٤٤) قَالا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى (٤٥) قَالَ لا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (٤٦) فَأْتِيَاهُ فَقُولا إِنَّا رَسُولا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكَ وَالسَّلامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى (٤٧) إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَا أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (٤٨)

Allah s.w.t. berfirman kepada Musa a.s.,

"41. Dan Aku telah memilihmu untuk diriKu."

Allah s.w.t. telah mengangkat dan memilih Musa a.s. menjadi seorang rasul menurut apa yang Dia kehendaki dan apa yang Dia sukai. Dia mengatur dan mengurus Musa a.s. agar menjadi orang yang dicintaiNya dan mencapat darjat yang tidak dicapai oleh makhluk-makhlukNya yang lain kecuali sedikit di antara mereka.

"42. Pergilah kamu, kamu dan saudaramu dengan ayat-ayatKu,"

Musa a.s. diperintahkan pergi bersama saudaranya Harun a.s. dengan membawa tanda-tanda kekuasaan Allah, iaitu hujah-hujahNya, bukti-bukti dan mukjizat-mukjizat dariNya seperti tangan, tongkat dan mukjizat lainnya yang Dia berikan.

"dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingatKu."

Keduanya diperintahkan oleh Allah untuk terus-menerus mengingat Allah; bahkan semasa mereka berdua menghadapi Fir'aun, harus tetap ingat kepada Allah.

Dimaksudkan agar mengingat Allah dapat membantu keduanya menghadapi Fir'aun dan menjadi kekuatan bagi keduanya serta menjadi pengaruh yang dapat mengalahkan Fir'aun.

Yang demikian adalah kerana zikrullah membantu semua urusan, memudahkannya dan meringankannya.

Disebutkan dalam sebuah hadis, "Sesungguhnya hambaKu yang sebenar-benarnya ialah seseorang yang selalu mengingatKu saat dia sedang melaksanakan tugasnya."

"43. Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sungguh dia telah melampaui batas."

Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas baik dalam kekafirannya (sampai mengaku sebagai tuhan), dalam kezalimannya (sampai tergamak menyembelih bayi yang lahir) maupun dalam permusuhannya. Dia membangkang, berlaku sewenang-wenang, melampaui batas terhadap Allah dan derhaka kepadaNya.

"44. Maka bicaralah kamu berdua kepadanya perkataan yang lembut,"

Berbicaralah kamu berdua kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut, iaitu dengan lembut dan beradab, tidak membual (mengada-ada), tidak keras ucapannya dan tidak kasar sikapnya.

Ayat ini mengandung pelajaran yang penting, iaitu walaupun Fir'aun adalah orang yang sangat membangkang dan sangat takabur, sedangkan Musa a.s. adalah makhluk pilihan Allah saat itu, Musa a.s. tetap diperintahkan agar dalam menyampaikan risalahNya kepada Fir'aun dengan ucapan yang lemah lembut, sopan santun dan belas kasihan.

Demikian itu agar kesannya lebih mendalam dan lebih menggugah perasaan serta dapat membawa hasil yang positif.

Musa a.s. kemudian mengikuti perintah Allah tersebut, dan ketika sampai kepada Fir’aun dengan lembut Musa a.s. berkata sesuai perintah Allah, “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri, dan engkau akan kuarahkan ke jalan Tuhanmu agar Engkau takut kepadaNya?” (An Nazi’at 79:18-19)

Seperti inilah cara yang perlu dilakukan da’i, iaitu perkataannya tidak menunjukkan paksaan, tetapi menunjukkan pilihan dan penawaran seperti dengan kata-kata, “Mahukah? Mungkin? Barang kali?” dan sebagainya.

Ucapan yang lembut lebih mudah diterima daripada ucapan yang keras, memaksa, mengajar, yang akan menjauhkan orang lain terutamanya orang yang lebih tua.

Perhatikanlah kalimat tersebut, “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri…dan seterusnya.” Kalimatnya tidak “Agar aku bersihkan dirimu?” tetapi “membersihkan diri?” yang menunjukkan biarlah dia membersihkan dirinya sendiri setelah mengingatkan sesuatu yang membuatnya berfikir.

Kemudian Musa a.s. mengajaknya kepada jalan Tuhannya yang telah mengurniakan berbagai nikmat yang nampak maupun yang tersembunyi, di mana nikmat-nikmat itu sepatutnya disyukuri dengan mengikuti perintah-perintahNya.

Namun, Fir’aun tidak menerima nasihat yang lembut itu, maka semakin jelaslah bahawa peringatan tidak bermanfaat baginya, sehingga patut jika Allah menghukumnya.

"mudah-mudahan dia ingat atau dia takut."

Barangkali Fir’aun akan ingat atau sedar dari kesesatannya yang membinasakan dirinya itu, atau dia menjadi takut kepada Tuhannya, akhirnya dia mahu taat kepadaNya. Ada yang mengatakan bahawa maksud ayat ini ialah janganlah kamu berdua mendoakan kebinasaan untuknya sebelum mengemukakan alasan kamu berdua kepadanya.

Orang yang mahu mengambil pelajaran akan sedar dan menghindari hal-hal yang terlarang, sedangkan rasa syukur ini timbul dari rasa takut kepada Allah dan sebagai ungkapan terima kasih kepadaNya, akhirnya dia mengerjakan ketaatan kepadaNya. Kemudian Musa a.s. dan Harun a.s. mengadu dan memohon perlindungan kepada Allah s.w.t.

"45. Keduanya berkata, "Tuhan kami, sungguh kami, kami takut bahawa dia menyiksa atas kami atau bahawa dia lebih melampaui batas.""

Wahai Tuhan Kami, sungguh, kami khuatir dia akan segera menyiksa kami sebelum risalahMu sampai dan sebelum kami menegakkan hujjah kepadanya. Atau dia akan semakin melampaui batas dengan bersikap sombong terhadap kami.

Keduanya merasa takut jika apabila Fir'aun melihat keduanya langsung menyerang, menangkap atau menghukum atau menyiksa keduanya. Sedangkan keduanya tidak berhak untuk mendapat sambutan seperti itu. Allah s.w.t. menjawab,

"46. Berfirman, "Janganlah kalian khuatir, sungguh Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan Aku melihat.""

Janganlah kamu berdua takut kepada Fir'aun, sesungguhnya Aku sentiasa bersama kamu berdua melalui pemeliharaanKu, pertolonganKu dan dukunganKu. Aku mendengar pembicaraanmu dan pembicaraannya, dan Aku melihat perbuatanmu dan perbuatannya, tempatmu dan tempatnya, tiada sesuatu pun dari perkara kalian yang samar bagiKu.

Ketahuilah olehmu berdua bahawa ubun-ubun (roh) Fir'aun berada di dalam genggaman kekuasaanKu. Maka dia hanya berbicara, bernafas dan memukul dengan izinKu dan sesudah ada perintah dariKu.

"47. Maka kalian datangi dia lalu katakanlah, "Sungguh kami rasul Tuhanmu, maka lepaskanlah bersama kami Bani Israil, dan janganlah kalian menyiksa mereka.""

Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah, "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami pergi ke Syam. Janganlah engkau menyiksa mereka."

Bani Israil dipaksa bekerja membina bangunan-bangunan yang besar dan kota-kota di Mesir. Maka Musa a.s. meminta kepada Fir'aun agar mereka dibebaskan dari jeratannya dan dilepaskan dari perhambaannya agar mereka dapat hidup merdeka, berkuasa terhadap urusan mereka dan agar Musa a.s. dapat menegakkan syari’at Allah dan agamaNya ke atas mereka.

Telah disebutkan bahawa Musa a.s. dan Harun a.s. tinggal beberapa lama di depan pintu istana Fir'aun tanpa diberi izin untuk masuk, sesudah itu keduanya diperbolehkan masuk setelah melintasi berbagai macam rintangan yang keras.

Ada yang mengatakan bahawa Musa a.s. dan Harun a.s. berangkat menemui Fir'aun, lalu keduanya berhenti di depan pintu istana Fir'aun untuk meminta izin agar keduanya diperbolehkan masuk menemuinya. Keduanya mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah utusan Tuhan semesta alam, maka izinkanlah kami masuk untuk menemui Fir'aun."

Ada yang mengatakan bahawa Musa a.s. dan Harun a.s. tinggal selama dua tahun berulang alik ke pintu istana tanpa diberi izin untuk masuk. Tiada seorang pun dari kalangan penjaga pintu istananya yang berani melapor kepada Fir'aun tentang kedatangan mereka.

Sehingga akhirnya masuklah menemui Fir'aun seorang pelawak yang selalu menghiburnya dan membuatnya ketawa, lalu pelawak itu berkata kepadanya, "Wahai Raja, sesungguhnya di depan pintu istanamu terdapat seorang lelaki yang mengatakan kalimat-kalimat yang menakjubkan. Dia menduga bahawa dirinya mempunyai Tuhan selain engkau yang menyuruhnya untuk menghadap kepadamu."

Fir'aun berkata, meminta ketegasan, "Apakah benar dia telah berada di depan pintu istanaku?" Si pelawak menjawab, "Ya (tadi saya melihatnya ketika masuk)." Maka Fir'aun berkata memberikan perintah, "Izinkanlah dia masuk."

Maka masuklah Musa a.s. bersama Harun a.s. ke dalam istana. Musa saat itu memegang tongkatnya. Setelah keduanya berdiri di hadapan Fir'aun, Musa berkata membuka pembicaraan, "Sesungguhnya aku adalah utusan Tuhan semesta alam," maka Fir'aun mengenalinya.

Ada yang mengatakan bahawa ketika Musa a.s. tiba di negeri Mesir, terlebih dahulu Beliau bertamu ke rumah ibunya dan saudaranya, sedangkan keduanya tidak mengenalinya. Hidangan makan keduanya pada malam itu adalah makanan taf’i, kemudian keduanya mengenalinya, lalu menyalaminya.

Musa a.s. berkata kepada saudaranya, "Hai Harun, sesungguhnya Tuhanku telah memerintahkan kepadaku agar mendatangi Fir'aun ini, lalu menyerunya untuk menyembah Allah, dan Allah memerintahkan kepadaku agar kamu membantuku."

Harun a.s. menjawab, "Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Tuhanmu." Maka keduanya berangkat, saat itu hari telah malam, lalu Musa a.s. mengetuk pintu istana Fir'aun dengan tongkatnya, dan Fir'aun mendengarnya (kerana bunyinya sangat kuat).

Fir'aun sangat marah, lalu berkata, "Siapakah orang yang berani melakukan perbuatan yang kurang ajar ini terhadap diriku?" Maka para penjaga pintu istana melaporkan bahawa di depan pintu terdapat seorang lelaki yang gila, mengatakan bahawa dirinya adalah utusan Allah.

Maka Fir'aun memerintahkan agar Musa a.s. dibawa menghadap kepadanya. Setelah Musa a.s.berada di hadapan Fir'aun, maka Musa a.s. dan saudaranya Harun a.s. mengatakan kepada Fir'aun hal-hal yang telah disebutkan oleh Allah di dalam KitabNya.

"Sungguh kami datang kepadamu dengan ayat dari Tuhanmu."

Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti dan mukjizat dari Tuhanmu yang membenarkan kerasulan kami.

"Dan keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk."

Keselamatan dari azab di dunia dan akhirat itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Iaitu semoga keselamatan itu dilimpahkan kepadamu jika kamu mengikuti petunjuk.

"48. Sungguh kami, sungguh telah diwahyukan kepada kami bahawasanya azab atas orang yang mendustakan dan berpaling.”

Sesungguhnya Allah s.w.t. telah mewahyukan kepada kami bahawa azab itu akan ditimpakan khusus kepada orang-orang yang mendustakan, iaitu mendustakan ayat-ayat Allah, ajaran agama yang kami bawa atau berita-berita Allah dan RasulNya, dan berpaling, iaitu berpaling dari kebenaran dan ketaatan kepadaNya, tidak mempedulikan, dan tidak mengikuti ajaran dan petunjuk rasul.

Musa a.s. mentarghib (mendorong) Fir’aun untuk beriman dan mengikutinya serta mentarhib (menakut-nakuti)nya jika tidak mahu beriman dan mengikuti.

Akan tetapi nasihat itu tidak dipedulikannya, Fir’aun tetap ingkar, kafir kepada Tuhannya dan membantah Musa a.s. kerana kezaliman dan kederhakaannya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...