Isnin, 30 Disember 2019

12:36-40 Tafsir Yusuf, ayat 36-40.

وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ قَالَ أَحَدُهُمَا إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا وَقَالَ الآخَرُ إِنِّي أَرَانِي أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِي خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِ إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٣٦) قَالَ لا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِ إِلا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكُمَا ذَلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّي إِنِّي تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (٣٧) وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَشْكُرُونَ (٣٨) يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (٣٩) مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ أَمَرَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٤٠)

Allah s.w.t. berfirman,

"36. Dan masuk bersama dia ke dalam penjara dua orang pemuda."

Bersama dengan Yusuf a.s. masuk juga ke dalam penjara dua orang pemuda. Salah seorang dari kedua tahanan itu adalah tukang menghidangkan minuman raja, sedangkan yang lainnya adalah seorang pembuat rotinya.

Nama tukang penyuguh minuman itu adalah Nabwa, sedangkan yang lainnya bernama Mijlas. Keduanya dipenjarakan kerana raja merasa curiga bahawa keduanya telah bersekongkol untuk meracuninya melalui minuman dan makanan yang dihidangkan kepadanya.

Di dalam penjara Yusuf a.s. dikenal sebagai orang yang dermawan, dipercayai, jujur pembicaraannya, berakhlak baik dan banyak ibadahnya. Selain itu Beliau dikenal mempunyai pengetahuan tentang ta'bir mimpi, selalu berbuat baik kepada penduduk penjara itu, gemar melayat mereka yang sakit dan selalu memenuhi hak-hak mereka.

Setelah kedua pemuda itu memasuki penjara, keduanya merasa simpati kepada Yusuf a.s. dan mencintainya dengan kecintaan yang sangat. Keduanya berkata kepada Yusuf, "Demi Allah, sesungguhnya kami sangat menyukaimu."

Yusuf a.s. menjawab, "Semoga Allah memberkati kamu berdua. Sesungguhnya tiada seorang pun yang mencintaiku melainkan akan mengakibatkan mudarat terhadap diriku kerana kecintaannya kepadaku. Makcikku pernah mencintaiku dan kecintaannya itu menimpakan mudarat terhadap diriku. Ayahku mencintaiku, maka aku mendapat gangguan yang menyakitkan kerananya. Dan isteri Al Aziz menyukaiku, maka akibatnya sama seperti itu."

Keduanya berkata, "Demi Allah, kami tidak mampu membendung rasa sukaku kepadamu." Kemudian keduanya bermimpi.

"Berkata salah seorang dari keduanya, "Sungguh aku bermimpi aku memeras anggur.""

Si penghidang minuman melihat dalam mimpinya bahawa dirinya sedang memeras anggur. Khamr dalam ayat ini bermaksud perasan anggur.

"Dan berkata yang lain, "Sungguh aku bermimpi aku membawa di atas kepalaku roti, memakan burung darinya.""

Si pembuat roti berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi bahawa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung.”

"Beritakan kepada kami dengan takwilnya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik."

Beritakanlah kepada kami ta'bir mimpi itu. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik kepada orang lain. Ada yang menafsikan, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai mena'birkan mimpi.

"37. Dia berkata, "Tidak sampai kepada kalian berdua makanan yang kalian direzekikannya kecuali aku beritakan padamu berdua takwilnya sebelum sampai kepadamu berdua.""

Makanan apa pun yang akan diberikan kepada kalian berdua ketika mimpi, aku telah dapat menerangkan ta'birnya, sebelum makanan itu (kejadiannya) sampai kepada kalian berdua.

Yusuf a.s. menceritakan kepada keduanya bahawa apa pun yang dilihat keduanya dalam mimpinya, maka dia mengetahui ta'birnya dan dapat menceritakan kepada keduanya sebelum kenyataannya terjadi.

"Demikian itu termasuk yang mengajarkan kepadaku Tuhanku."

Ilmu atau pengetahuan itu adalah berkat apa yang diajarkan Allah kepadaku oleh Tuhanku. Kata-kata ini untuk mendorong mereka berdua beriman. Beliau awali dengan kata-kata sebelumnya adalah agar mereka lebih dapat menerima ajakan Beliau untuk beriman kepada Allah.

"Sungguh aku telah meninggalkan agama kaum tidak beriman kepada Allah, dan mereka kepada akhirat mereka kafir."

Kerana aku menjauhi jalan kekafiran dan kemusyrikan. Aku menjauhi agama orang-orang yang kafir kepada Allah dan tidak percaya kepada hari kemudian. Mereka tidak mengharapkan pahala dan tidak takut akan siksaan di hari kemudian.

"38. Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku Ibrahim, dan Ishaq, dan Ya'qub." 

Aku mengikuti jalan para rasul. Aku mengikuti agama nenek moyangku, iaitu Ibrahim a.s., Ishaq a.s., dan Ya'kub a.s. Menurut ajaran agama nenek moyang kami,

"Tidak ada bagi kami untuk kami sekutukan dengan Allah sesuatu pun."

Tidak patut bagi kami para nabi mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Demikianlah keadaan orang yang menempuh jalan hidayah dan mengikuti jalan para rasul serta berpaling dari jalan orang-orang yang sesat.

Maka sesungguhnya Allah akan memberikan petunjuk ke hatinya dan mengajarkan kepadanya hal yang belum dia ketahui, serta akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti kebaikannya dan akan menjadi penyeru kepada jalan petunjuk.

"Yang demikian itu adalah kurnia Allah atas kami dan atas manusia."

MentauhidkanNya, pernyataan tauhid, atau memeluk agama Islam, iaitu mengakui bahawa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya itu adalah dari kurnia Allah kepada kami, iaitu yang diwahyukan kepada kami, dan kami diperintahkan untuk mengerjakannya.

Ia juga kurnia kepada manusia seluruhnya. Allah telah menjadikan kami (para nabi) sebagai penyeru mereka yang mengajak mereka kepada hal tersebut. Beragama Islam merupakan nikmat yang paling besar yang diberikan kepada manusia.

"Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri."

Kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka tidak mengetahui akan nikmat Allah kepada mereka yang telah mengutus para rasul kepada mereka. Bahkan mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan. Mereka menyekutukanNya dengan sesuatu atau tidak masuk Islam.

Kemudian Yusuf a.s. berbicara kepada kedua temannya di dalam penjara itu, sambil mengajak mereka beriman kepada Allah s.w.t., menyembah Allah semata, tidak mempersekutukanNya, dan meninggalkan semua berhala yang disembah oleh kaum keduanya. Beliau berkata,

"39. Wahai kedua sahabat penjaraku, "Apakah tuhan-tuhan yang berpisah-pisah lebih baik,""

Adakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu lebih baik? Iaitu yang berupa batu, pohon, binatang, malaikat, orang mati dan lain-lain.

"atau Allah Yang Maha Esa Maha Perkasa?"

Atau Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa lebih baik? Allah memiliki sifat sempurna. Dia Maha Esa baik ZatNya, sifatNya, maupun perbuatanNya, dan tidak ada sekutu dalam hal itu. Dia Mahaperkasa. Segala sesuatu tunduk kepada kekuasaanNya.

Oleh kerana itu apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki, maka tidak akan terjadi. Sudah pasti, bahawa yang keadaaan dan sifatnya seperti ini lebih baik daripada tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu, yang hanya sebatas nama atau dinamai tuhan, namun tidak ada apa-apanya atau tidak memiliki sifat ketuhanan.

"40. Tidaklah kalian menyembah dari selainNya, kecuali nama-nama kalian menamakannya, kalian dan bapa-bapa kalian."

Berhala-berhala yang kalian sembah selain Dia, yang kalian namakan sebagai tuhan-tuhan kalian hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian buat-buat sendiri.

Hal itu tiada lain merupakan buatan mereka sendiri, lalu mereka memberinya nama-nama oleh mereka sendiri. Selanjutnya generasi baru mereka menerima ajaran itu dari para pendahulunya tanpa ada sandaran dari sisi Allah sama sekali.

"Tidak Allah menurunkan dengannya dari keterangan."

Sedangkan Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal atau nama-nama itu. Tiada suatu hujah atau keterangan pun dari Allah yang memperkuatnya. Bahkan keterangan yang Allah turunkan adalah melarang menyembah mereka. Dialah yang harus diikuti.

"Tidaklah keputusan itu kecuali milik Allah. Dia perintahkan agar jangan kalian sembah kecuali kepadaNya."

Keputusan, pengaturan, kehendak dan kerajaan hanyalah kepunyaan Allah semuanya. Dia yang memerintah dan melarang, menetapkan syari’at dan menetapkan hukum-hukum. Dia telah memerintahkan agar semua hambaNya menyembah hanya kepadaNya.

"Itulah agama yang lurus,"

Apa yang aku serukan kepada kalian, iaitu mengesakan Allah dan mengikhlaskan diri kepadaNya dalam beramal adalah agama yang lurus yang menghubungkan kepada semua kebaikan, yang diperintahkan oleh Allah untuk dijalankan.

Allah menurunkan hujah serta bukti yang disukai dan diridhaiNya tentang agama ini. Sedangkan agama selainnya tidak lurus, bengkok dan menghubungkan kepada keburukan.

"akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Kerana itulah kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang musyrik. Mereka tidak mengetahui perkara yang sebenarnya atau tidak mengerti hakikat sesuatu, padahal perbedaan menyembah Allah dengan menyembah selainNya begitu jelas. Akan tetapi, kerana ketidaktahuan mereka terjatuh ke dalam syirik.

Yusuf a.s. mengajak kedua penghuni penjara untuk beriman. Jika keduanya beriman (masuk Islam) bererti mereka mendapatkan nikmat, tetapi jika mereka tetap berbuat syirik maka telah tegak hujjah bagi mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...