Isnin, 27 Januari 2020

41:33-36 Tafsir Surah Fussilat, ayat 33-36.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (٣٣) وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (٣٤) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (٣٥) وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٣٦)

Allah s.w.t. berfirman,

"33. Dan siapakah lebih baik perkataan dari pada orang yang menyeru kepada Allah" 

Orang yang paling baik ucapannya, jalannya dan keadaannya adalah orang yang menyeru manusia untuk menyembah Allah semata, mengajarkan orang-orang yang tidak tahu, menasihati orang-orang yang lalai dan berpaling serta membantah orang-orang yang batil.

Dia memerintahkan manusia beribadah kepada Allah dengan semua bentuknya, mendorong melakukannya, menghias semampunya, melarang apa yang dilarang Allah, memperburuk larangan itu dengan segala cara agar manusia menjauhinya.

Terutama sekali dalam hal ini (dakwah) adalah mengajak manusia masuk Islam, agar mereka mengikrarkan Laailaahaillallah, menghiasnya, membantah musuh-musuhnya dengan cara yang baik, melarang hal yang berlawanan dengannya berupa kekafiran dan kemusyrikan, serta melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Termasuk dakwah ilallah adalah membuat manusia mencintai Allah dengan menyebutkan lebih rinci nikmat-nikmatNya, luasnya kepemurahanNya, sempurnanya rahmatNya, serta menyebutkan sifat-sifat sempurnaNya dan sifat-sifat keagunganNya.

Termasuk dakwah ilallah juga adalah mendorong manusia mengambil ilmu dan petunjuk dari kitab Allah dan sunnah RasulNya. Termasuk pula mendorong manusia mengamalkan akhlak Islam seperti berakhlak mulia, berbuat ihsan kepada manusia, membalas keburukan dengan kebaikan, menyambung tali silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua.

Termasuk juga memberi nasihat kepada manusia pada musim-musim tertentu di mana mereka berkumpul pada musim-musim itu dengan dakwah yang sesuai dengan kondisi ketika itu dan lain sebagainya yang isinya mengajak kepada semua kebaikan serta menakut-nakuti terhadap semua keburukan.

Termasuk dakwah ilallah juga adalah mengumandangkan azan, kerana di dalamnya terdapat seruan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah.

"dan mengerjakan amal yang soleh" 

Di samping dia mengajak manusia kepada Allah, dia juga segera mengerjakan perintah Allah dengan beramal soleh (kebajikan), amal yang membuat Allah ridha.

"dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim?""

Dia juga berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." Iaitu termasuk orang-orang yang tunduk kepada perintahNya dan menempuh jalanNya.

Tingkatan dakwah ini sempurnanya adalah bagi para siddiqin, dimana mereka mengerjakan sesuatu yang menyempurnakan diri mereka dan menyempurnakan orang lain; mereka mendapat warisan yang sempurna dari para rasul.

Dirinya sendiri mengerjakan apa yang dikatakannya sehingga bermanfaat bagi dirinya, juga bagi orang lain yang mengikuti jejaknya. Dia menganjurkan kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyeru manusia untuk kembali ke jalan Khaliq.

Dia bukan termasuk orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan, sedangkan mereka sendiri tidak mengerjakannya; bukan juga termasuk orang-orang yang mencegah perkara yang mungkar, sedangkan mereka sendiri mengerjakannya.

Sebaliknya, orang yang paling buruk ucapannya adalah orang yang menjadi penyeru kepada kesesatan dan menempuh jalannya. Antara kedua orang ini sungguh berjauhan tingkatannya, yang satu yang menyeru kepada Allah berada di tingkatan yang tinggi, sedangkan yang satu lagi yang menyeru kepada kesesatan berada di tingkatan yang bawah.

Antara keduanya terdapat tingkatan-tingkatan yang tidak diketahui kecuali oleh Allah dan semua tingkatan itu dipenuhi oleh makhluk yang sesuai dengan keadaannya sebagaimana firmanNya, “Dan masing-masing orang mendapat darjat-darjat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al An’am 6:132)

"34. Dan tidak sama kebaikan dan tidak kejahatan."

Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan, iaitu tidaklah sama antara mengerjakan kebaikan untuk mencari ridha Allah dengan mengerjakan keburukan yang mendatangkan kemurkaanNya, dan tidak sama antara berbuat baik kepada manusia dengan berbuat buruk kepada mereka, baik secara zat(perbuatan)nya, sifatnya maupun balasannya. Alangkah besarnya perbedaan di antara keduanya.

Selanjutnya Allah memerintahkan secara khusus untuk berbuat ihsan, dimana ia memiliki kedudukan yang besar. Ihsan di sini adalah berbuat ihsan kepada orang yang berbuat buruk kepadanya.

"Tolaklah dengan cara yang ia lebih baik," 

Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik. Iaitu barang siapa yang berbuat jahat terhadap dirimu, tolaklah kejahatan itu darimu dengan cara berbuat baik kepada pelakunya. Misalnya marah disikapi dengan sabar, sikap bodoh dihadapi dengan santun, sikap mengganggu dengan memaafkan, pemutusan silaturrahim dengan disambung.

Jika dia membicarakan kita di hadapan kita atau tidak di hadapan kita, maka kita tidak membalasnya, bahkan memaafkannya dan menyikapinya dengan kata-kata yang lembut. Ketika dia menjauhi kita dan tidak mahu berbicara dengan kita, maka kita mengucapkan kata-kata yang baik kepadanya serta mengucapkan salam.

"maka ketika orang yang di antara kamu dan di antaranya permusuhan seakan-akan dia teman yang setia." 

Hamim bermaksud teman setia. Maka tiba-tiba orang yang di antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Iaitu jika kamu menyikapi keburukan dengan kebaikan atau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka ada faedah yang besar.

Maka kebaikan yang kamu hulurkan kepadanya akan melunakkan hatinya dan berbalik menyukai dan menyenangimu, hingga orang yang sebelumnya sebagai musuh menjadi teman akrab, seakan-akan dia menjadi teman yang dekat denganmu dan akan tertanamlah di dalam hatinya rasa kasihan kepadamu dan ingin berbuat baik kepadamu.

"35. Dan tidak diberikannya kecuali orang-orang yang sabar."

Sifat-sifat yang baik itu hanyalah dianugerahkan kepada orang-orang yang sabar, iaitu mereka yang menahan diri terhadap hal yang tidak disukainya dan memaksa dirinya untuk mengerjakan hal yang dicintai Allah.

Perintah ini hanyalah dapat diterima dan diamalkan oleh orang yang sabar dalam menjalaninya, kerana sesungguhnya hal ini amat berat pengamalannya. Hal itu kerana jiwa diciptakan dalam keadaan ingin membalas keburukan dengan keburukan serta tidak mahu memaafkan.

Jika seseorang berusaha menyabarkan dirinya, mengikuti perintah Tuhannya, mengetahui besarnya pahala dariNya, serta mengetahui bahawa membalasnya dengan perbuatan yang serupa tidaklah berfaedah apa-apa bahkan hanya menambah permusuhan, dan bahawa berbuat ihsan kepadanya tidaklah mengurangi kedudukannya, bahkan barang siapa yang bertawadhu’ kerana Allah, maka Allah akan meninggikannya, maka semua urusannya akan mudah dan dia dapat melakukannya dengan senang hati dan merasakan manisnya.

"Dan tidak diberikan kecuali kepada yang punya keberuntungan yang besar." 

Ia hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar, iaitu orang yang mempunyai kebahagiaan yang besar dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Sifat-sifat itu hanyalah diberikan kepada makhluk-makhluk pilihanNya, dimana dengannya seorang hamba mendapat ketinggian di dunia dan akhirat, dan yang demikian merupakan akhlak mulia yang paling besar.

"36. Dan apabila mengganggumu dari syaitan gangguan, maka berlindunglah kepada Allah."

Jika syaitan mengganggumu dengan suatu godaan, seperti bisikan dan was-wasnya, penghiasannya terhadap keburukan, menjadikannya malas mengerjakan kebaikan, terjatuh ke dalam sebahagian dosa atau menaati sebahagian perintahnya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah, iaitu mintalah kepadaNya dengan rasa perlu kepada perlindunganNya.

Kalau syaitan manusia barangkali dapat ditundukkan dengan bersikap baik kepadanya. Sedangkan syaitan jin, maka tiada cara bagi orang mukmin untuk menghindarinya bila melancarkan godaannya selain memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Menciptakannya, kerana Dialah Yang menguasakannya terhadapmu. Apabila engkau memohon perlindungan kepada Allah, maka Dia akan menghindarkannya darimu dan menolak tipu dayanya.

"Sesungguhnya Dia, Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui." 

Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar ucapan dan doamu. Dia Maha Mengetahui keadaan kamu dan perlunya kamu kepada perlindunganNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...