Ahad, 2 Februari 2020

2:213-214 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 213-214.

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٢١٣) أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (٢١٤) 

Allah s.w.t. berfirman,

"213. Bahawa manusia umat yang satu."

Manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, iaitu dalam keadaan sama-sama beriman kepada Allah s.w.t. dan mentauhidkannya, lalu mereka berselisih, sebahagian ada yang tetap beriman dan sebahagian lagi ada yang berubah menjadi kafir.

Terjadi penyimpangan dari tauhid sepuluh kurun setelah Zaman Nabi Adam a.s. ketika sebahagian masyarakat membuat patung orang-orang soleh, sebelumnya tidak disembah, namun setelah generasi tersebut meninggal dan digantikan oleh generasi selanjutnya, maka patung-patung itu disembah.

Kaum Nabi Nuh berkata, "Janganlah sekali kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian, dan janganlah sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr.”

Ini adalah nama orang-orang soleh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meninggal dunia, syaitan membisikan kepada kaum mereka agar membuat patung-patung mereka yang telah meninggal di tempat-tempat di mana di situ diadakan pertemuan pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama nama patung tersebut dengan nama-nama mereka (orang-orang soleh).

Kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syaitan. Waktu itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan.

Setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebuti disembah. Ketika keadaan seperti ini, maka Allah s.w.t. mengutus para rasul.

"Maka Allah mengutus nabi-nabi pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan."

Setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan khabar gembira dan peringatan.

Nabi s.a.w. menyampaikan khabar gembira berupa kehidupan yang baik, rezeki yang lapang dan syurga kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan memberi peringatan dengan kehidupan yang sempit, terhalangnya rezeki, kelemahan, kehinaan dan neraka kepada orang-orang yang kafir atau bermaksiat kepadaNya.

"Dan menurunkan bersama mereka kitab dengan benar"

Allah menurunkan bersama para nabi itu kitab yang mengandung kebenaran. Berita-berita yang ada di dalamnya benar dan perintah-perintahnya adalah adil, bahkan semua isinya adalah benar sebagai penyelesai antara orang-orang yang berselisih, baik dalam masalah usul maupun furu' (cabang).

Inilah yang wajib dilakukan ketika terjadi perselisihan, iaitu mengembalikan masalah tersebut kepada Allah dan RasulNya, kepada Al Qur'an dan As Sunnah dan tentu kita akan menemukan fashlun nizaa' (keputusannya).

"untuk memberi keputusan di antara manusia tentang apa yang mereka perselisihkan di dalamnya."

Untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.

"Dan tidak berselisih di dalamnya, kecuali orang-orang yang mereka diberinya"

Tidaklah berselisih tentang kitab itu, melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab. Tidak ada yang berselisih tentang hal itu, iaitu tentang kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab yang dibawanya, melainkan orang-orang yang telah diberi kitab.

"setelah apa yang datang kepada mereka keterangan-keterangan, dengki di antara mereka."

Iaitu setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, kerana kedengkian di antara mereka sendiri.

Setelah Allah s.w.t. menyebutkan nikmatNya yang besar dengan diturunkanNya kitab kepada ahlul kitab, di mana hal tersebut mengharuskan agar mereka bersatu serta berkumpul di atasnya, Allah s.w.t. memberitahukan bahawa sebahagian mereka dengki kepada sebahagian yang lain, maka timbullah pertengkaran, permusuhan dan banyaknya perselisihan.

Mereka berselisih terhadap kitab yang seharusnya mereka lebih dulu untuk bersatu di atasnya setelah mereka mengetahuinya dan meyakininya berdasarkan ayat-ayat yang jelas dan bukti-buktinya yang pasti. Oleh kerana itu, akhirnya mereka tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.

"Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman, lalu mereka berselisih di dalamnya dari kebenaran dengan izinNya."

Maka dengan kehendak Allah, Dia memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu. Iaitu semua masalah yang diperselisihkan ahlul kitab, Allah memberikan petunjuk yang benarnya kepada umat ini.

Allah s.w.t. telah menerangkan yang hak kepada makhlukNya sebagai keadilan dan penegakkan hujjah kepada manusia agar tidak ada yang berkata, "Belum datang kepada kami seorang pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan".

"Dan Allah memberi petunjuk orang yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus."

Allah s.w.t. sentiasa memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki dengan kurnia, rahmat, pertolongan dan kelembutanNya ke jalan yang benar. Hanya milikNyalah hikmah (kebijaksanaan) dan hujah yang kuat.

Dengan demikian, menerangkan yang hak kepada kelompok manusia yang kafir adalah sebagai keadilan dan hikmahNya, sedangkan kepada kelompok manusia yang beriman adalah sebagai bentuk ihsan dan kurniaNya.

"214. Ataukah kalian mengira bahawa kalian akan masuk syurga, dan belum datang pada kalian seperti orang-orang yang terdahulu sebelum kalian?"

Adakah kalian menyangka bahawa kalian akan masuk syurga sebelum kalian mendapat cobaan, ujian dan kesengsaraan seperti yang dialami oleh orang-orang terdahulu sebelum kalian? Termasuk sunnatullah yang tidak dapat dirubah adalah memberikan ujian dan cobaan kepada orang yang menegakkan agama dan syari'atNya.

"Telah menimpa mereka malapetaka dan kesengsaraan"

Mereka ditimpa malapetaka atau kemelaratan, iaitu kemiskinan yang sangat berat. Mereka juga ditimpa kesengsaraan atau penderitaan, seperti penyakit.

"dan mereka digoncang"

Mereka juga digoncangkan dengan berbagai cobaan seperti diancam untuk dibunuh, diasingkan, diambil hartanya, dibunuh kekasihnya dan sebagainya.

Cobaan tersebut bahkan sampai pada tingkatan menyangka lambatnya pertolongan Allah, padahal mereka yakin terhadap pertolonganNya. Akan tetapi kerana keadaan yang sangat kritis.

"sehingga berkata rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah pertolongan Allah?""

Iaitu bilakah datangnya pertolongan Allah? Bilakah kami mendapat kemenangan atas musuh-musuh kami. Mereka berdoa di saat keadaan sempit dan susah agar pertolongan dan kemenangan disegerakan.

"Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah sangat dekat."

Sebagaimana ada kesusahan, maka akan diturunkan juga pertolongan yang semisal dengannya. Kelonggaran datang ketika terjadi kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan.

Setiap kali penderitaan semakin menjadi, maka ketika dia bersabar, ujian berubah menjadi nikmat, kelelahan berubah menjadi istirahat, dan diakhiri dengan kemenangan terhadap musuh sekaligus ubat terhadap rasa sakit di hati.

Jika seseorang bersabar terhadap perintah Allah dan tidak peduli terhadap rintangan yang menghadang, maka dia adalah orang yang benar imannya dan akan mendapatkan kebahagiaan secara sempurna.

Sebaliknya, orang yang menjadikan gangguan manusia sebagai azab Allah, iaitu rintangan tersebut malah menjadikannya berpaling dari perintah Allah dan agamaNya, maka imannya dusta.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...