Jumaat, 21 Februari 2020

9:81-85 Tafsir Surah At Taubah, ayat 81-85.

فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ (٨١) فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٨٢) فَإِنْ رَجَعَكَ اللَّهُ إِلَى طَائِفَةٍ مِنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوا مَعِيَ أَبَدًا وَلَنْ تُقَاتِلُوا مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ (٨٣) وَلا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ (٨٤) وَلا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَأَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ (٨٥)

Allah s.w.t. berfirman mencela orang-orang munafik yang tidak ikut menemani Rasulullah s.a.w. berangkat ke medan Perang Tabuk,

"81. Merasa gembira orang-orang yang ditinggalkan di tempat duduk mereka setelah Rasulullah"

Orang-orang yang ditinggalkan tidak ikut berperang ke Tabuk itu merasa gembira dengan ketidakberangkatan mereka setelah Nabi s.a.w. berangkat.

Hal ini menunjukkan ketiadaan iman dalam hati mereka dan lebih memilih kekufuran daripada keimanan. Perbuatan mereka ini mengandung banyak perkara dosa, dari mulai takhalluf (meninggalkan Rasulullah s.a.w.), ridha di atas sikap itu dan bergembira.

"dan mereka tidak suka untuk mereka berjihad dengan harta-harta mereka dan jiwa-jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata," Janganlah kalian berangkat dalam panas terik."

Mereka tidak suka berjihad bersama Rasulullah s.a.w. dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Demikian itu kerana keberangkatan ke medan Tabuk bertepatan dengan musim panas yang terik, iaitu di saat orang-orang sedang suka bernaung di bawah pohon yang sedang berbuah.

Sebahagian dari orang-orang munafik itu berkata kepada sebahagian yang lainnya, "Janganlah kalian berangkat pergi berperang dalam panas terik ini.” Mereka lebih suka istirahat yang sebentar daripada istirahat yang kekal. Maka Allah s.w.t. berfirman kepada RasulNya,

"Katakanlah, "Neraka Jahannam lebih panas," jika mereka mengetahui."

Katakanlah kepada mereka, "Api neraka jahannam yang kelak bakal menjadi tempat tinggal kalian itu lebih sangat panasnya," jikalau mereka mengetahui. Panasnya lebih daripada panas terik yang kalian hindari itu, bahkan jauh lebih panas pula daripada api di dunia ini.

Kemudian Allah s.w.t. berfirman mengancam orang-orang munafik itu kerana perbuatan mereka yang seperti itu,

"82. Maka biarkan mereka tertawa sedikit dan biarkan mereka menangis banyak sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."

Maka biarkanlah mereka ketawa sedikit di dunia dan menangis banyak di akhirat sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat berupa kekufuran, kemunafikan dan tidak mahu taat kepada perintah Tuhan mereka.

Allah s.w.t. memerintahkan kepada RasulNya s.a.w. melalui firmanNya,

"83. Maka jika Allah mengembalikan kamu kepada suatu golongan dari mereka,"

Iaitu jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) dari peperanganmu sekarang ini kepada suatu golongan dari orang-orang munafik itu. Disebutkan suatu golongan, kerana di antara mereka ada yang bertaubat dari kemunafikan dan menyesali sikap mereka meninggalkan berperang.

"maka mereka minta izin kepadamu untuk keluar, maka katakanlah, "Tidak akan kalian keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak akan kalian memerangi bersamaku musuh. Sesungguhnya kalian rela dengan duduk pertama kali. Maka duduklah kalian bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.""

Kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar pergi berperang bersamamu ke peperangan lainnya, maka katakanlah, "Kalian tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kalian telah rela tidak pergi berperang sejak semula. Kerana itu tinggallah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang."

Setelah Nabi Muhammad s.a.w. selesai dari perang Tabuk dan kembali ke Madinah lalu bertemu segolongan orang-orang munafik yang tidak ikut perang, mereka meminta izin kepada Beliau untuk ikut berperang pada peperangan yang lain, maka Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah untuk mengabulkan permintaan mereka kerana mereka sejak awal tidak mahu berperang.

Demikian itu sebagai hukuman bagi mereka, di samping itu ikut sertanya mereka akan menimbulkan mafsadat.

Ketika Abdulah ibnu Ubay mati, maka anaknya yang juga bernama Abdullah datang menghadap Rasulullah s.a.w. dan meminta baju gamis Rasul s.a.w. untuk dipakai sebagai kain kafan ayahnya. Maka Rasulullah s.a.w. memberikan baju gamisnya kepada Abdullah. Kemudian Abdullah meminta kepada Rasul s.a.w. untuk menyalatkan jenazah ayahnya.

Maka Rasulullah s.a.w. bangkit untuk menyolatkannya. Tetapi Umar bangkit juga dan menarik baju Rasulullah s.a.w. sambil berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan jenazahnya, padahal Tuhanmu telah melarangmu menyalatkannya?"

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah hanya memberiku pilihan. Dia telah berfirman “Kamu mohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Walaupun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.” Dan aku akan melakukannya lebih dari tujuh puluh kali."

Umar berkata, "Dia orang munafik." Tetapi Rasulullah s.a.w. tetap menyolatkannya. Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"84. Dan janganlah kamu menyalatkan atas seseorang dari mereka yang mati selama-lamanya dan janganlah kamu berdiri atas kuburnya. Sesungguhnya mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dan mereka orang-orang fasik." 

Berlepaslah dirimu dari orang-orang munafik. Janganlah kamu solatkan jenazah untuk seorang yang mati di antara mereka selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri mendoakannya di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan RasulNya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.

Hal ini merupakan hukum yang bersifat umum berlaku terhadap setiap orang yang telah dikenal kemunafikannya, walaupun penyebab turunnya ayat ini berkenaan dengan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, pemimpin orang-orang munafik.

"85. Dan janganlah menarik hatimu harta benda mereka dan anak-anak mereka."

Janganlah engkau tertarik hati atau kagum terhadap harta dan anak-anak mereka. Iaitu jangan tertipu hanya kerana mereka diberikan harta dan anak, yang demikian bukanlah karamah untuk mereka, bahkan penghinaan dariNya untuk mereka.

"Sesungguhnya Allah menghendaki untuk menyiksa mereka dengannya di dunia" 

Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu, sehingga mereka sentiasa bersusah payah dan keletihan untuk memperolehnya, takut jika apa yang mereka peroleh hilang, dan tidak merasa nikmat dengannya. Harta dan anak mereka juga membuat mereka sibuk dan lupa dari mengingat Allah dan mengingat akhirat.

"dan melayanglah diri mereka, dan mereka orang-orang kafir." 

Allah menghendaki agar mereka mati dalam keadaan kafir. Hal tersebut lebih pedih dan lebih keras bagi siksaan yang akan diterima mereka; semoga Allah melindungi kita dari hal tersebut. Apa yang disebutkan oleh ayat ini merupakan istidraj bagi mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...