Khamis, 19 Mac 2020

35:39-41 Tafsir Surah Fathir, ayat 39-41.

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلا مَقْتًا وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلا خَسَارًا (٣٩) قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الأرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْهُ بَلْ إِنْ يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا إِلا غُرُورًا (٤٠) إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ أَنْ تَزُولا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤١)

Allah s.w.t. berfirman memberitahukan tentang sempurnanya hikmahNya dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya. Dia menentukan dengan qadarNya yang terdahulu.

"39. Dia Yang menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah di bumi." 

Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di bumi. Iaitu suatu kaum menggantikan kaum yang lain sebelum mereka dan suatu generasi datang menggantikan generasi yang sebelumnya. Dia mengutus pemberi peringatan untuk setiap umat, lalu Dia memperhatikan apa yang mereka kerjakan.

"Maka barang siapa yang ingkar, maka atasnya kekafirannya." 

Barang siapa yang kafir kepada Allah dan kepada apa yang dibawa para rasulNya, maka akibat kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Iaitu sesungguhnya akibat, dosa dan hukuman dari perbuatan kafirnya itu akan memudaratkan dirinya sendiri, bukan orang lain.

"Dan tidak menambah orang-orang kafir kekafiran mereka di sisi Tuhan mereka kecuali kemurkaan," 

Kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Selama mereka berada dalam kekufurannya, maka Allah terus-menerus murka terhadap mereka. Tiada hukuman yang lebih besar daripada kemurkaan Allah Yang Mahamulia.

"dan tidak menambah orang-orang kafir dari selain Allah kecuali kerugian."

Kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka. Mereka merugikan diri mereka dan amal mereka. Mereka senantiasa bertambah sengsara dan rugi, serta mendapatkan kehinaan baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Selama mereka masih tetapi kafir, mereka merugikan dirinya sendiri dan keluarganya kelak di hari kiamat.

Berbeda keadaannya dengan orang-orang mukmin, kerana sesungguhnya manakala seseorang dari mereka diberi usia panjang dan beramal baik, maka darjatnya makin tinggi, begitu juga kedudukannya di dalam syurga. Pahala yang diterimanya bertambah dan Tuhan yang menciptakannya makin mencintai dan menyukainya.

Allah s.w.t. berfirman melemahkan sesembahan orang-orang musyrik, menerangkan kekurangannya, dan membatalkan syirik mereka dari berbagai sisi.

"40. Katakanlah, "Apakah kalian melihat sekutu-sekutu kalian yang kalian seru dari selain Allah.""

Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang musyrik, "Terangkanlah kepadaku tentang sekutu-sekutu kalian yang kalian seru selain Allah." Iaitu berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang kalian sembah-sembah selain Allah. Adakah mereka memang berhak disembah dan diminta?

"Perlihatkan padaku apa yang mereka ciptakan dari bumi" 

Tunjukkanlah kepadaku bahagian manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan. Adakah mereka telah menciptakan laut, atau gunung, atau haiwan, atau benda mati? Tentu orang-orang musyrik itu akan mengakui, bahawa yang menciptakan semua itu adalah Allah s.w.t.

"atau bagi mereka sekutu langit"

Atau adakah mereka mempunyai saham atau peranan dalam penciptaan langit? Tentu orang-orang musyrik akan mengatakan, bahawa sekutu-sekutu mereka itu tidak memiliki peranan apa-apa terhadap penciptaan langit apalagi mengaturnya.

Jika mereka tidak menciptakan apa-apa dan tidak ikut serta dengan Allah s.w.t. dalam menciptakan makhlukNya dan mengaturnya, maka mengapa kalian menyembahnya dan berdoa kepadanya padahal kalian mengakui kelemahannya.

Dengan demikian, dalil akal menunjukkan tidak benarnya menyembah mereka dan menunjukkan batilnya. Pada lanjutan ayatnya, Allah s.w.t. sebutkan tentang dalil naqli (wahyu), bahawa ternyata mereka tidak memiliki dalil naqlinya sebagaimana tidak memiliki dalil ‘aqli (akal).

"atau Kami berikan pada mereka kitab" 

Atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab? Iaitu kitab yang menyuruh dan menyokong mereka berbuat syirik, dan menyembah patung dan berhala.

"sehingga mereka atas keterangan-keterangan darinya."

Sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas darinya? Iaitu keterangan yang membenarkan perbuatan syirik. Kenyataannya tidaklah demikian. Sebelum Al Qur’an tidak ada kitab yang turun kepada mereka dan sebelum Rasulullah s.a.w., tidak ada yang memberi peringatkan mereka.

Dalil naqli dan dalil ‘aqli menunjukkan batilnya syirik. Namun kaum musyrik tetap di atas perbuatan syirik, padahal di tengah-tengah mereka ada orang yang berakal, yang cerdas dan pandai.

"Bahkan tidak menjanjikan orang-orang yang zalim sebahagian mereka sebahagian yang lain, kecuali tipuan."

Sebenarnya orang-orang zalim itu, sebahagian mereka hanya menjanjikan tipuan belaka kepada sebahagian yang lain. Mereka hanya semata-mata mengikuti hawa nafsu, angan-angan dan pendapat mereka sendiri, padahal kenyataanya adalah tipuan, kebatilan dan kepalsuan belaka. Ada yang berpendapat, iaitu menjanjikan bahawa patung-patung itu memberi syafaat.

Inilah yang mereka lakukan, mereka tidak memiliki hujjah tetapi hanya mendapat pesan dari kawan-kawannya serta penghiasan dari mereka, begitu juga kerana orang yang terlambat dari mereka mengikuti orang yang di depan padahal sesat.

Dan kerana angan-angan syaitan yang menghias indah perbuatan buruk mereka, sehingga tertanamlah dalam hati mereka dan menjadi sifat yang melekat dalam diri mereka, sehingga sulit disingkirkan, dan berat dipisahkan, maka terjadilah apa yang terjadi berupa tetap di atas syirik dan kekafiran serta kebatilan.

Allah s.w.t. berfirman memberitahukan tentang sempurnanya kekuasaanNya, sempurnanya rahmatNya, dan luasnya santun dan ampunanNya,

"41. Sesungguhnya Allah, Dia menahan langit dan bumi supaya keduanya lenyap."

Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi agar tidak lenyap, iaitu agar tidak bergeser dari tempatnya masing-masing. KekuasaanNya Mahabesar, dengan kekuasaanNya itulah langit dan bumi berdiri tegak dengan izinNya. Dengan kekuasaanNya itu juga Dia menjadikan pada bumi dan langit kekuatan yang menjaga kelestariannya.

"Dan sungguh jika keduanya lenyap, tidak dapat menahan keduanya dari seorang kecuali Allah."

Jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Tiada yang dapat mempertahankan kelestarian dan keutuhan keduanya selain Dia sendiri. Di samping itu kerana kelemahan mereka (makhlukNya) baik kemampuan maupun kekuatan untuk menjaganya.

Akan tetapi Allah s.w.t. menetapkan agar langit dan bumi tetap ada agar menjadi tempat bagi makhlukNya, memberi manfaat dan memberi pelajaran agar mereka mengetahui sebahagian dari besarnya kekuasaanNya dan kekuatan kemampuanNya.

Demikian itu agar hati mereka membesarkan, mengagungkan, mencintai dan memuliakanNya, dan agar mereka mengetahui sempurnanya santun dan ampunanNya dengan memberi tangguh orang-orang yang berdosa, tidak segera menyiksa orang-orang yang bermaksiat.

Padahal jika Dia memerintahkan langit untuk menimpakan bebatuan kepada manusia tentu akan terjadi, dan jika Dia mengizinkan bumi untuk membinasakan manusia, tentu bumi akan menelan mereka.

Akan tetapi ampunanNya begitu luas sehingga mengena mereka, begitu juga santun (kesabaran)Nya dan kepemurahanNya.

"Sungguh Dia, Dia Maha Penyantun Maha Pengampun." 

Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Iaitu Dia Maha Melihat tingkah laku hamba-hambaNya yang kafir dan derhaka kepadaNya, namun Dia menyantuni mereka dan memberikan masa tangguh dan tempoh bagi mereka untuk bertaubat, dan Dia tidak segera mengazab mereka. Selain itu Dia memaafkan dan mengampuni sebahagian yang lainnya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...