Khamis, 30 April 2020

18:54-56 Tafsir Surah Al Kahfi, ayat 54-56.

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الإنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلا (٥٤) وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلا أَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الأوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلا (٥٥) وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَيُجَادِلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَمَا أُنْذِرُوا هُزُوًا (٥٦) 

Allah s.w.t. berfirman,

"54. Dan sungguh Kami telah menjelaskan dalam ini al Qur'an kepada manusia dari tiap-tiap perumpamaan."

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan untuk maslahat dan manfaat mereka. Kami telah menjelaskan dan menerangkan berbagai perkara secara rinci, agar mereka tidak sesat dari perkara yang hak dan agar mereka tidak menyimpang dari jalan petunjuk.

Hal ini menghendaki seseorang untuk menerima Al Qur’an, tunduk dan taat serta tidak menentangnya. Namun, walaupun dengan adanya keterangan dan penjelasan ini yang membedakan antara perkara yang hak dan perkara yang batil, manusia itu banyak membantah, suka menentang, dan bersikap oposisi terhadap perkara yang hak dengan mengikuti perkara yang batil.

"Dan adalah manusia paling banyak sesuatu bantahan."

Tetapi manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Padahal yang demikian tidak patut mereka lakukan, dan bukan merupakan sikap adil. Sikap itu timbul kerana kezaliman dan sifat keras, bukan kerana kurangnya penjelasan, hujjah dan bukti.

Kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah memperlihatkan kepadanya jalan menuju keselamatan.

"55. Dan tidak mencegah manusia untuk beriman, ketika datang kepada mereka petunjuk dan mereka mohon ampun Tuhan mereka"

Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika Al Qur’an telah datang kepada mereka dan mereka memohon ampun kepada Tuhan mereka.

Orang-orang kafir bersikap degil, baik yang dahulu maupun yang sekarang; mereka sentiasa mendustakan perkara hak yang jelas lagi nyata, walaupun diiringi dengan tanda-tanda dan bukti-bukti yang jelas.

Tiada faktor yang mencegah mereka untuk mengikuti perkara yang hak selain keinginan mereka menyaksikan azab yang telah diancamkan terhadap mereka dengan mata kepala sendiri.

"kecuali bahawa akan datang pada mereka hukum Allah umat-umat terdahulu"

Kecuali keinginan menanti datangnya hukum Allah seperti yang telah berlaku pada umat-umat yang terdahulu, iaitu diliputi oleh azab dan dibinasakan sampai ke akar-akarnya tanpa ada seorang pun yang tersisa.

"atau datang pada mereka azab dengan nyata."

Mereka ingin melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri berada di hadapan mereka. Oleh kerana itu, hendaknya mereka takut terhadapnya dan bertaubat dari kekafirannya sebelum datang kepada mereka azab yang tidak dapat ditolak lagi.

"56. Dan tidak Kami mengutus para rasul kecuali pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan;"

Tidaklah Kami mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa berita gembira kepada orang-orang yang membenarkan dan beriman kepada rasul-rasul Kami dengan syurga, dan sebagai pemberi peringatan bagi orang-orang yang kafir, mendustakan dan menentang mereka dengan neraka sebelum datangnya azab.

Allah s.w.t. tidaklah mengutus para rasul main-main, tidak untuk manusia menjadikan mereka sebagai tuhan dan tidak juga untuk mereka (para rasul) menyeru untuk kepentingan dirinya. Bahkan Allah s.w.t. menutus para rasul untuk mengajak manusia kepada kebaikan dan melarang keburukan serta memberikan kabar gembira dan peringatan.

"dan membantah orang-orang yang kafir dengan yang batil agar mereka melenyapkan dengannya kebenaran"

Tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan cara yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran). Iaitu mereka gunakan kebatilan itu untuk melemahkan perkara yang hak, yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka, seperti ucapan mereka, “Apakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” Tetapi usaha yang dilakukan mereka itu tidaklah berhasil.

"dan mereka menjadikan ayat-ayatKu dan apa yang mereka diberi peringatan olok-olok."

Mereka yang kafir itu menganggap ayat-ayatKu dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan. Iaitu mereka menganggap hujah-hujah dan bukti-bukti yang bertentangan dengan hukum alam (mukjizat-mukjizat) yang dibawa oleh para rasul, serta peringatan-peringatan dan ancaman-ancaman azab yang ditujukan kepada mereka, sebagai olok-olokan.

Dengan diutusnya para rasul, maka hujjah Allah bagi manusia menjadi tegak, akan tetapi orang-orang kafir tidak menghendaki selain berbantah-bantahan menggunakan yang batil untuk mengalahkan yang benar.

Mereka berusaha membela yang batil sesuai kemampuan demi mengalahkan yang hak, mereka memperolok rasul-rasul Allah dan ayat-ayatNya serta merasa bangga dengan ilmu yang mereka miliki. Jawaban seperti itu merupakan reaksi dari kedustaan mereka yang berat dan parah.

Akan tetapi, Allah s.w.t. tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang yang kafir benci.

Termasuk hikmah Allah dan rahmatNya adalah diadakanNya orang-orang yang melawan kebenaran dengan kebatilan agar kebenaran semakin jelas dan kebatilan semakin terlihat.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...