Ahad, 5 April 2020

4:110-112 Tafsir Surah An Nisa, ayat 110-112.

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا (١١٠) وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (١١١) وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا (١١٢) 

Allah s.w.t. berfirman memberitakan kepada hamba-hambaNya tentang ampunanNya, sifat penyantunNya, kemurahanNya, kedermawananNya, keluasan rahmatNya dan pemaafanNya.

"110. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri" 

Barang siapa yang berbuat kejahatan kepada orang lain, baik terkait dengan darah, harta atau kehormatan mereka. Atau dia menganiaya dirinya sendiri dengan berbuat maksiat antara dirinya dengan Allah. Barang siapa yang mengerjakan suatu dosa, baik kecil ataupun besar.

"kemudian memohon ampunan kepada Allah," 

Kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, iaitu beristighfar secara sempurna dengan mengakui dosa dan menyesalinya, berhenti dari melakukannya dan berniat keras untuk tidak mengulanginya.

"dia mendapati Allah Maha Pengampun Maha Penyayang." 

Nescaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang walaupun dosa-dosanya lebih besar daripada langit, bumi dan semua gunung. Semua orang yang bertaubat kepadaNya, pasti Dia menerima taubatnya atas semua dosa yang telah dia lakukan.

Allah berjanji akan mengampuni dan merahmatinya. Dia akan mengampuni dosa yang dilakukannya, menghilangkan cacat dan kekurangan yang diakibatkan dari maksiat itu, mengembalikan amal solehnya dan memberinya taufiq di masa mendatang, dan dosanya tidak dijadikanNya sebagai penghalang taufiqNya.

"111. Dan barang siapa yang mengerjakan dosa, maka sungguh hanyalah dia mengerjakan dirinya sendiri." 

Barang siapa yang mengerjakan dosa, mencakup dosa kecil maupun dosa besar, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk kesusahan dirinya sendiri. Hukumannya baik hukuman dunia maupun akhirat ditanggung oleh dirinya, tidak ditanggung oleh yang lain.
Allah s.w.t. berfirman, "Bahawasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain," (An Najm: 38).

Akan tetapi, jika kemaksiatan nampak dan tidak diingkari, maka hukuman dan dosanya boleh menimpa secara merata, dan yang demikian masih termasuk ke dalam surat An Najm ayat 38 tersebut, kerana orang yang tidak mengingkari hal yang wajib diingkari padahal dirinya mampu, maka sama saja dia telah mengerjakan kesalahan.

Dalam ayat di atas terdapat bukti keadilan Allah dan kebijaksanaanNya. Dia tidak menghukum orang lain kerana kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dan tidak menghukum lebih dari dosa yang dilakukan.

Seseorang tidak dapat menyelamatkan orang Lain. Sesungguhnya setiap orang akan menerima sendiri akibat dari apa yang dikerjakannya, tidak dapat membebankannya kepada orang lain.

"Dan Allah Maha Mengetahui Mahabijaksana." 

Maha sempurna ilmu dan kebijaksanaanNya. Hal tersebut terjadi berkat pengetahuanNya, kebijaksanaanNya, keadilanNya, dan rahmatNya. Di antara ilmuNya dan kebijaksanaanNya adalah Dia mengetahui dosa dan apa saja yang timbul daripadanya, sebab yang mendorong untuk melakukannya, hukuman dari perbuatan yang dilakukan.

Dia juga mengetahui keadaan orang yang berdosa, jika seseorang melakukannya kerana hawa nafsu dalam hatinya yang memerintahkan kepada keburukan, namun ia senantiasa kembali kepada Tuhannya di setiap waktunya, maka Dia akan mengampuni dan memberinya taufiq untuk bertaubat.

Sebaliknya, jika kemaksiatan dilakukan kerana meremehkan perhatian Allah kepadanya dan meremehkan siksaNya, maka orang seperti ini nampaknya jauh dari ampunan dan taufiqNya untuk bertaubat.

"112. Dan barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dia lemparkan dengannya orang yang tidak bersalah," 

Barang siapa berbuat kesalahan, iaitu dosa kecil, atau berbuat dosa, iaitu dosa besar, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah.

"maka sungguh dia menanggung kebohongan dan dosa yang nyata." 

Maka sesungguhnya dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata. Ancaman dan cemuhan ini bersifat umum. Iaitu mencakup juga selain mereka yang disebut dari kalangan orang-orang yang melakukan perbuatan jahat seperti mereka dan berkarakter seperti mereka; maka baginya hukuman yang sama seperti yang diterima mereka.

Yang demikian termasuk dosa besar dan hal yang membinasakan seseorang, kerana dia sama saja telah melakukan banyak kerosakan, di antaranya iaitu: telah mengerjakan dosa atau kesalahan, menuduhkan kesalahan kepada orang yang tidak berdosa, berbuat dusta dengan menyatakan dirinya bersih dan menuduh orang yang tidak berdosa, mengakibatkan adanya hukuman duniawi yang tidak benar, orang yang salah tidak terkena, bahkan orang yang tidak bersalah malah diberi hukuman. Demikian juga, orang yang tidak bersalah menjadi bahan pembicaraan orang lain dan mafsadat lainnya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...