Khamis, 23 April 2020

57:22-24 Tafsir Surah Al Hadid, ayat 22-24.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (٢٢) لِكَيْلا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (٢٣) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (٢٤)

Allah s.w.t. berfirman menerangkan meratanya qadha’ dan qadarNya. Dia menceritakan tentang takdir yang telah ditetapkanNya atas makhlukNya sebelum Dia menciptakan semuanya.

"22. Tidak menimpa dari musibah di bumi dan tidak pada diri kalian kecuali dalam kitab dari sebelum supaya Kami mewujudkannya." 

Setiap bencana yang menimpa di bumi seperti musim kebuluran atau kekeringan, dan yang menimpa dirimu sendiri seperti rasa sakit dan penyakit, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Iaitu sebelum Kami ciptakan manusia dan makhluk lainnya.

Tiada seorang pun yang terkena luka kerana batang dan tidak pula musibah yang menimpa telapak kaki (tertusuk duri) dan tidak pula terkilirnya urat, melainkan kerana perbuatan dosa (yang bersangkutan), dan apa yang dimaafkan oleh Allah darinya adalah lebih banyak.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah telah menetapkan ukuran-ukuran (semua makhlukNya) sebelum menciptakan langit dan bumi dalam jarak lima puluh ribu tahun."

Ayat ini mencakup semua musibah yang menimpa makhluk, yang baik maupun yang buruk, dimana semuanya telah tertulis dalam Lauh Mahfuz yang kecil maupun yang besar. Perkara ini adalah perkara besar yang tidak dapat dijangkau akal, bahkan hati orang-orang yang berakal sampai lalai di sini.

"Sesungguhnya demikian atas Allah mudah." 

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Pengetahuan Allah s.w.t. mengenai segala sesuatu sebelum kejadiannya dan pencatatan semuanya itu olehNya sesuai dengan kejadiannya di alam kenyataan adalah mudah sekali bagi Allah.

Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang tidak akan terjadi, dan bagaimana akibatnya bila hal itu terjadi.

"23. Supaya jangan kalian berduka cita atas apa yang luput dari kalian," 

Kami beri tahukan kepada kalian tentang ilmu Kami, ketetapan Kami atas segala sesuatu sebelum kejadiannya, dan ukuran-ukuran yang Kami buatkan untuk semua makhluk sebelum keberadaannya, agar kaidah ini menetap pada kalian dan kalian mendasari di atasnya dalam semua yang kalian peroleh, baik atau buruk.

Demikian itu supaya kalian mengetahui bahawa musibah yang menimpa diri kalian bukanlah hal yang diluputkan dari kalian, dan musibah yang luput dari kalian bukanlah untuk ditimpakan kepada kalian.

Maka janganlah kalian berputus asa, bersedih atau menyesali apa yang luput dari kalian; kerana sesungguhnya seandainya hal itu ditakdirkan, nescaya akan terjadi. Hal itu telah tertulis dalam Lauh Mahfuz, harus diberlakukan dan harus terjadi sehingga tidak ada jalan untuk menolaknya.

"dan janganlah kalian terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan kepada kalian." 

Dan supaya kalian jangan terlalu gembira dengan apa yang diberikan atau didatangkanNya kepada kalian. Terlalu gembira bermaksud gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan, keangkuhan, berbangga diri terhadap manusia dan lupa kepada Allah.

Sesungguhnya pemberian itu bukanlah dari usaha, upaya dan kekuatan kalian, juga bukan dari hasil jerih payah kalian. Sesungguhnya hal itu terjadi hanyalah semata-mata kerana takdir Allah, pemberian rezekiNya, kurniaNya dan nikmatNya kepada kalian.

Maka sibukkanlah diri kalian dengan bersyukur kepada Allah yang melimpahkan nikmat itu dan menghindarkan bahaya dari kalian.

"Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri." 

Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong terhadap apa yang diberikan kepadanya dan merasa ujub dengannya, lagi membanggakan diri di hadapan manusia, dia menisbatkan nikmat itu kepada dirinya, tidak kepada Allah s.w.t.

Tiada seorang pun melainkan mengalami gembira dan sedih, maka bersyukurlah kamu di saat mendapat kegembiraan dan bersabarlah dalam menanggung kedukaan (kesedihan).

"24. Orang-orang yang kikir dan mereka menyuruh manusia dengan berbuat kikir." 

Iaitu orang-orang yang bakhil terhadap yang wajib mereka keluarkan dan menyuruh manusia berbuat bakhil. Mereka gemar mengerjakan hal yang mungkar dan menganjurkan kepada orang lain untuk melakukannya.

Bagi mereka ini azab yang pedih. Mereka menggabung antara dua perkara yang tercela, dimana salah satunya sesungguhnya sudah cukup menunjukkan keburukannya.

Kedua perkara itu adalah yang pertama bakhil (kikir), iaitu menahan hak-hak yang wajib diberikan, dan yang kedua adalah memerintahkan manusia berbuat demikian dengan mendorong berbuat kikir baik dengan ucapan maupun perbuatan. Ini tidak lain kerana berpaling dari menaati Allah.

"Dan barang siapa yang berpaling, maka sungguh Allah, Dia Mahakaya Maha Terpuji." 

Barang siapa berpaling dari perintah Allah dan jalan ketaatan kepadaNya, maka tidak ada yang dia rugikan kecuali dirinya dan Allah tidaklah terkena madharrat sedikit pun. Sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.

Kekayaan menjadi lawazim (yang mesti) pada zatNya; milikNya kerajaan langit dan bumi, dan Dialah yang mengkayakan hamba-hambaNya dan mencukupkan mereka, dan Dia Maha Terpuji.

Dia memiliki semua nama yang baik, sifat yang sempurna, perbuatan yang indah sehingga berhak untuk dipuji, disanjung dan diagungkan.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...