Jumaat, 8 Mei 2020

2:102-103 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 102-103.

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (١٠٢) وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (١٠٣)

Sudah menjadi ketentuan dan hikmah ilahiyyah, barang siapa yang meninggalkan sesuatu yang memberinya manfaat dan dia boleh mengambil manfaat itu, tetapi dia meninggalkannya, maka dia diuji dengan kesibukan-kesibukan yang memadharatkannya.

Barang siapa yang tidak beribadah kepada Allah, maka dia ditimba musibah dengan beribadah kepada selainNya, barang siapa yang meninggalkan cinta kepada Allah, takut dan berharap kepadaNya, maka dia akan ditimpakan musibah dengan cinta kepada selain Allah, takut dan berharap kepada selainNya, barang siapa yang tidak menafkahkan harta untuk keta'atan kepada Allah, maka dia akan menafkahkan hartanya kerana menaati syaitan, barang siapa yang tidak menghinakan dirinya kepada Tuhannya, maka akan ditimpa musibah dengan menghinakan diri kepada sesama hamba, dan barang siapa yang meninggalkan kebenaran, maka dia akan ditimpa musibah dengan sesuatu yang batil.

Seperti inilah keadaan orang-orang Yahudi, ketika mereka meninggalkan kitab Allah, mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh syaitan-syaitan dan apa yang mereka buat berupa perkara sihir di masa kerajaan Sulaiman.

Syaitan-syaitan mengeluarkan ilmu sihir dan mereka mengatakan bahawa Sulaiman a.s. juga mempelajari sihir sehingga dia memperoleh kerajaan yang besar. Namun apa yang mereka katakan adalah dusta, Sulaiman tidaklah mempelajari ilmu sihir, Allah menyatakan "wa maa kafara Sulaimaan" (Sulaiman tidaklah kafir), iaitu tidak mempelajari sihir.

"102. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman."

Mereka mengikuti kitab-kitab sihir yang dibacakan oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman a.s. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahawa Sulaiman a.s. menyimpan lembaran-lembaran sihir dan melakukan sihir.

"Dan tidak kafir Sulaiman," 

Padahal Sulaiman tidaklah kafir, iaitu Beliau tidaklah mempelajari dan melakukan sihir. Ayat ini menunjukkan bahawa melakukan sihir merupakan perbuatan yang dapat mengkafirkan pelakunya.

"akan tetapi syaitan-syaitan mereka kafir, mereka mengajarkan manusia sihir" 

Tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir, iaitu yang mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia kerana tujuan yang diinginkan mereka adalah agar manusia tersesat dan jauh dari agama, di antara caranya adalah dengan menyodorkan ilmu sihir, akhirnya ramai di kalangan orang-orang Yahudi yang mempelajarinya.

"dan apa yang diturunkan kepada kedua malaikat di negeri Babil, Harut dan Marut."

Orang-orang Yahudi juga mempelajari sihir dari dua malaikat bernama Harut dan Marut di negeri Babilonia di Iraq, padahal ia merupakan cobaan dari Allah kepada hamba-hambaNya.

"Dan tidaklah keduanya mengajarkan dari seseorang hingga keduanya mengatakan, "Sungguh hanyalah kami cobaan, maka janganlah kamu kafir.""

Padahal kedua malaikat itu tidaklah mengajarkan sihir kepada seseorang kecuali setelah memberinya nasihat dan mengingatkannya untuk tidak mempelajari sihir serta mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan bagimu. Sebab itu janganlah kamu kafir akibat mempelajari sihir dan menta'ati syaitan." Namun mereka tetap mempelajarinya.

Dengan demikian, syaitan mengajarkan sihir kepada manusia dengan tujuan melakukan tadlis (penyamaran) dan penyesatan, ditambah lagi dengan penisbatannya kepada Sulaiman a.s., padahal Beliau tidak seperti itu. Adapun malaikat, mengajarkan sihir sebagai ujian sambil memberikan nasihat.

Hal ini untuk menegakkan hujjah kepada mereka. Namun, orang-orang Yahudi lebih mengutamakan ilmu sihir yang diajarkan oleh syaitan dan diajarkan oleh dua malaikat sebagai cobaan, mereka tinggalkan ilmu agama yang diwariskan oleh para nabi dan rasul beralih kepada ilmu yang diajarkan oleh syaitan.

Mirip dengan apa yang mereka lakukan adalah orang-orang di zaman sekarang, yang meninggalkan ilmu agama; meninggalkan kitab Allah, meninggalkan sabda Rasulullah s.a.w. beralih kepada filsafat yang diajarkan oleh orang-orang Yunani, ini pun sama termasuk bisikan syaitan.

Oleh kerana itu, Imam Syafi'i rahimahullah berkata, "Semua ilmu selain Al Qur'an (seperti ilmu kalam) hanyalah menyibukkan, selain hadis dan mendalami agama." Ilmu adalah yang tercantum di dalamnya kata "telah menyampaikan sebuah hadis kepada kami", sedangkan selain itu hanyalah bisikan syaitan belaka."

"Lalu mereka mempelajari dari keduanya apa yang dapat memisahkan dengannya antara seseorang dan isterinya." 

Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu sesuatu yang dapat memisahkan antara seorang suami dengan isterinya. Ada berbacam-macam ilmu sihir yang dikerjakan orang-orang Yahudi, bahkan ada sihir yang digunakan untuk memisahkan pasangan suami-isteri.

"Dan tidaklah mereka dapat memberi mudarat dengannya dari seseorang, melainkan dengan izin Allah." 

Ahli sihir tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya, kecuali dengan izin Allah. Ayat ini menunjukkan bahawa sihir itu ada hakikatnya, dan bahawa sihir itu dapat mencelakakan dengan izin Allah.

Izin terbahagi dua: Pertama, Izin Qadariy, iaitu yang terkait dengan kehendak Allah sebagaimana pada ayat ini. Kedua, Izin Syar'i, seperti pada ayat 97 sebelumnya. Izin Qadari tidak mesti dicintai oleh Allah s.w.t., sedangkan Izin Syar'i memang dicintai Allah.

Ayat ini juga menunjukkan bahawa sebab itu betapa pun besar yang diupayakan, namun hasilnya tetap mengikuti Qadha' dan Qadar.

"Dan mereka mempelajari apa yang memberi mudarat pada mereka, dan tidak memberi manfaat pada mereka." 

Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan mereka, dan tidak memberi manfaat kepada mereka.

Ayat ini menunjukkan bahawa bahawa ilmu sihir adalah ilmu yang mencelakakan, tidak ada manfa'at di dalamnya baik manfa'at diniyyah (agama) maupun duniawiyah (dunia) tidak seperti maksiat lainnya yang terkadang ada sedikit manfa'at duniawinya seperti khamr dan judi. Namun sihir penuh madharat, tidak ada manfa'atnya sama sekali.

Oleh kerana itu, segala yang dilarang boleh isinya madharat (bahaya) saja atau bahayanya lebih besar daripada manfa'atnya, sebagaimana segala yang diperintahkan, boleh isinya hanya maslahat atau kebaikannya lebih besar daripada keburukan.

"Dan sungguh, mereka mengetahui barang siapa yang menjualnya, tidaklah baginya di akhirat dari keuntungan." 

Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahawa barang siapa yang menukar kitab Allah dengan sihir itu, nescaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat.

Syaitan membawakan sihir kepada orang-orang Yahudi, sehingga ilmu sihir menjadi ilmu yang diminati mereka, sampai-sampai kitab Allah ditinggalkan. Padahal mereka mengetahui barang siapa yang yang lebih memilih ilmu sihir dan meninggalkan kebenaran (ilmu agama), nescaya dia tidak akan memperoleh keuntungan di akhirat.

"Dan sungguh sangatlah buruk apa yang mereka jual dengannya diri mereka, kalaulah mereka mengetahui."

Sesungguhnya sangatlah jahat perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, iaitu rela menjual imannya untuk memperoleh sihir, kalaulah mereka mengetahui. Iaitu jika mereka memiliki ilmu (pengetahuan) yang membuahkan amal.

"103. Dan kalaulah sungguh mereka beriman dan bertakwa, pasti pahala dari sisi Allah lebih baik, kalaulah mereka mengetahui." 

Sesungguhnya jika mereka beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik daripada sihir dan apa yang mereka cari, kalaulah mereka mengetahui. Iaitu sekiranya mereka mengetahui pahala dan balasan yang diperoleh bagi mereka yang beriman dan bertakwa, tentu mereka tidak akan memilih sihir.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...