Sabtu, 16 Mei 2020

2:106-108 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 106-108.

مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٠٦) أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ  (١٠٧) أَمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (١٠٨) 

Allah s.w.t. berfirman, 

"106. Tidaklah Kami nasakhkan dari sebuah ayat, atau Kami lupakan, Kami datangkan dengan yang lebih baik darinya atau yang sebanding dengannya." 

Apa saja ayat yang Kami batalkan atau hapuskan, atau Kami hilangkan dari ingatan atau jadikan manusia lupa kepadanya, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Iaitu sebanding dalam hal beban perintah dan pahala. Masing-masing ada hikmahnya.

"Tidakkah kamu mengetahui bahawasanya Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa?" 

Tidakkah kamu mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?

"107. Tidakkah kamu mengetahui bahawasanya Allah bagiNya kerajaan langit dan bumi?" 

Kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah. Oleh kerana itu, Dia berbuat apa yang dikehendakiNya, menetapkan apa yang diinginkanNya, Dia memerintah hamba-hambaNya dan melarang bagaimana saja yang dikehendakiNya, dan mereka (hamba-hambaNya) berkewajiban untuk ta'at dan menerima.

Jika mereka bermaksiat, maka tidak ada seorang pun yang dapat melindungi dan menolong dari azab Allah selain Allah s.w.t. saja.

"Dan tidak ada bagi kalian dari selain Allah seorang pelindung dan tidak ada seorang penolong." 

Tiada bagi kalian selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.

Orang-orang Yahudi mengingkari adanya nasakh (penghapusan hukum kepada hukum yang lain) atau pengguguran hukum, mereka mengatakan bahawa hal itu tidak boleh terjadi, padahal hal itu disebutkan juga dalam Taurat. 

Maka Allah s.w.t. menerangkan hikmah adanya penasakhan, iaitu tidak ada ayat yang dinasakh atau dihilangkan dari ingatan, pasti Allah mendatangkan yang lebih baik atau sebanding dengannya. 

Allah s.w.t. juga menerangkan pada ayat di atas, bahawa siapa saja yang mengkritik tentang nasakh, maka sesungguhnya dia telah mengkritik kerajaan dan kekuasaanNya, padahal seorang hamba di bawah kekuasaanNya, sehingga tidak patut baginya untuk membantah. 

Oleh kerana itu, siapa saja yang memperhatikan nasakh dalam Al Qur'an dan As Sunnah, tentu dia akan mengetahui hikmah (kebijaksanaan) Allah dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya; Dia menyampaikan mereka kepada hal yang bermaslahat, namun mereka tidak menyedari.

Di ayat seterusnya, Allah s.w.t. melarang kaum mukmin dan orang-orang Yahudi meminta kepada rasul mereka (Nabi Muhammad s.a.w.) seperti halnya Nabi Musa a.s. diminta juga dahulu.

"108. Ataukah kalian menginginkan untuk kalian meminta rasul kalian sebagaimana telah diminta Musa sebelumnya?" 

Sebahagian mufassir mengertikan kata "am" (ataukah) dengan "bal" yang ertinya bahkan, sehingga ertinya, "Bahkan kamu hendak…dan seterusnya."

Kalian menghendaki untuk meminta kepada Rasul kalian seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Permintaan di sini adalah permintaan atau pertanyaan yang memberatkan diri dan sikap I'tiraadh (membantah). Adapun pertanyaan dalam erti meminta bimbingan dan pengajaran, maka hal ini perbuatan terpuji dan diperintahkan. 

"Dan barang siapa mengganti kekafiran dengan iman, maka sungguh telah sesat lurus jalan." 

Barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh dia telah sesat dari jalan yang lurus. Iaitu dia benar-benar telah menyimpang dari jalan yang lurus dan menuju kepada kebodohan dan kesesatan.


Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...