Khamis, 21 Mei 2020

2:116-119 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 116-119.

وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ (١١٦) بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (١١٧) وَقَالَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ لَوْلا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (١١٨) إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ (١١٩) 

Allah s.w.t. berfirman, 

"116. Dan mereka berkata, "Allah telah menjadikan anak." 

Orang-orang kafir, iaitu orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrik mengatakan bahawa Allah mempunyai anak.

Walaupun mereka menisbatkan kepada Allah s.w.t. sesuatu yang tidak layak bagiNya, namun Allah s.w.t. sangat halim (sabar dan tidak langsung menghukum padahal Dia mampu) dan mereka masih mendapatkan rezekiNya.

"Subhaanahu." 

Kata-kata "Subhaanahu (Mahasuci Dia)" merupakan bantahan Allah s.w.t. terhadap pernyataan batil tersebut. Mahasuci Allah dari pernyataan yang batil tersebut. Mahasuci Dia dari apa yang disifatkan oleh kaum musyrikin dan orang-orang zalim. 

Mahasuci Allah yang memiliki kesempurnaan secara mutlak dari segala sisi, Dia tidak terkena aib dan kekurangan dari segala sisi. Mahasuci dan Mahabersih serta Mahatinggi Allah dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. 

"Bahkan milikNya apa yang di langit dan bumi; semuanya kepadaNya tunduk." 

Bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah dan hambaNya; semua tunduk kepadaNya dan di bawah tadbir (pengaturan)Nya. Mereka semua perlu kepadaNya sedangkan Dia tidak perlu kepada mereka. Tidak mungkin salah seorang di antara mereka menjadi anaknya. 

Allah Maha Memiliki lagi Maha Menundukkan, sedangkan mereka dimiliki dan ditundukkan. Dia Maha Kaya, sedangkan mereka fakir. Oleh kerana itu, pernyataan ini termasuk kebatilan yang paling batil.

Tunduk atau qunut terbahagi dua: Ketundukan umum dan ketundukan khusus. Ketundukan umum maksudnya bahawa semua makhluk di bawah tadbir (pengaturan) Allah s.w.t. seperti yang dinyatakan dalam ayat ini. Sedangkan ketundukan khusus adalah ketundukan beribadah. 

"117. Pencipta langit dan bumi," 

Allah Pencipta langit dan bumi. Badii' bermaksud Allah s.w.t. Pencipta tanpa didahului contoh sebelumnya. Allah Maha Kuasa mampu menciptakan makhluk begitu indah tanpa didahului contoh sebelumnya.

"dan apabila Dia memutuskan perkara, maka sungguh Dia berkata kepadanya, "Jadilah," maka jadilah." 

Apabila Dia berkehendak menetapkan sesuatu, maka Dia cukup hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

Rafi' ibnu Harimalah berkata kepada Rasulullah s.a.w., "Hai Muhammad, jika engkau adalah seorang rasul dari Allah, seperti apa yang kamu katakan, maka katakanlah kepada Allah agar Dia berbicara langsung kepada kami hingga kami dapat mendengar kalamNya." Maka sehubungan dengan hal ini Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"118. Dan berkata orang-orang yang tidak berilmu, "Mengapa tidak Allah berbicara pada kami, atau datang pada kami suatu ayat?""

Orang-orang yang tidak mengetahui, baik dari kalangan ahli kitab maupun selain mereka berkata, "Mengapa Allah tidak berbicara langsung dengan kami, atau datang kepada kami tanda-tanda kekuasaanNya?"

Tanda-tanda di sini adalah tanda-tanda sesuai yang mereka inginkan berdasarkan akal mereka yang tidak sihat dan pandangan mereka yang dangkal yang membuat mereka berani berbicara seperti itu kepada Allah Al Khaliq dan bersikap sombong kepada rasul-rasulNya, seperti permintaan mereka agar dapat melihat Allah dan permintaan agar Nabi Muhammad s.a.w. menurunkan kitab langsung dari langit. 

Seperti inilah kebiasaan mereka terhadap rasul-rasul, meminta ayat-ayat yang memberatkan diri mereka, bukan ayat-ayat untuk mendapat bimbingan, kerana memang niat mereka bukan mencari yang hak, padahal para rasul telah datang membawakan ayat-ayat yang biasanya dengan ayat tersebut manusia mahu beriman.

"Demikianlah berkata orang-orang yang sebelum mereka seperti perkataan mereka. Serupa hati mereka." 

Begitu juga orang-orang sebelum mereka, iaitu orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrik, telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa, iaitu ucapan tersebut muncul kerana kesamaan hati mereka dalam kekafiran dan kesesatan.

"Sungguh Kami telah jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang mereka yakin." 

Sesungguhnya telah Kami menerangkan tanda-tanda kekuasaan Kami dan kebenaran rasul-rasul itu kepada orang-orang yang yakin. Orang-orang yang yakin telah mengetahui dari ayat-ayat Allah dan buktinya yang begitu jelas sesuatu yang membuat mereka yakin dan hilang keraguan dan kebimbangan. Tidak diperlukan lagi adanya pertanyaan dan tambahan lainnya. 

"119. Sungguh Kami telah mengutusmu dengan haq" 

Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran. Pada ayat ini, Allah s.w.t. menyatakan kebenaran kerasulan Beliau dan kebenaran apa yang Beliau bawa berupa Al Qur'an dan As Sunnah.

"sebagai pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan." 

Nabi Muhammad s.a.w. diutus dengan membawa agama yang benar (Islam) yang diperkuat dengan hujjah dan mukjizat. Beliau diperintahkan menyampaikan agama ini dengan memberikan berita gembira kepada kaum mukmin kebaikan yang akan mereka dapat di dunia dan akhirat, dan menakuti mereka yang menolak padahal sudah jelas kebenarannya dengan azab Allah.

"Dan kamu tidak diminta tentang penghuni neraka." 

Kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka. Tugas Beliau hanya menyampaikan, adapun hisabnya diserahkan kepada Allah. Beliau tidaklah diminta pertanggungjawaban terhadap kekafiran mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...