Rabu, 6 Mei 2020

22:73-76 Tafsir Surah Al Hajj, ayat 73-76.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (٧٣) مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (٧٤) اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلائِكَةِ رُسُلا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (٧٥) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ (٧٦) 

Allah s.w.t. berfirman menerangkan kehinaan berhala-berhala itu dan ketidakwarasan akal para pengabdinya.

"73. Wahai manusia!" 

Firman ini tertuju kepada orang mukmin dan orang kafir. Bagi orang mukmin, firmanNya ini sebagai penambah ilmu dan basirah (pandangannya), sedangkan bagi orang-orang kafir sebagai penegak hujjah terhadapnya.

"Telah dijadikan perumpamaan." 

Telah dibuat suatu perumpamaan tentang apa yang disembah-sembah oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah lagi mempersekutukanNya. Perumpamaan ini Allah buat untuk menerangkan buruknya menyembah berhala, menerangkan lemahnya akal orang yang menyembahnya, dan lemahnya yang disembah.

"Maka dengarkanlah padanya!" 

Maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Iaitu perhatikanlah dan dengarkanlah baik-baik, serta fahamilah dengan benar.

"Sesungguhnya yang kalian seru dari selain Allah tidak akan menciptakan seekor lalat, walaupun mereka berkumpul untuknya." 

Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, walaupun semua berhala yang disembah mereka itu bersatu untuk menciptakannya. Jika makhluk yang rendah dan kecil ini tidak mampu mereka ciptakan, apalagi makhluk yang di atasnya dan lebih besar.

Nabi s.a.w. bersabda, "Allah s.w.t. berfirman, "Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang sengaja menciptakan (sesuatu) seperti ciptaanKu, maka hendaklah mereka menciptakan semut kecil (jika mampu), dan hendaklah mereka menciptakan sebiji gandum.""

"Dan jika merampas mereka lalat sesuatu, tidaklah mereka mempertahankannya darinya." 

Mereka tidak mampu mempertahankan diri dari lalat itu dan tidak dapat menolong dirinya sendiri. Jika lalat itu merampas sesuatu yang ada pada mereka, seperti wewangian yang dilumurkan kepada berhala-berhala itu oleh para penyembahnya, tiadalah mereka mampu merebutnya kembali dari lalat itu. Padahal lalat adalah makhluk Allah yang paling lemah dan paling hina.

"Lemah yang menyembah dan yang disembah."

Ada yang mengatakan bahawa thalib bermaksud penyembah, sedangkan matlub bermaksud berhala. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah jugalah yang disembah. Ada yang mengatakan bahawa thalib bermaksud berhala, sedangkan matlub bermaksud lalat. Sama lemahnya yang disembah dan lalat itu.

Masing-masing lemah, dan yang lebih lemah lagi adalah orang yang bergantung dengan yang lemah itu dan menempatkannya sejajar dengan Rabbul ‘alamin.

"74. Tidaklah mereka menghargai Allah sebenar-benarnya penghargaan kepadaNya." 

Mereka tidak mengenal dan tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya kerana menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lebih lemah dari lalat, menyamakan antara yang lemah dengan Yang Kuasa, dan menyamakan yang fakir dengan Yang Kaya.

Mereka tidak mengetahui tentang kekuasaan Allah dan kebesaranNya saat mereka menyembah selainNya di samping Dia dibandingkan dengan berhala-berhala yang tidak mampu mempertahankan diri terhadap lalat yang menyerangnya kerana berhala-berhala itu lemah dan tidak mempunyai kekuatan apa pun.

"Sesungguhnya Allah Maha Kuat Maha Perkasa." 

Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. Dia sempurna kekuataanNya dan sempurna keperkasaanNya.

Dia Mahakuat yang dengan kekuasaan serta kekuatanNya menciptakan segala sesuatu. Dia Mahaperkasa atas segala sesuatu. Maka Dia mengalahkan dan menundukkannya, tiada yang dapat mencegah dan tiada yang dapat menang atasNya, berkat kebesaran dan kekuasaanNya. Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.

Di antara sempurna kekuatan dan keperkasaanNya adalah bahawa semua makhluk di bawah kekuasaanNya, dan tidak ada satu pun yang bergerak dan diam kecuali dengan kehendakNya, apa yang dikehendakiNya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi. Dialah saja yang berhak disembah. Kemudian Dia menerangkan keadaan para rasul dan kelebihan mereka di atas manusia pada umumnya.

"75. Allah Maha Memilih dari malaikat utusan-utusan dan dari manusia." 

Allah memilih para utusanNya dari malaikat dan dari manusia. Dia memilih rasul-rasulNya dari kalangan malaikat menurut apa yang dikehendakiNya untuk menyampaikan syariat dan takdirNya kepada para rasul, juga dari kalangan manusia untuk menyampaikan risalah itu kepada umat manusia.

Ayat ini sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik yang tidak menerima adanya rasul (utusan) Allah dari kalangan manusia. Ayat ini menunjukkan bahawa para rasul merupakan makhluk pilihan Allah.

Mereka diplih oleh Tuhan Yang Maha Mendengar segala suara dan Maha Melihat segala sesuatu, pilihanNya terhadap mereka (para rasul) didasari ilmuNya, bahawa mereka sesuai menerima risalahNya.

"Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Maha Melihat." 

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya. Dia Maha Melihat mereka. Dia Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak diangkat menjadi rasul. Dari kalangan malaikat, misalnya JIbril dan Mikail, dan dari kalangan manusia, misalnya Ibrahim a.s. dan Muhammad s.a.w.

"76. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang belakang mereka." 

Allah mengetahui apa yang telah mereka kerjakan, yang sedang mereka kerjakan dan yang akan mereka kerjakan. Dia mengetahui apa yang bakal dilakukan oleh rasul-rasulNya terhadap risalah yang dibebankanNya kepada mereka; tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi olehNya.

"Dan kepada Allah dikembalikan segala urusan." 

Hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan. Allah yang mengutus para rasul, di mana mereka yang mengajak manusia kepada Allah. Di antara mereka ada yang memenuhi panggilanNya, dan di antara mereka ada yang menolaknya. Ini adalah tugas para rasul, adapun memberikan balasan terhadap amal, maka kembalinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah s.w.t. Maha Mengawasi mereka lagi Maha Menyaksikan semua ucapan yang dikatakan mengenai mereka, lagi Maha Memelihara mereka dan menolong mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...