Khamis, 7 Mei 2020

38:65-70 Tafsir Surah Sad, ayat 65-70.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (٦٥) رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (٦٦) قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ (٦٧) أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ (٦٨) مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلإ الأعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ (٦٩) إِنْ يُوحَى إِلَيَّ إِلا أَنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (٧٠)

Allah s.w.t. berfirman memerintahkan kepada RasulNya, Nabi Muhammad s.a.w.,

"65. Katakanlah," 

Katakanlah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah lagi mendustakan ketika mereka menuntut dari kamu sesuatu yang tidak kamu miliki atau yang bukan urusanmu.

"Sungguh hanyalah aku pemberi peringatan,"

Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan dan bukanlah seperti yang kalian sangka. Inilah yang aku miliki, adapun permintaan kalian, maka itu urusan Allah Azza wa Jalla, aku hanya dapat menyuruh dan melarang kalian, mendorong berbuat baik dan mentarhib (menakut-nakuti) terhadap perbuatan buruk.

Barang siapa yang mendapat petunjuk, maka itu untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa yang tersesat, maka madharatnya hanya menimpa dirinya sendiri.

"dan tidak dari Tuhan selain Allah Yang Satu Yang Maha Mengalahkan."

Sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Hanya Dia sematalah yang dapat mengalahkan dan memaksa segala sesuatu. Ayat ini merupakan penguatan terhadap keberhakan Allah saja untuk diibadahi.

"66. Tuhan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya," 

Dia juga Rabb (Pencipta, Pengatur, Pemberi rezeki dan Penguasa) langit, bumi dan apa saja yang ada di antara keduanya. Dia adalah Raja dari semuanya dan Yang Mengaturnya. Ini pun sama menunjukkan keberhakan Allah saja untuk diibadahi.

"Yang Maha Perkasa Yang Maha Pengampun."

Allah Maha Perkasa. Dia berkuasa terhadap urusanNya. Dia memiliki kekuatan, yang dengan kekuatanNya Dia mampu menciptakan makhluk-makhluk yang besar. Dia Maha Pengampun. Dia mengampuni semua dosa yang besar maupun yang kecil bagi orang yang kembali kepadaNya dan berhenti melakukan dosa.

Inilah Tuhan yang berhak dicintai dan diibadahi, bukan yang tidak mampu menciptakan dan tidak mampu memberi rezeki, yang tidak kuasa memberi manfaat atau menolak bahaya seperti patung dan berhala.

"67. Katakanlah, "Ia berita yang besar.""

Katakanlah kepada mereka untuk menakut-nakuti dan menyedarkan mereka, "Itu (Al Qur’an) adalah berita besar." Iaitu apa yang diberitakan dalam Al Qur’an seperti kebangkitan dan pembalasan terhadap amal adalah berita yang besar yang harus diberikan perhatian besar dan tidak meremehkan atau melalaikannya. Ada yang mengatakan bahawa berita yang besar bermaksud diutusNya aku kepada kalian.

"68. Kalian darinya berpaling."

Yang kalian lalai darinya. Seakan-akan di hadapan kalian tidak ada hisab, tidak ada siksa dan pahala. Jika kalian meragukan ucapanku dan meragukan beritaku, maka sesungguhnya aku telah memberitahukan kalian berita-berita yang aku tidak memiliki ilmu terhadapnya dan aku tidak mempelajarinya dari kitab.

Oleh kerana itu, berita yang aku sampaikan tanpa ada tambahan dan tanpa dikurangi merupakan bukti yang besar yang menunjukkan kebenaranku dan sebagai dalil bahawa yang aku bawa adalah benar.

"69. Tidak ada bagiku dari ilmu tentang Al Mala ul A'la ketika mereka bertengkar." 

Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al mala ul a'la (malaikat tertinggi) itu ketika mereka berbantah-bantahan, seperti tentang penciptaan Adam a.s., ketika Allah s.w.t. berfirman, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.”

Seandainya tidak ada wahyu, maka aku tidak dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala ul a'la. Iaitu tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mahu bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya kerana Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya.

"70. Tidak diwahyukan kepadaku kecuali sungguh hanyalah aku pemberi peringatan yang nyata."

Tidak diwahyukan kepadaku melainkan bahawa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata. Oleh kerana itu, tidak ada peringatan yang lebih jelas melebihi peringatan Beliau s.a.w.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Mu'az r.a. yang mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w. menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam solat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit.

Tiba-tiba Rasulullah s.a.w. keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah solat Subuhnya. Beliau mengerjakan solat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, Beliau s.a.w. bersabda, "Tetaplah di tempat."

Kemudian Beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda, "Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu solat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam solatku hingga aku sedar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, "Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala ul a'la berbantah-bantahan?”

Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui," sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tanganNya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemariNya menembus dadaku.

Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya, "Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al mala ul a'la?” Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.”

Allah s.w.t. bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke solat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan solat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.”

Allah s.w.t. bertanya, ”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan darjat itu?" Aku menjawab, "Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan solat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah s.w.t. berfirman, "Mintalah.”

Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepadaMu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepadaMu, kecintaan kepada orang yang mencintaiMu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepadaMu.” Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah."

Namun, bantah-bantahan ini bukanlah yang disebutkan di dalam Al Qur'an, kerana bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan ayat berikutnya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...