Khamis, 21 Mei 2020

4:135-136 Tafsir Surah An Nisa, ayat 135-136.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (١٣٥) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (١٣٦) 

Allah s.w.t. berfirman, 

"135. Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian orang-orang yang menegakkan keadilan" 

Tegakkanlah keadilan. Janganlah kalian berganjak dari keadilan itu barang sedikit pun, jangan mundur dari menegakkan keadilan kerana Allah hanya kerana celaan orang-orang yang mencela, jangan kalian dipengaruhi oleh sesuatu yang membuat kalian berpaling dari keadilan. Hendaklah kalian saling membantu, bergotong royong, menyokong dan tolong-menolong demi keadilan.

Keadilan di sini mencakup keadilan terhadap hak Allah, demikian juga keadilan terhadap hak hamba-hamba Allah. Berbuat adil terhadap hak Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmatNya untuk bermaksiat kepadaNya, bahkan menggunakannya untuk ketaaan kepadaNya. 

Sedangkan keadilan terhadap hak hamba-hamba Allah adalah dengan memenuhi kewajiban kalian terhadap orang lain, sebagaimana kalian menuntut hak kalian. 

Oleh kerana itu, kalian harus memberikan nafkah yang wajib kalian keluarkan, membayarkan hutang yang kalian tanggung, serta bermu'amalah dengan manusia dengan cara yang kalian suka jika kalian dimu'amalahkan seperti itu, seperti akhlak mulia, membalas jasa dan sebagainya.

Di antara bentuk menegakkkan keadilan adalah bersikap adil dalam berbicara, oleh kerana itu, kalian tidak boleh menghukumi salah satu dari dua perkataan atau salah satu dari dua orang yang bersengketa kerana ada hubungan nasab dengan kalian atau kerana lebih cenderung kepadanya, bahkan sikap kalian haruslah adil.

Termasuk adil juga menunaikan persaksian yang diketahuinya bagaimana pun bentuknya, walaupun mengena kepada orang yang dicintainya atau bahkan mengenai dirinya sendiri.

"menjadi saksi bagi Allah" 

Menjadi saksi yang benar kerana Allah. Iaitu tunaikanlah kesaksian itu kerana Allah. Maka bila kesaksian itu ditegakkan kerana Allah, barulah kesaksian itu dikatakan benar, adil, dan hak; serta bersih dari penyimpangan, perubahan, dan kepalsuan.

"walaupun atas diri kalian sendiri" 

Tegakkanlah persaksian itu secara benar, akuilah kebenaran dan janganlah kalian menyembunyikannya. Apabila kalian ditanya mengenai suatu perkara, katakanlah yang sebenarnya, walaupun mudarat atau bahayanya menimpa diri kalian sendiri. Sesungguhnya Allah akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesempitan bagi orang yang taat kepadaNya.

"atau kedua orang tua dan kerabat."

Iaitu walaupun kesaksian itu ditujukan terhadap kedua orang tua kalian dan kerabat kalian, janganlah kalian takut kepada mereka dalam mengemukakannya. Tetapi kemukakanlah kesaksian secara sebenarnya, walaupun bahayanya kembali kepada mereka, kerana sesungguhnya perkara yang hak itu harus ditegakkan atas setiap orang, tanpa pilih kasih.

"Jika dia menjadi kaya atau miskin, maka Allah lebih dekat terhadap keduanya." 

Jika yang terdakwa kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikan)nya. Janganlah mempertimbangkan orang kaya kerana kekayaannya dan orang miskin kerana kasihan kepadanya, bahkan tetaplah kalian bersaksi terhadap kebenaran kepada sesiapa saja. Allah yang mengurusi keduanya, Dia lebih utama kepada keduanya daripada kalian sendiri. 

Menegakkan keadilan termasuk perkara agung, dan yang demikian menunjukkan keadaan agama seseorang, kewara'annya dan kedudukannya dalam agama Islam. 

Oleh kerananya wajib bagi orang yang memperbaiki dirinya dan menginginkan keselamatan untuk memperhatikan hal ini dan menjadikannnya sebagai pusat perhatiannya serta menyingkirkan segala penghalang yang menghalanginya dari keinginan berlaku adil dan mengamalkannya.

Di antara penghalang utama yang dapat menghalangi seseorang dari keadilan adalah mengikuti hawa nafsu, maka dalam ayat di atas Allah mengingatkan untuk menyingkirkan penghalang ini. 

"Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu agar kalian berbuat adil." 

Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kerana ingin menyimpang dari kebenaran. Iaitu jangan sekali-kali hawa nafsu dan fanatisme serta risiko dibenci orang lain membuat kalian meninggalkan keadilan dalam semua perkara dan urusan kalian. Bahkan tetaplah kalian pada keadilan dalam keadaan bagaimanapun juga. 

Jika kalian mengikuti hawa nafsu, maka kalian akan menyimpang dari jalan yang benar, kerana hawa nafsu biasanya membuat buta basirah (mata hati) yang ada dalam diri seseorang sehingga kalian melihat yang hak sebagai batil dan yang batil sebagai hak.

Barang siapa yang dapat selamat dari hawa nafsunya, maka dia akan diberi taufiq kepada kebenaran dan akan ditunjuki ke jalan yang lurus.

"Dan jika kalian putar balikkan" 

Jika kalian memutar balikkan kata-kata. Termasuk ke dalamnya memutar balikkan fakta, tidak menyempurnakannya, saksi menta'wil kepada maksud yang lain, memalsukan dan mengubah kesaksian, dan sebagainya. ini semua termasuk memutar balikkan fakta.

"atau kalian menentang," 

Atau kalian enggan menjadi saksi. Termasuk juga jika hakim enggan memberikan keputusan terhadapnya.

"maka sesungguhnya Allah Dia terhadap apa yang kalian kerjakan Maha Mengetahui."

Maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kalian kerjakan. Allah kelak akan membalas perbuatan kalian itu terhadap diri kalian.

Dalam ayat ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang memutar balikkan fakta atau enggan bersaksi, termasuk juga orang yang menghukum dengan batil atau bersaksi palsu, kerana orang-orang yang sebelumnya tadi meninggalkan yang hak, adapun mereka, iaitu orang yang berhukum dengan batil atau bersaksi palsu, maka dia telah meninggalkan kebenaran dan malah menegakkan yang batil.

"136. Wahai orang-orang yang beriman! Berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan Kitab yang Dia turunkan atas RasulNya dan Kitab yang Dia turunkan sebelumnya." 

Berimanlah kepada Allah dan Nabi Muhammad s.a.w. dan kepada kitab Al Qur'an yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Amalkanlah semua syariat iman dan cabang-cabangnya, rukun-rukunnya serta semua penyanggahnya. 

Perintah beriman boleh tertuju kepada orang yang belum masuk dalam keimanan dan belum memiliki sifat itu. Boleh juga tertuju kepada orang yang sudah masuk ke dalam keimanan, maka perintah di sini untuk memperbaiki apa yang telah ada dari keimanan itu dan memunculkan apa yang belum ada. 

Hal ini menghendaki agar mereka memperbaiki keimanan mereka, berupa keikhlasan dan kebenarannya, serta menjauhkan imannya dari segala yang dapat merosak dan bertaubat dari segala yang dapat mengurangi keimanan. 

Begitu juga perintah untuk mewujudkan apa yang belum ada dalam diri seorang mukmin, berupa pengetahuan keimanan dan pengamalannya. Kemudian dilanjutkan dengan istiqamah dan tetap terus di atasnya sampai wafat. 

"Dan barang siapa yang kafir kepada Allah dan malaikat-malaikatNya dan kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya dan hari akhir, maka sungguh telah sesat kesesatan yang jauh."

Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh. Iaitu kesesatan orang yang meninggalkan jalan yang lurus dan malah menempuh jalan yang mengarah kepada azab yang pedih. 

Mengingkari salah satu di antara yang disebutkan dalam ayat ini sama saja mengingkari semuanya, kerana adanya talazum (terikat dan tidak dapat dipisahkan yang satu dengan yang lain) dengan beriman kepada sebahagiannya dan ingkar kepada sebahagian yang lain.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...