Selasa, 26 Mei 2020

4:141-143 Tafsir Surah An Nisa, ayat 141-143.

الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا (١٤١) إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا (١٤٢) مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لا إِلَى هَؤُلاءِ وَلا إِلَى هَؤُلاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلا (١٤٣) 

Allah s.w.t. berfirman menceritakan perihal orang-orang munafik, 

"141. Orang-orang yang menunggu-nunggu kalian." 

Iaitu orang-orang yang menunggu-nunggu peristiwa yang akan terjadi pada diri kalian wahai orang-orang mukmin. Mereka sentiasa mengintai kehancuran kekuasaan kalian dan kemenangan orang-orang kafir atas kalian, hingga agama kalian lenyap. Mereka juga sudah menyediakan alasan jika terjadi sesuatu yang menimpa kalian agar mereka tidak disalahkan.

"Maka jika ada bagi kalian kemenangan dari Allah, mereka berkata, "Bukankah kami berada bersama kalian?"" 

Apabila kalian mendapat kemenangan, iaitu pertolongan, dukungan, keberuntungan dan ghanimah dari Allah, mereka berkata, "Bukankah kami turut berperang bersama kalian?" Iaitu sama dengan kalian dalam agama dan ikut berjihad.

Mereka memperlihatkan bahawa diri mereka ikut bersama kaum mukmin, baik zahir maupun batin agar tidak disalahkan, tidak dicela dan agar mereka mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) dan fai' (harta rampasan tanpa melalui peperangan).

"Dan jika ada bagi orang-orang kafir bahagian," 

Adakalanya orang-orang kafir itu mendapat keberuntungan atau kemenangan atas orang-orang mukmin, seperti yang terjadi dalam Perang Uhud. Kerana sesungguhnya para rasul itu pasti mendapat cobaan, tetapi pada akhirnya para rasul mendapat kemenangan dan akibat yang terpuji.

Disebutkan "nasiibun" (bahagian), bukan fath (kemenangan), kerana orang-orang kafir tidak mendapatkan kemenangan yang menjadi awal untuk kemenangan selanjutnya. Kalau pun mendapatkan kemenangan, namun itu tidaklah selamanya.

"mereka berkata, "Bukankah kami turut memenangkannya atas kalian""

Bukankah kami turut memenangkan kalian? Iaitu dengan membukakan rahsia-rahsia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal mereka kepada orang-orang kafir, dan kalau pun mereka berperang bersama kaum mukmin, maka mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.

"dan kami membela kalian dari orang-orang beriman?"

Kami juga membela kalian dari orang-orang mukmin? Dengan tidak membantu mereka dan menyampaikan kepada kaum kafir keadaan kaum mukmin atau dengan menyalahkan pendapat kaum mukmin, membuat mereka benci berperang, memberikan bantuan kepada musuh dan sebagainya.

Orang-orang munafik membantu orang-orang kafir secara rahsia, dan tiada henti-hentinya mereka tipu dan mereka perdayai orang-orang mukmin sehingga orang-orang kafir menang atas orang-orang mukmin.

Mereka ingin mendapatkan simpati dari orang-orang kafir, mendapat kedudukan di kalangan mereka dan agar tipu muslihat yang mereka gunakan terlindungi. Sikap seperti ini adalah kerana lemahnya iman mereka dan tiada pendirian.

"Maka Allah memberi putusan di antara kalian hari kiamat." 

Maka Allah akan memberi keputusan di antara kalian di hari kiamat dengan pengetahuan Allah mengenai diri kalian, hai orang-orang munafik, menyangkut batin kalian yang kotor itu. Dia akan memisahkan orang-orang mukmin dan orang-orang munafik, serta memasukkan orang-orang mukmin ke dalam syurga, sedangkan orang-orang munafik dimasukkan ke dalam neraka.

Kerana itu, janganlah kalian teperdaya dengan berlakunya hukum-hukum syariat atas diri kalian secara lahiriah dalam kehidupan dunia ini. Allah s.w.t. sengaja memberlakukan demikian kerana mengandung hikmah yang hanya Dia sajalah yang mengetahuinya.

Tetapi di hari kiamat kelak tidak akan bermanfaat lahiriah kalian itu, bahkan pada hari itu semua rahsia akan terungkap dan semua yang terpendam di dalam dada akan diutarakan.

"Dan tidak akan Allah menjadikan bagi orang-orang kafir atas orang-orang beriman jalan."

Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman. Ada yang mengatakan bahawa kejadian keadaan ini ialah di hari kiamat nanti. Ada yang mengatakan bahawa sabilan bermaksud hujah. 

Ada yang mengatakan, akan senantiasa ada segolongan kaum mukmin yang tegak di atas kebenaran walaupun mereka tidak dibantu dan banyak yang menyelisihi. Allah akan senantiasa mengadakan sebab kemenangan bagi kaum mukmin dan menyingkirkan kekuasaan kaum kafir terhadap kaum mukmin.

Walaupun sebahagian kaum muslim berada di bawah kekuasaan orang-orang kafir, namun mereka tetap dihormati, tidak direndahkan dan tidak dipermasalahkan, bahkan mereka mendapatkan kemuliaan yang sempurna dari sisi Allah. Akibat yang terpuji di dunia dan akhirat hanyalah diperoleh oleh orang-orang yang bertakwa. 

"142. Sesungguhnya orang-orang munafik mereka akan menipu Allah" 

Orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dengan menampakkan di luar sesuatu yang berbeda dengan keadaan di dalam dirinya, oleh kerananya diberlakukan kepada mereka hukum-hukum dunia berdasarkan zahirnya. 

Mereka menyangka bahawa hal itu tidak diketahui Allah dan tidak ditampakkanNya kepada hamba-hambaNya, padahal Allah menipu mereka, bahkan sikap mereka ini saja sebenarnya sudah menipu diri mereka sendiri, dan tipuan yang terbesar adalah orang yang mengusahakan sesuatu yang merugikan dirinya. Hal itu juga menunjukkan kurangnya akal pemiliknya, di mana dia bermaksiat dan memandangnya baik.

Termasuk tipuanNya kepada mereka (kaum munafik) adalah seperti yang disebutkan dalam surah Al Hadid ayat 13, "Pada hari ketika orang-orang munafik lelaki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa."

Allah s.w.t. itu tidak dapat tertipu. Sesungguhnya Dia mengetahui semua rahsia dan semua yang terkandung di dalam hati. Tetapi kerana kebodohan dan kurangnya pengetahuan serta wawasan orang-orang munafik itu, mereka menyangka bahawa perkara mereka adalah seperti yang terlihat oleh manusia dan pemberlakuan hukum-hukum syariat atas diri mereka secara lahiriahnya dan di akhirat pun perkara mereka akan seperti itu juga. 

Perkara mereka di sisi Allah adalah seperti apa yang diberlakukan terhadap mereka di dunia. Di hari kiamat kelak mereka berani bersumpah kepada Allah bahawa diri mereka berada dalam jalan yang lurus dan benar, dan mereka menyangka bahawa hal tersebut memberi manfaat kepada mereka.

"dan Dia membalas tipuan mereka." 

Allah akan membalas tipuan mereka. Dia membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani seperti halnya orang-orang mukmin dilayani. Dia menyeret mereka secara perlahan-lahan ke dalam kesesatan dan keangkaramurkaan, membutakan mereka dari perkara yang hak dan untuk sampai kepadanya di dunia.

Demikianlah keadaan mereka nanti pada hari kiamat. Allah telah menyediakan bagi mereka neraka sebagai pembalasan terhadap tipuan mereka itu.

Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa yang ingin terkenal, maka Allah membuatnya terkenal dengan apa yang diharapkannya. Dan barang siapa yang riya', maka Allah menjadikannya terkenal dengan apa yang dipamerkannya." 

Di dalam hadis lain disebutkan, "Sesungguhnya Allah memerintahkan (kepada malaikat untuk) membawa hambaNya ke dalam syurga menurut penilaian manusia, tetapi Allah membelokkannya ke dalam neraka."

"Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri malas." 

Apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan penuh kemalasan; kerana tiada niat dan iman bagi mereka untuk melakukannya, tiada rasa takut, dan tidak memahami makna solat yang sesungguhnya. 

Padahal solat merupakan amal ibadah yang paling mulia lagi paling utama. Rasa malas dan bosan itu muncul kerana hilangnya rasa cinta kepadanya di hati mereka. Jika hati mereka rindu kepada Allah dan berharap terhadap apa yang ada di sisiNya, tentu tidak muncul sikap malas.

"Mereka riya' manusia." 

Mereka bermaksud riya' dengan solat di hadapan manusia. Riya' adalah melakukan suatu amal tidak untuk mencari keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau populariti di masyarakat. Orang munafik melakukan solat dengan maksud dipuji manusia, dihormati dan dimuliakan. 

Mereka tidak melakukannya dengan ikhlas kerana Allah s.w.t., dan amal mereka bukan kerana Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat.

Kerana itu, mereka sering sekali meninggalkan solat yang sebahagian besarnya tidak kelihatan di mata umum, seperti solat Isya di hari yang gelap, dan solat Subuh di saat pagi masih gelap.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Solat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah solat Isya dan solat Subuh. Seandainya mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, nescaya mereka akan mendatanginya, walaupun dengan merangkak. Dan sesungguhnya aku telah berniat akan memerintahkan agar solat didirikan, kemudian aku perintahkan seorang lelaki untuk solat sebagai imam bersama orang ramai. Lalu aku sendiri berangkat bersama-sama sejumlah orang yang membawa seikat kayu (masing-masingnya) untuk menuju ke tempat kaum yang tidak ikut solat (berjamaah), lalu aku bakar rumah-rumah mereka dengan api."

Di dalam riwayat yang lain disebutkan, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaanNya, seandainya seseorang dari mereka mengetahui bahawa dia akan menjumpai tulang paha yang gemuk atau dua kikil (daging kaki) yang baik, nescaya dia menghadiri solat (berjamaah). Dan seandainya di dalam rumah-rumah itu tidak terdapat kaum wanita dan anak-anak, nescaya aku akan membakar rumah mereka dengan api."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barang siapa yang melakukan solatnya dengan baik kerana dilihat oleh manusia dan melakukannya dengan buruk bila sendirian, maka hal itu merupakan penghinaan yang dia tujukan kepada Tuhannya Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung." 

"Dan tidak mereka mengingat Allah kecuali sedikit." 

Tidaklah mereka mengingat atau menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka solat hanya sesekali saja, iaitu apabila mereka berada di hadapan orang lain. Mereka tidak khusyuk mengerjakan solat dan tidak mengetahui apa yang diucapkannya, bahkan dalam solat itu lalai dan bermain-main serta berpaling dari kebaikan yang seharusnya mereka kehendaki.

Memang demikian, kerana mengingat Allah tidaklah muncul kecuali dari orang mukmin yang hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan mengagungkanNya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Itulah solat orang munafik, itulah solat orang munafik, itulah solat orang munafik, dia duduk sambil memperhatikan matahari; di saat matahari berada di antara dua tanduk syaitan (iaitu saat-saat hendak tenggelam), barulah dia berdiri, lalu mematuk (maksudnya solat dengan cepat) sebanyak empat patukan (rakaat) tanpa menyebut Allah kecuali sedikit sekali."

"143. Mereka dalam keadaan muzabzab di antara demikian itu; tidak kepada mereka dan tidak kepada mereka," 

Orang-orang munafik itu dalam keadaan ragu-ragu, bingung dan tiada pendirian tetap antara iman dan kekafiran; mereka tidak bersama golongan orang-orang mukmin zahir dan batinnya, tidak juga bersama golongan orang-orang kafir zahir dan batinnya. 

Lahiriah mereka bersama orang-orang mukmin, tetapi batiniah mereka bersama-sama orang-orang kafir. Di antara mereka ada orang yang pendiriannya labil (goyah) lagi ragu, adakalanya cenderung kepada orang-orang mukmin, dan adakalanya cenderung kepada orang-orang kafir.

"dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak akan kamu dapati baginya jalan." 

Barang siapa yang dipalingkan oleh Allah dari jalan hidayah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk baginya. Tiada cara untuk kamu memberinya petunjuk dan tidak akan mendapatkan sarana yang dapat menghentikan kesesatannya. 

Hal itu, kerana pintu rahmat telah tertutup baginya dan digantikan oleh hukuman. Sifat-sifat orang munafik yang disebutkan dalam ayat di atas menunjukkan bahawa kaum mukmin tidak demikian sifatnya, bahkan sebaliknya. 

Sesungguhnya tiada yang meminta pertanggungjawaban terhadap keputusan Allah s.w.t. dan tiada yang bertanya tentang apa yang diperbuatNya, sedangkan mereka pasti dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya.

Kaum mukmin jujur luar dan dalam serta berniat ikhlas, semangat dalam solat dan beribadah serta banyak mengingat Allah, mereka telah ditunjuki Allah dan diberi taufikNya ke jalan yang lurus.

Oleh kerana itu, hendaknya seorang yang berakal memperhatikan keadaan dirinya, adakah sifat-sifat orang mukmin ada dalam dirinya ataukah sifat-sifat orang munafik yang ada di dalam dirinya, kemudian diperbaikinya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...