Isnin, 24 April 2017

6:148-150 Tafsir Surah Al An’am, ayat 148-150.

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلا آبَاؤُنَا وَلا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلا تَخْرُصُونَ (١٤٨) قُلْ فَلِلَّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (١٤٩) قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاءَكُمُ الَّذِينَ يَشْهَدُونَ أَنَّ اللَّهَ حَرَّمَ هَذَا فَإِنْ شَهِدُوا فَلا تَشْهَدْ مَعَهُمْ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَالَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ (١٥٠)

Kaum musyrik mengatakan bahawa penyembahan mereka kepada sesembahan mereka dan perkara-perkara yang mereka haramkan dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Sesungguhnya perbuatan mereka itu sama sekali tidak mendekatkan mereka kepada Allah.

Allah s.w.t. berfirman memberitakan,

"148. Nanti akan mengatakan orang-orang musyrik, "Jika Allah menghendaki tidaklah kami persekutukan dan tidak bapa-bapa kami dan kami tidak mengharamkan sesuatu pun.""

Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan akan beralasan dengan qadar terhadap syirik mereka agar mereka tidak disalahkan dan mereka telah pun mengatakannya. Mereka mengatakan bahawa jika Allah menghendaki, tentu mereka dan nenek moyang mereka tidak akan mempersekutukanNya dengan sesuatu yang lain dan mereka tidak akan mengharamkan sesuatu apa pun.

Begitulah syubhat yang dilancarkan oleh kaum musyrik dalam kemusyrikan mereka, serta pengharaman mereka terhadap banyak hal yang mereka haramkan sendiri. Sesungguhnya Allah s.w.t. mengetahui kemusyrikan dan pengharaman yang mereka lakukan terhadap banyak hal yang mereka haramkan terhadap diri mereka sendiri.

Allah s.w.t. mampu untuk mengubahnya dengan memberikan ilham kepada kita iman dan menghalang-halangi antara kita dengan kekufuran. Tetapi Allah tidak mengubahnya. Maka hal ini menunjukkan bahawa hanya dengan kehendak, keinginan dan ridhaNyalah kita ditakdirkan demikian.

"Demikianlah telah mendustakan orang-orang yang sebelum mereka sehingga mereka merasakan siksaan Kami." 

Begitu juga yang dikatakan oleh orang-orang dahulu sebelum mereka yang telah mendustakan para rasul sehinggalah mereka merasakan siksaan dari Allah. Dengan kesyubhatan ini telah banyak orang yang sesat sebelum mereka. Alasan yang mereka kemukakan itu batil dan tidak benar.

Seandainya alasan mereka benar, nescaya Allah tidak akan membinasakan mereka, tidak akan mengirimkan rasul-rasulNya kepada mereka secara silih berganti dan tidak akan menimpakan siksa yang pedih terhadap mereka yang musyrik.

"Katakanlah, "Apakah di sisi kalian dari ilmu, maka kalian mengeluarkannya kepada kami?""

Katakanlah wahai Muhammad, "Tunjukkanlah kepada kami sesuatu bukti, pengetahuan atau keterangan yang berdasarkan ilmu, yang menunjukkan bahawa Allah ridha dengan perbuatan yang kalian lakukan itu." Alasan mestilah bersandarkan kepada ilmu dan bukti, bukan kepada persangkaan.

"Tidaklah kalian mengikuti kecuali prasangka, dan tidaklah kalian kecuali kalian berdusta." 

Kalian hanyalah menuruti sangkaan, dugaan dan ilusi semata-mata. Keyakinan kalian rosak dan tidak benar. Bersandar kepada persangkaan tidak akan membuahkan kebenaran, maka alasan tersebut batil. Kalian hanyalah berdusta terhadap Allah, iaitu mengatakan apa yang tidak pernah diperintahkanNya.

"149. Katakanlah, "Maka bagi Allah alasan yang jelas.""

Katakanlah wahai Muhammad, "Kalau kalian sudah tidak ada sesuatu bukti, maka Allah mempunyai bukti yang tegas nyata, hujah yang jelas, alasan yang kuat dan hikmah yang sempurna dalam memberikan petunjuk kepada orang yang ditunjukiNya dan menyesatkan orang yang disesatkanNya. Tidak ada hujah bagi orang yang derhaka terhadap Allah, tetapi Allah lah yang mempunyai hujah yang jelas lagi kuat terhadap hamba-hambaNya."

Alasan yang kuat hanya pada Allah, di mana alasanNya disepakati oleh semua nabi dan rasul, semua kitab yang diturunkan, riwayat-riwayat dari Nabi, akal yang sihat, dan fitrah yang lurus.

Allah s.w.t. telah memberikan kepada setiap makhluk kemampuan dan kehendak yang dengannya ia dapat melakukan perbuatan yang dibebankan. Allah tidaklah mewajibkan di luar kemampuannya dan tidaklah mengharamkan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. Oleh kerana itu, beralasan dengan qadar ketika bermaksiat merupakan kezaliman murni.

Allah s.w.t. telah memerintah dan melarang manusia serta tidak membebaniNya kecuali sesuai kesanggupannya, kalau sekiranya manusia dipaksa dalam mengerjakan sesuatu tentu ia tidak boleh berbuat apa-apa atau tidak boleh menolaknya, kerana orang yang dipaksa tidak mampu melepaskan diri darinya dan hal ini jelas batil, oleh kerana itu dalam Islam bila terjadi maksiat kerana ketidaktahuan, lupa atau dipaksa maka ia tidak berdosa.

Allah s.w.t. tidaklah memaksa hamba, bahkan Dia menjadikan perbuatan mereka mengikuti pilihan mereka. Hal ini merupakan perkara yang sudah maklum dan dapat dirasakan, kerana seseorang dapat membedakan antara perbuatan yang terjadi dengan pilihannya seperti berjalan, bekerja, dan sebagainya, dengan perbuatan yang terjadi bukan atas pilihannya, seperti gemetar, terjatuh, dan sebagainya, walaupun semuanya terjadi atas kehendak Allah dan iradahNya.

"Maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kalian semuanya." 

Jika Allah s.w.t. menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi dan menjadikan manusia umat yang satu. Tetapi manusia sentiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat olehNya. Untuk itulah Dia menciptakan manusia.

Jika Dia kehendaki akan terjadi, dan jika tidak maka tidak akan terjadi. Namun yang demikian bukanlah menunjukkan bahawa Allah ridha dengan perbuatan tersebut. Dan Allah hanyalah membalas perbuatan yang terjadi atas dasar pilihannya, dan tidak menghukum perbuatan yang terjadi bukan kerana pilihan dan kehendaknya.

Jika sekiranya ada orang yang memukul mereka (orang yang beralasan dengan qadar ketika maksiat) atau mengambil hartanya, lalu orang yang memukul dan mengambil hartanya beralasan dengan qadar, tentu mereka akan menolaknya dan tidak akan menerima alasan itu.

Kalimah Allah atau keputusanNya telah ditetapkan. Semuanya itu terjadi dengan takdir, kehendak dan pilihanNya. Dia ridha kepada orang-orang mukmin serta murka terhadap orang-orang kafir. Sesungguhnya Dia akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang derhaka semuanya.

"150. Katakanlah, "Bawalah kemari saksi-saksi kalian orang-orang yang mempersaksikan bahawasanya Allah telah mengharamkan ini.""

Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka yang mengharamkan apa yang Allah halalkan dan menisbatkannya kepada Allah, "Bawalah kemari saksi-saksi kalian memberi keterangan bahawa Allah telah mengharamkan benda-benda dan makanan yang kalian haramkan ini, yang kalian dustakan, dan yang kalian reka-reka dengan menjual nama Allah padanya."

"Maka jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu menjadi saksi bersama mereka" 

Jika mereka tergamak dan berani memberikan persaksikan, maka janganlah pula kamu turut membenarkan mereka kerana mereka itu sudah keterlaluan. Apa yang mereka persaksikan itu hanyalah kesaksian dusta dan rekaan semata.

"dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan dengan ayat-ayat Kami," 

Janganlah kamu turut hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat keterangan Kami kerana keinginan mereka tidak jauh dari ‘aqidah mereka, tidak jauh dari syirik dan mendustakan Nabi Muhammad s.a.w. Pengharaman mereka terhadap apa yang Allah halalkan muncul dari hawa nafsu yang menyesatkan.

"dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka dengan Tuhan mereka mempersekutukan."

Janganlah kamu turut hawa nafsu orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedangkan mereka menyamakan sesuatu yang lain dengan Allah dan menjadikan tandingan bagiNya.

Berdasarkan keterangan di atas, maka alasan mereka dengan qadar sebenarnya telah mereka ketahui bukan sebagai alasan. Mereka beralasan dengannya hanyalah untuk menolak kebenaran.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...