Ahad, 14 Mei 2017

60:1-3 Tafsir Surah Al Mumtahanah, ayat 1-3.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (١) إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ (٢) لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٣)

Penduduk Mekah merosakkan perjanjian yang telah disepakati dengan Nabi Muhammad s.a.w. Rasulullah s.a.w. telah bertekad akan menyerang Mekah dan menaklukkannya. Beliau s.a.w. memerintahkan kepada kaum muslim untuk membuat persiapan untuknya.

Beliau s.a.w. merahsiakan tujuannya ini kepada sebahagian dari sahabatnya, yang antara lain ialah Hatib ibnu Abu Balta'ah. Sedangkan yang disebarkan ialah bahawa Nabi s.a.w. bertujuan ke Khaibar. Beliau s.a.w. berdoa, "Ya Allah, umumkanlah kepada mereka berita kami ini."

Hatib ibnu Abu Balta'ah menulis sepucuk surat kepada orang-orang kafir Quraisy Mekah, memberitakan kepada mereka tentang rancangan Rasulullah s.a.w. Hatib mengirim surat itu melalui seorang wanita. Kemudian Hatib memberinya hadiah sepuluh dirham sebagai imbalan menyampaikan surat tersebut. Lalu wanita itu berangkat menuju ke Mekah dengan menunggang unta.

Allah s.w.t. memperlihatkan hal itu melalui Jibril a.s. kepada Rasulullah s.a.w. sebagai ijabah dari doanya. Lalu Beliau s.a.w. mengutus Ali ibnu AbuTalib dan beberapa orang utusan untuk mengejar wanita tersebut. Maka mereka berangkat dengan memacu kuda hingga sampailah mereka di tempat yang disebutkan.

Maka mereka menjumpai wanita itu sedang menunggang untanya seperti yang disebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Mereka perintahkan kepada wanita itu, "Keluarkanlah surat itu!" Wanita itu menjawab, "Aku tidak membawa surat apa pun." Lalu mereka turunkan dia dan memeriksa barang-barangnya, tetapi mereka tidak menemukan surat tersebut.

Ali r.a. mengancamnya, "Sesungguhnya aku bersumpah dengan nama Allah, bahawa Rasulullah tidak dusta dan Beliau tidak pernah berdusta kepada kami. Sekarang kamu serahkan surat itu atau kami benar-benar akan membuka pakaianmu." Akhirnya wanita itu mengeluarkan surat tersebut dari gelung rambutnya.

Kemudian mereka ambil surat itu dan menyerahkannya kepada Rasulullah s.a.w. Surat tersebut benar-benar dari Hatib ibnu Abu Balta'ah, ditujukan kepada sejumlah orang-orang musyrik di Mekah, memberitahukan kepada mereka rancangan yang akan dilakukan oleh Rasulullah s.a.w.

Umar berkata, "Wahai Rasulullah, dia telah berkhianat kepada Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin, maka izinkanlah bagiku memukul (memenggal) batang leher orang munafik ini." Rasulullah s.a.w. memanggil Hatib dan bertanya, "Hai Hatib, apakah yang mendorongmu berbuat demikian?"

Hatib menjawab, "Wahai Rasulullah, janganlah engkau tergesa-gesa mengambil keputusan terhadapku. Sesungguhnya aku adalah seorang yang hidup menumpang kepada orang-orang Quraisy, dan aku bukanlah seseorang dari kalangan mereka sedangkan di antara kaum Muhajirin yang ada bersama engkau mempunyai kaum kerabat di Mekah yang dapat melindungi keluarganya yang ditinggalkannya. Dan aku memiliki harta dan keluarga yang ada di kalangan mereka. Maka kerana aku tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan mereka, aku bermaksud menggantinya dengan jasa kepada mereka. Maka aku menyampaikan maklumat itu kepada mereka agar keluarga dan hartaku yang ada di sana tidak diganggu. Tidaklah aku berbuat demikian kerana kekafiran, bukan pula kerana murtad dari agamaku, serta tidak pula ridha dengan kekufuran sesudah aku masuk Islam."

Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Dia benar, janganlah kalian berkata kepadanya kecuali yang baik." Umar berkata, "Wahai Rasulullah, dia telah berkhianat kepada Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin, maka izinkanlah bagiku memukul batang leher orang munafik ini."

Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda, "Bukankah dia termasuk ahli Badar (ikut dalam Perang Badar)? Semoga Allah memperhatikan ahli Badar dengan perhatian yang khusus, lalu Dia berfirman, "Berbuatlah menurut kehendakmu, sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan bagimu.”" 

Mendengar jawaban Rasulullah s.a.w., maka berlinanglah air mata Umar, lalu dia berkata, "Allah dan RasulNya lebih mengetahui."

Lalu Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"1. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian menjadikan musuhKu dan musuh kalian teman setia" 

Kerjakanlah keimananmu dengan berwala’ (mengambil mereka menjadi kekasih, teman dan orang-orang yang terdekat) kepada orang-orang yang beriman. Janganlah kamu berwala' kepada orang-orang yang menolak beriman. Demikian itu bertentangan dengan keimanan, menyelisihi ajaran Nabi Ibrahim a.s. dan bertentangan dengan akal sihat yang mengharuskan untuk bersikap hati-hati terhadap musuh. Sesungguhnya mereka itu musuh Allah dan musuh kaum mukmin kerana kaum musyrik dan orang-orang kafir sentiasa memerangi Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin.

"kalian menyampaikan kepada mereka kerana kasih sayang" 

Apabila kasih sayang terjadi, maka akan diiringi dengan sikap menolong dan membela. Kamu mengambil orang-orang kafir yang menjadi musuhmu sebagai teman setiamu, padahal mereka hanya menginginkan keburukan untukmu dan mereka tinggalkan Tuhannya yang menginginkan kebaikan untuk dirinya.

"dan sungguh mereka kafir terhadap apa yang datang kepada kalian dari kebenaran." 

Orang-orang kafir telah ingkar kepada agama Islam dan Al Qur’an.

"Mereka mengusir Rasul dan diri kalian bahawa kalian beriman kepada Allah, Tuhan kalian."

Orang-orang kafir juga telah mengusir Rasulullah s.a.w. dan kaum mukmin dari kampung halaman mereka hanya kerana mereka beriman kepada Allah.

"Jika kalian keluar untuk berjihad pada jalanKu dan mencari keridhaanKu." 

Jika keluarmu dengan maksud berjihad di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah dan mencari keridhaanNya, maka berwala’lah kepada wali-wali Allah dan musuhilah musuh-musuhNya. Demikian itu merupakan jihad fii sabilillah dan ia termasuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh keridhaanNya.

"Kalian merahsiakan kepada mereka dengan kasih sayang. Dan Aku lebih mengetahui dengan apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan."

Kamu memberitahukan secara rahsia berita-berita Nabi Muhammad s.a.w. kepada orang-orang kafir kerana rasa kasih sayang kepada mereka padahal kamu mengetahui bahawa Allah s.w.t. mengetahui semua rahsia, apa yang terkandung di dalam hati dan apa yang kamu perlihatkan. 

Walaupun ia tersembunyi bagi kaum mukmin, namun ia tidaklah tersembunyi bagi Allah s.w.t. Dia akan memberikan balasan kepada hamba-hambaNya sesuai yang Dia ketahui dari mereka, baik atau buruk.

"Dan barang siapa yang melakukannya di antara kalian, maka sungguh telah sesat jalan yang lurus."

Barang siapa di antara kamu yang memberikan wala’ kepada orang-orang kafir setelah Allah s.w.t. memperingatkannya, sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang menyelisihi syara’, akal dan jalan manusia sejati.

"2. Jika mereka menangkap kalian, mereka bagi kalian musuh dan mereka melepaskan kepada kalian tangan-tangan mereka dan lidah mereka dengan kejahatan," 

Seandainya mereka mempunyai kemampuan untuk mengalahkan kalian, tentulah mereka tidak segan-segan memukulmu, membunuhmu, mencaci-makimu atau melakukan perbuatan lainnya untuk menyakitimu.

"dan mereka menginginkan sekiranya kalian ingkar." 

Inilah maksud utama mereka. Mereka ingin supaya kamu kembali kafir. Mereka sangat menginginkan agar kamu tidak memperoleh suatu kebaikan pun. Permusuhan mereka kepada kalian telah mendarah daging, baik lahir maupun batinnya. Maka tidak sepatutnya kalian berteman dengan orang-orang seperti mereka.

"3. Tidak akan memberi manfaat pada kalian kerabat-kerabat kalian dan tidak anak-anak kalian pada hari kiamat." 

Saudara mara dan anak-anakmu yang masih musyrik sekali-kali tiada dapat menolak azabNya pada hari Kiamat.

"Dia memisahkan di antara kalian." 

Allah akan memisahkan antara kamu dengan mereka. Kekerabatanmu tidak dapat memberikan manfaat kepadamu di sisi Allah. Apabila Allah menghendaki keburukan bagimu, dan pemberian manfaat mereka kepadamu tidak akan sampai kepadamu, jika kamu membuat mereka puas terhadap apa yang dimurkai oleh Allah s.w.t.

Barang siapa yang membiarkan keluarganya dalam kekafiran untuk memuaskan hati mereka, maka sesungguhnya dia kecewa, merugi, dan lenyap amalnya; dan tiada bermanfaat baginya di sisi Allah hubungan kekerabatannya, siapapun dia, walaupun dia adalah orang yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan salah seorang nabi.

"Dan Allah dengan apa yang kalian kerjakan Maha Melihat." 

Allah melihat semua perbuatan kamu. Oleh kerana itu, Dia memperingatkan kamu untuk tidak berwala’ kepada orang-orang kafir, dimana berwala’ kepada mereka hanya memberikan madharrat (kerugian) kepadamu.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...