Ahad, 1 Oktober 2017

6:159-160 Tafsir Surah Al An’am, ayat 159-160.

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (١٥٩) مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ (١٦٠)

Allah s.w.t. memerintahkan bersatu padu dan melarang berpecah belah dalam agama, baik dalam masalah usul (dasar agama) maupun furu’ (cabang). Dia berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"159. Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka," 

Ayat ini bersifat umum mencakup semua orang yang memecah belah agama Allah, berselisih di dalamnya dan bertentangan dengannya. Masing-masing mengambil nama-nama yang sesungguhnya tidak bermanfaat apa-apa bagi agamanya seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi, atau tidak menyempurnakan imannya, seperti mengambil sesuatu dari syari’at dan menjadikan agamanya, namun dia tinggalkan yang lain yang semisalnya atau yang lebih tinggi daripadanya dalam syari’at ini sebagaimana keadaan Ahli bid’ah.

"dan mereka bergolongan-golongan," 

Mereka terpecah dalam golongan-golongan, aliran-aliran, kecenderungan, dan kesesatan. Mereka amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya. Mereka meninggalkan agama yang diperintahkan kepada mereka untuk menjalankannya, seperti orang-orang Yahudi, Nasrani dan lain-lain.

Allah s.w.t. mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya atas agama lainnya. Syariatnya adalah satu, tidak ada pertentangan padanya serta tidak ada pemecah belah.

Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Kami golongan para nabi semuanya bersaudara, agama kami satu."

Semua rasul telah menyampaikan jalan yang lurus, seperti menyembah Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan berpegang kepada syariat rasul yang terakhir. Maka hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan tersebut dinamakan kesesatan dan kejahilan serta hawa nafsu, sedangkan para rasul membersihkan dirinya dari hal tersebut.

"tidaklah kamu dari mereka sedikit pun." 

Sesungguhnya Allah s.w.t. membersihkan diri Rasulullah s.a.w. dari apa yang dilakukan mereka. Dia memerintahkan Beliau s.a.w. untuk berlepas diri dari orang-orang yang memecah belah agamanya. Beliau s.a.w. sedikit pun tidak dipertanggung jawabkan atas perbuatan mereka.

"Sungguh hanyalah urusan mereka kepada Allah, kemudian Dia terangkan kepada mereka dengan apa yang mereka kerjakan." 

Urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah s.w.t. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Dia akan menjelaskan perihal kelembutanNya dalam keputusan hukumNya dan keadilanNya kelak di hari kiamat.

"160. Barang siapa yang datang dengan kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipatnya;"

Barangsiapa yang menemui Allah s.w.t. dengan membawa amal kebaikan, maka baginya pahala yang lebih baik dari pada kebaikannya itu. Baginya sepuluh kali ganda amalnya. 

Barang siapa yang berniat hendak mengerjakan suatu kebaikan, maka dicatatkan baginya satu pahala kebaikan. Apabila dia mengerjakannya, baginya pahala yang setimpal, sepuluh kali ganda, tujuh ratus kali ganda atau gandaan yang sangat banyak tergantung kepada niatnya.

Contohnya, solat Jumaat yang dihadiri dengan insaf, diam, tidak melangkahi leher seorang muslim pun dan tidak mengganggu seseorang pun, merupakan kifarat (penghapus dosa) yang terjadi antara Jumaat itu dengan Jumaat berikutnya dan lebih tiga hari. Seseorang yang berpuasa tiga hari pada setiap bulan seperti dia melakukan puasa setahun penuh.

Barang siapa yang meninggal dunia dengan membawa kalimah "Tidak ada Tuhan selain Allah", dalam keadaan muslim lagi mukmin, tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka wajib baginya masuk syurga.

"dan barang siapa yang datang dengan kejahatan, dan tidak diberi balasan kecuali serupa dengannya," 

Barangsiapa yang menemui Allah s.w.t. dengan membawa perbuatan yang jahat, maka baginya dosa yang seimbang dengan kejahatannya itu. Dia akan diberi pembalasan seimbang dengan kejahatannya.

Barang siapa yang berniat hendak melakukan suatu kejahatan, maka tidak dicatatkan sesuatu pun atasnya. Apabila dia mengerjakannya, dicatatkan atas dirinya dosa satu kejahatan tanpa dilipatgandakan atau Allah menghapuskannya.

Jika dia meninggalkan (tidak mengerjakannya) kejahatan itu kerana takut kepada Allah, maka baginya dicatatkan pahala satu kebaikan kerana berkat usahanya dalam menahan diri untuk tidak mengerjakan kejahatan demi kerana Allah. Hal ini terdiri dari amal dan niat.

Jika dia meninggalkan kejahatan itu kerana lupa dan tidak ingat lagi kepadanya. Maka dia tidak mendapat pahala, tidak pula dosa, kerana dia tidak berniat suatu kebaikan pun dan tidak pula mengerjakan suatu kejahatan pun.

Jika dia meninggalkan kejahatan itu kerana tidak mampu dan malas sesudah berusaha bermacam cara untuk mengerjakannya, maka dia sama kedudukannya dengan orang yang mengerjakannya. Sesungguhnya dia sangat berkeinginan untuk mengerjakannya.

Barang siapa yang mati dalam keadaan kafir, maka wajib baginya masuk neraka. Tidak ada seorang pun yang binasa kerana Allah melainkan hanyalah orang yang ditakdirkan binasa.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah s.w.t. berfirman, "Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, maka baginya pahala sepuluh kebaikan yang semisal dengannya dan lebih dari itu. Dan barang siapa mengerjakan suatu kejahatan, maka balasannya adalah kejahatan yang semisal, atau Aku ampuni (dia). Barang siapa yang mengerjakan sepenuh bumi berupa dosa, kemudian ia menemuiKu dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku jadikan baginya ampunan yang semisal dengan dosanya itu. Barang siapa mendekatkan dirinya kepadaKu satu jengkal, nescaya Aku mendekat kepadanya satu hasta. Barang siapa mendekatkan dirinya kepadaKu satu hasta, nescaya aku mendekatinya satu depa (rentangan tangan). Dan barang siapa yang datang kepadaKu dengan berjalan kaki, nescaya Aku datangi dia dengan berlari kecil.""

"dan mereka tidak dianiaya." 

Sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya. Ini merupakan bukti keadilan Allah dan ihsanNya. Dia tidak menzalimi atau merugikan sesiapa pun walaupun seberat zarrah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...