Selasa, 5 Disember 2017

61:1-4 Tafsir Surah As Saf, ayat 1-4.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (٣) إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ (٤)

Ketika para sahabat Rasulullah s.a.w. duduk-duduk bermuzakarah, di antara mereka ada yang berkata, “Sekiranya kami mengetahui amal yang lebih dicintai Allah, pasti kami akan mengerjakannya.”

Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan bumi,"

Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih dengan memuji Allah, beribadah kepadaNya dan meminta keperluanNya.

"dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."

Dia menundukkan segala sesuatu dengan keperkasaan dan kekuasaanNya. Dia Mahabijaksana dalam ciptaanNya dan dalam perintahNya.

Ketika diturunkan perintah berjihad, sebahagian dari mereka merasa berat dan tidak senang dengan perintah itu. Mereka menyalahi ucapannya dan segan untuk berjihad. Kaum Muslim diuji dalam Perang Uhud. Mereka didesak dan akhirnya mereka lari ke belakang dan meninggalkan Nabi s.a.w. Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"2. Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan."

Kalian mengatakan atau menjanjikan sesuatu, tetapi kalian tidak memenuhinya. Kalian berkata tentang kebaikan dan mendorong orang lain melakukannya, adakalanya kalian berbangga dengannya, tetapi kalian melupakan kewajiban kalian sendiri dan tidak melakukannya.

Kalian melarang mengerjakan keburukan, bahkan adakalanya kalian menganggap diri kalian bersih, tetapi kalian sendiri dilumuri oleh dosa-dosa.

Mengingkari janji, berbicara dusta dan mengkhianati kepercayaan itu adalah sifat orang munafik. Keadaan yang tercela ini tidak layak bagi orang-orang mukmin. Allah s.w.t. mengukuhkan pengingkaranNya terhadap sikap mereka yang begitu.

"3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan."

Mengatakan perbuatan yang tidak kalian lakukan sangat dibenciNya. Sepatutnya orang yang memerintahkan kepada kebaikan menjadi orang yang pertama melakukannya, dan orang yang melarang keburukan menjadi orang yang pertama menjauhinya.

Apabila kalian berjanji akan melakukan sesuatu, tetapi kalian tidak melaksanakannya, maka dibebankanlah ke atas bahu kalian persaksian dan kelak di hari kiamat kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.

Di antara mereka ada yang mengatakan bahawa mereka telah berperang, menusukkan tombak, memukulkan pedangnya dan tetap bertahan dalam medan perang. Padahal mereka tidak pernah menusuk, memukul ataupun membunuh. Bahkan ada yang melarikan diri.

Suatu kaum dari orang-orang munafik telah berjanji akan membantu kaum muslim, tetapi mereka berpaling dan tidak memenuhi apa yang mereka janjikan kerana takut mati.

Dahulu sebelum jihad difardukan, segolongan kaum mukmin sangat menginginkan sekiranya Allah s.w.t. menunjukkan kepada mereka amal yang paling disukaiNya, maka mereka tentu akan mengerjakannya. Maka Dia berfirman menjelaskannya.

"4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur"

Allah s.w.t. mengasihi dan mencintai hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya tanpa keraguan, yang keluar berjihad dijalanNya agar kalimah Allah lah yang tertinggi dan agamaNyalah yang menang lagi berada di atas agama-agama lainnya, dengan mengharapkan ridha dan pahalaNya.

Mereka berkorban mempertahankan agama dan mengamalkannya. Mereka berperang melawan orang-orang yang menderhakaiNya, kafir terhadapNya, menentang keimanan dan tidak mahu mengakuinya.

Allah s.w.t. juga mengasihi dan mencintai hamba-hambaNya yang melaksanakan perintahNya secara teratur. Oleh kerana itulah sebelum Rasulullah s.a.w. berperang melawan musuh, Beliau terlebih dahulu mengatur barisan para sahabatnya membentuk saf dan merapikan kedudukan-kedudukan mereka.

Mereka berbaris dengan teratur dan rapi tanpa ada celah semasa menghadapi musuh-musuh Allah dalam medan pertempuran. Saf mereka dalam pertempuran sama dengan saf mereka dalam solat. Masing-masing kelompok fokus di tempatnya dan mengerjakan tugasnya.

Ini merupakan strategi yang diajarkan oleh Allah s.w.t. kepada orang-orang mukmin. Maka sempurnalah amal dan tercapailah kesempurnaan. Sesungguhnya perintah ini akan menjadi pemelihara diri bagi orang yang mengamalkannya.

Dengan barisan yang tersusun rapi dan tertib tercapailah kesamaan antara para mujahid, saling bantu-membantu, menambahkan semangat dan membuat musuh gentar.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Ada tiga macam orang yang Allah ridha kepada mereka, iaitu seorang yang mengerjakan solat malam hari, dan kaum yang apabila solat mereka membentuk barisan dengan teratur, serta kaum yang apabila dalam medan perang mereka membentuk barisan dengan teratur."

"seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh."

Mereka saling merapat dan melekat ketat dalam saf atau barisan peperangan. Mereka kelihatan dan berkeadaan seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh dan tidak rapuh.

Kerana itu dahulu mereka tidak suka berperang sambil menunggang kuda. Mereka lebih suka berperang dengan jalan kaki kerana ada ayat ini.

Di antara mereka ramai yang terus-menerus berjihad di jalan Allah hingga titik darah penghabisan dan gugur mati syahid dalam medan pertempuran.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...