Ahad, 19 Januari 2020

7:54-56 Tafsir Surah Al A’raf, ayat 54-56.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤) ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (٥٥) وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦) 

Allah s.w.t. berfirman,

"54. Sesungguhnya Tuhan kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari," 

Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini, termasuk langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari atau masa, iaitu Ahad, Isnin, Selasa, Rabu, Khamis dan Jumaat. Pada hari Jumaat semua makhluk kelak dihimpunkan, dan pada hari Jumaat juga Allah menciptakan Adam a.s.

Menurut sebahagian ulama, hari di sini seperti hari-hari di dunia, iaitu sama dengan hari-hari kita sekarang, seperti yang kita fahami dengan mudah. Ada yang mengatakan bahawa setiap hari adalah yang lamanya sama dengan seribu tahun.

Allah s.w.t. sesungguhnya mampu menciptakan dalam sekelip mata, akan tetapi Dia menghubungkan akibat dengan sebabnya sebagaimana yang dikehendaki oleh hikmahNya.

Adapun mengenai hari Sabtu, tidak terjadi padanya suatu penciptaan pun, kerana hari Sabtu adalah hari yang ketujuh. Kerana itulah hari ini dinamakan hari Sabtu, yang ertinya putus.

"kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy."

Lalu Dia beristiwa, bersemayam atau berkuasa di atas 'Arasy. Bersemayam di atas 'Arasy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan keagunganNya. ‘Arasy adalah makhluk Allah yang paling besar, yang merupakan atap seluruh makhluk, dan makhluk yang paling tinggi, dan Allah berada di atas ‘Arasy.

"Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat," 

Dia menutupkan malam kepada siang, iaitu menghilangkan cahaya siang hari dengan gelapnya malam hari, sehingga bumi yang sebelumnya terang menjadi gelap dan manusia dapat beristirahat.

Yang mengikutinya dengan cepat bermaksud masing-masing dari keduanya mengikuti yang lainnya dengan cepat dan tidak terlambat, setiap kali malam tiba, maka siang pun pergi, dan setiap kali siang tiba, maka malam pun pergi.

"Dan matahari, dan bulan, dan bintang-bintang tunduk dengan perintahNya." 

DiciptakanNya juga matahari, bulan dan bintang-bintang. Besarnya makhluk tersebut menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah. Keteraturan dan kerapiannya menunjukkan sempurnanya kebijaksanaan Allah. Manfaat dan maslahat yang diperoleh daripadanya menunjukkan luasnya rahmat Allah dan ilmuNya, dan bahawa Dia adalah Tuhan yang berhak disembah satu-satunya.

Masing-masing tunduk kepada perintahNya, tunduk di bawah pengaturanNya dan tunduk di bawah kehendakNya. Dia memerintahkan mereka, lalu mereka semua taat.

"Ingatlah! BagiNya penciptaan dan perintah."

Menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Hanya Dialah yang berhak menguasai dan mengatur semuanya. Segala ciptaan termasuk hukum-hukum kauni qadariy (ketetapanNya di alam semesta) dan urusan termasuk hukum-hukum syar’i (perintah dan larangan dalam agama) dan hukum-hukum jaza’i (pembalasan terhadap amalan) yang dilakukan di akhirat, semuanya menjadi hakNya.

"Mahasuci Allah Tuhan semesta alam." 

Maha Agung, Maha Tinggi dan Maha banyak kebaikan dan ihsanNya. Setiap berkah yang ada di alam semesta merupakan atsar (pengaruh) rahmatNya.

Allah s.w.t. memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya agar mereka berdoa memohon kepadaNya untuk kebaikan urusan dunia dan akhirat mereka.

"55. Berdoalah kalian kepada Tuhan kalian dengan rendah diri dan suara lembut."

Berdoalah kalian kepada Tuhan kalian dengan tadharru', iaitu berendah diri dan tenang dalam ketaatan kepadaNya, dan dengan khufyah, iaitu dengan hati yang khusyuk, penuh keyakinan kepada Keesaan dan KekuasaanNya terhadap semua yang ada antara kalian dan Dia, suara yang lembut atau pelan, bukan dengan suara yang keras untuk pamer atau yang dikhuatirkan timbul riya’ daripadanya.

Di dalam sebuah hadis diceritakan bahawa suara orang ramai terdengar keras saat mengucapkan doanya. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Hai manusia, tenangkanlah diri kalian, kerana sesungguhnya kalian bukanlah menyeru yang tuli dan bukan juga yang ghaib, sesungguhnya Tuhan yang kalian seru itu Maha Mendengar lagi Mahadekat."

"Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Di antaranya adalah melampaui batas tentang sesuatu yang diminta (seperti meminta sesuatu yang tidak sesuai baginya), berlebihan dalam meminta, melampaui batas dalam cara meminta, keras-keras dalam berdoa dan sebagainya.

"56. Dan janganlah kalian membuat kerosakan di atas bumi setelah memperbaikinya" 

Janganlah kalian membuat kerosakan di muka bumi dan hal-hal yang membahayakan kelestariannya dengan syirik dan kemaksiatan sesudah Allah memperbaikinya dengan mengutus para rasul.

Sesungguhnya apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan kelestariannya, kemudian dirosakkan, hal tersebut akan membahayakan semua hamba Allah. Maka Allah s.w.t. melarang hal tersebut, dan memerintahkan untuk menyembahNya, berdoa kepadaNya, berendah diri dan memohon belas kasihanNya.

"dan berdoalah kalian kepadaNya dengan rasa takut dan penuh pengharapan."

Berdoalah kepadaNya dengan rasa takut terhadap siksaan yang ada di sisiNya, takut jika ditolak dan takut tidak akan diterima. Berdoalah dengan penuh harap terhadap rahmatNya, harap kepada pahala berlimpah yang ada di sisiNya, harap agar diterima dan harap akan dikabulkan.

Seseorang yang berdoa hendaknya tidak merasa ujub dengan dirinya, menempatkan dirinya melebihi kedudukannya, dan berdoa dengan hati yang lalai lagi lengah. Ini semua termasuk ihsan dalam berdoa, kerana ihsan dalam beribadah bererti melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan sempurna.

"Sesungguhnya rahmat Allah dekat dari orang-orang yang berbuat baik." 

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat atau sentiasa menuju kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, iaitu mereka yang mengikuti perintah-perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya, yang berbuat ihsan dalam ibadahnya dan berbuat ihsan terhadap orang lain.

Jika seorang hamba banyak berbuat ihsan, maka semakin dekatlah dia dengan rahmat Allah. Disebutkan kata “qarib” (dekat) dengan bentuk mudzakkar sebagai khabar dari rahmat Allah, kerana disandarkan rahmat tersebut kepada Allah, atau kerana rahmat tersebut bererti pahala.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...