Selasa, 5 Mei 2020

16:125-128 Tafsir Surah An Nahl, ayat 125-128.

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (١٢٥) وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ (١٢٦) وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلا بِاللَّهِ وَلا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ (١٢٧) إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ (١٢٨) 

Allah s.w.t. memerintahkan kepada RasulNya, Nabi Muhammad s.a.w.,

"125. Serulah kepada jalan Tuhan kamu" 

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu yang lurus; yang di dalamnya mengandung ilmu yang bermanfaat dan amal yang soleh. Serulah mereka untuk menyembah Allah.

"dengan hikmah" 

Iaitu tepat sasaran, bijaksana dan dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah dengan mendahulukan yang terpenting, berdakwah memperhatikan keadaan mad’u (orang yang didakwahi), berbicara sesuai tingkat pemahaman dan kemampuan mereka, berdakwah dengan kata-kata yang mudah difahami mereka, berdakwah dengan membuat permisalan, berdakwah dengan lembut dan halus. Ada juga yang menafsirkan hikmah di sini dengan Al Qur’an.

"dan pelajaran yang baik"

Iaitu nasihat yang baik dan perkataan yang menyentuh. Termasuk juga memerintah dan melarang dengan targhib (dorongan) dan tarhib (menakut-nakuti). Misalnya menerangkan maslahat dan pahala dari mengerjakan perintah dan menerangkan madharrat dan azab apabila mengerjakan larangan.

"dan bantahlah mereka dengan yang dia lebih baik." 

Berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Terhadap orang-orang yang dalam rangka menyeru mereka diperlukan perdebatan dan bantahan. Maka hendaklah hal ini dilakukan dengan cara yang baik, iaitu dengan lemah lembut, tutur kata yang baik, serta cara yang bijak.

Jika orang yang didakwahi menyangka bahawa yang dipegangnya adalah kebenaran atau sebagai penyeru kepada kebatilan, maka dibantah dengan cara yang baik; iaitu cara yang dapat membuat orang tersebut mahu mengikuti secara akal maupun dalil.

Termasuk di antaranya menggunakan dalil yang diyakininya, kerana hal itu lebih dapat mencapai kepada maksud, dan jangan sampai perdebatan mengarah kepada pertengkaran dan caci maki yang dapat menghilangkan tujuan serta tidak menghasilkan faedah darinya, bahkan tujuannya adalah untuk menunjukkan manusia kepada kebenaran, bukan untuk mengalahkan atau semisalnya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan tingkatan (dalam) berdakwah sesuai tingkatan manusia; bagi orang yang menyambut, menerima dan cerdas, di mana dia tidak melawan yang hak (benar) dan menolaknya, maka didakwahi dengan cara hikmah. Bagi orang yang menerima namun ada sisi lalai dan suka menunda, maka didakwahi dengan nasihat yang baik, iaitu dengan diperintahkan dan dilarang disertai targhib (dorongan) dan tarhib (membuat takut), sedangkan bagi orang yang menolak dan mengingkari didebat dengan cara yang baik.”

"Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lebih mengetahui dengan siapa yang tersesat dari jalanNya" 

Sesungguhnya Allah lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya. Dia mengetahui sebab yang dapat mengarah kepada kesesatan. Dia juga mengetahui amal-amal yang timbul dari kesesatannya, dan Dia akan memberikan balasan terhadapnya.

"dan dia lebih mengetahui mengenai orang-orang yang mendapat petunjuk."

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. Dia mengetahui orang yang sesuai memperoleh hidayah, maka Dia menunjukkan mereka.

Allah telah mengetahui siapa yang celaka dan siapa yang berbahagia di antara mereka, dan hal tersebut telah dicatat di sisiNya serta telah dirampungkan kepastiannya. Maka serulah mereka untuk menyembah Allah, dan janganlah kamu merasa kecewa (bersedih hati) terhadap orang yang sesat di antara mereka. Kerana sesungguhnya bukanlah tugasmu memberi mereka petunjuk. Sesungguhnya tugasmu hanyalah menyampaikan, dan Kamilah yang akan menghisab.

Ubay ibnu Ka'b mengatakan bahawa dalam Perang Uhud telah gugur dari kalangan Ansar sebanyak enam puluh orang lelaki, sedangkan dari kalangan Muhajirin hanya enam orang. Maka para sahabat Rasulullah s.a.w. berkata, "Seandainya kita mendapat kemenangan dalam perang berikutnya dari orang-orang musyrik, sungguh kami akan balas mencincang mereka." Dan ketika hari kemenangan atas kota Mekah terjadi, seorang lelaki berkata, "Sesudah hari ini Quraisy tidak akan dikenal lagi." Maka terdengarlah suara seruan yang mengatakan bahawa sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah memberikan jaminan keamanan kepada semua orang, baik yang berkulit hitam maupun yang berkulit putih, kecuali si anu dan si anu. Disebutkan nama sejumlah orang yang dimaksudkan. Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya, "Dan jika kalian membalas, maka balaslah mereka dengan semisal apa yang kalian dibalas dengannya." (An Nahi 16:126), hingga akhir surah. Dan Rasulullah s.a.w. bersabda, "Kami akan bersabar dan tidak akan membalas."

"126. Dan jika kalian membalas, maka balaslah mereka dengan semisal apa yang kalian dibalas dengannya." 

Jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian. Pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan kepada kalian.

Berbuat adillah dalam qisas (pembalasan) dan seimbang dalam menunaikan hak. Jika seseorang mengambil sesuatu dari kalian, maka ambillah darinya yang serupa.

"Dan jika kalian bersabar, sungguh ia lebih baik bagi orang-orang yang bersabar." 

Akan tetapi jika kalian bersabar dengan tidak membalas dendam, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Allah s.w.t. memerintahkan RasulNya untuk bersabar ketika mengajak manusia kepada Allah serta meminta pertolongan kepadaNya dan tidak bersandar kepada diri.

"127. Dan bersabarlah dan tidaklah kesabaranmu kecuali dengan Allah" 

Bersabarlah (wahai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah. Iaitu Dialah yang membantumu untuk bersabar dan meneguhkanmu di atasnya.

Hal ini mengukuhkan perintah bersabar, sekaligus sebagai pemberitaan bahawa kesabaran itu tidak dapat diraih melainkan berkat kehendak Allah dan pertolonganNya, serta berkat upaya dan kekuatanNya. Selanjutnya Allah s.w.t. berfirman,

"dan janganlah kamu bersedih hati atas mereka" 

Janganlah kamu bersedih hati terhadap kekafiran mereka. Iaitu janganlah kamu bersedih ketika kamu berdakwah kemudian dakwahmu ditolak. Janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang menentangmu, kerana sesungguhnya Allah telah menakdirkan hal tersebut.

"dan janganlah kamu dalam kesempitan dari apa yang mereka tipu dayakan." 

Janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Iaitu janganlah kamu pedulikan terhadap tipu daya yang mereka rancangkan kerana makar tersebut kembalinya kepada mereka.

Janganlah kamu merasa duka cita terhadap upaya keras mereka dalam memusuhimu dan memasukkan kemusyrikan terhadapmu, kerana sesungguhnya Allahlah yang mencukupi, menolongmu, menyokongmu, menampakkan kamu, dan memenangkan kamu atas mereka. Adapun kamu, maka kamu termasuk orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.

"128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang mereka berbuat ihsan." 

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan melalui dukunganNya, pertolonganNya, bantuanNya, petunjuk dan upayaNya. Bertakwa adalah dengan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, menjauhi kufur dan kemaksiatan, sedangkan berbuat ihsan adalah dengan mengerjakan ketaatan, beribadah kepada Allah seakan-akan melihatNya, atau merasakan pengawasan dariNya.

Termasuk juga berbuat ihsan kepada manusia, iaitu dengan memberikan manfaat dari berbagai sisi. Mereka adalah orang-orang yang dijaga oleh Allah, dipeliharaNya, ditolongNya, didukungNya, dan dimenangkanNya atas musuh-musuh mereka dan orang-orang yang menentang mereka. Semoga Allah s.w.t. menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.

Selesai tafsir surah An Nahl dengan pertolongan Allah. Walhamdulillahi Rabbil 'aalamiin.

Akhir juz 14.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...